Bab XI. Bercerita Tentang Keluarga

1000 Words
Sepulang dari perjalanan itu, Yuri merasakan ketulusan Ryu. Kehadiran Ryu merupakan cara Tuhan agar ia tidak terpaku dengan masa lalunya.Yuri memutuskan untuk membuka hati seutuhnya memulai hubungan yang lebih serius dengan Ryu. Namun Yuri ingin hubungan mereka di kampus masih sebagai dosen dan mahasiswa barulah diluar kampus sebagai pasangan. Ryu pun setuju karena menghargai keinginan Yuri. Hari-hari mereka lalui bersama dan semakin indah. Hari sabtu ini mereka bertemu di cafe dan berbincang. Perbincangan mereka semakin akrab mulai dari hobby, makanan kesukaan, masa kecil, masa sekolah hingga keluarga. Di momen ini, Yuri bercerita tentang keluarganya. Ia adalah anak tunggal, ia lahir, besar dan sekolah di Indonesia. Tapi karena waktu umurnya 16 tahun papanya dipindahtugaskan ke Jepang, jadi sejak saat itu mereka sekeluarga tinggal di Jepang. Yuri juga menceritakan tentang cinta pertamanya sewaktu masih sekolah dan yang membuatnya ragu untuk memulai hubungan. Ia takut jika tiba-tiba pasangannya hilang meninggalkannya tanpa satu katapun seperti waktu itu. "Ryu, kamu gak akan seperti itu kan, aku mau kamu mengucap kata jika memang tak ingin bersama lagi". "Yur, saya gak akan seperti itu ke wanita yang paling saya sayang, saya gak akan jadi pengecut, saya cinta kamu, Yur" sambil mengenggam erat tangan Yuri dan menatap dengan tatapan penuh cinta. "Makasih, aku juga cinta kamu". "Lalu, bagaimana dengan keluargamu, Ryu?" "Saya juga anak tunggal, orangtua saya sedang di Singapura. Mama sedang menjalani pengobatan, beliau terkena penyakit hati kronis dan papa yang menjaga mama sekarang. Meski papa bukan papa kandung saya tapi sejak kecil papa menyayangi saya seperti anaknya sendiri." "Sedang kakek kamu tahu kan beliau sudah meninggal. Sebenarnya lima tahun yang lalu hubungan kami memburuk hingga saya memutuskan untuk hidup mandiri. Saya menetap di Yogya selama 2 tahun dan ya kerja serabutan. Tapi 3 tahun lalu, kondisi kesehatan kakek memburuk dan mama meminta saya pulang. Lalu kakek akhirnya meninggal. Saya belum sempat memperbaiki hubungan kami sehingga sampai sekarang saya masih merasa bersalah". "Memang apa yang terjadi antara kalian?" "Sebenarnya dari kecil kakek kurang menyukai saya karena papa kandung saya. Dari awal kakek tak merestui hubungan papa dan mama lalu papa saya ditangkap karena terjerat kasus n*****a saat saya umur 5 tahun. Lalu mama menikah lagi dengan lelaki pilihan kakek yang sekarang menjadi papa saya. Sedang Bi Nissa yang dulu tinggal bersama kami kondisinya sekarang, kamu tahu sendiri kan. "Sekarang saya hanya ingin melindungi semua yang saya sayang termasuk kamu Yur". Yuri menatap Ryu dengan penuh cinta, "Saya bahagia bisa bertemu dengan kamu, saya juga akan menyayangi kamu sepenuh hati". Ryu bahagia mendengar hal itu, "Saya juga akan menyayangi kamu seumur hidup". Mereka saling bertatapan dan tersenyum bahagia. "O, iya satu lagi, showroom mobil kemarin itu punya kakek saya, saya mengelola sementara, maaf kalau tempo hari saya gak jujur". "Jadi, kamu anak pemilik showroom, berarti kamu anak orang kaya". "Itu bukan milik saya, Yur, saya belum jadi apa-apa, tapi saya akan kerja keras agar kita bisa cepat menikah". Yuri tersipu, "Menikah...?" "Iya, menikah, kamu mau kan, Yur? Saya akan mengenalkan kamu ke mama papa saya jika mereka kembali". "Iya, aku mau, Ryu" sambil menganggukkan kepalanya. Setelah menghabiskan waktu beberapa jam di cafe, mereka berjalan-jalan di taman sambil bergandengan tangan, menikmati pemandangan lampu di jalanan dan baru pulang. Ryu mengantar Yuri ke mobilnya, "Hati-hati di jalan ya, nanti kabarin kalau sudah sampai". "Iya, kamu juga hati-hati". Yuri menghidupkan mesin mobilnya dan melambaikan tangannya yang dibalas lambaian tangan juga dari Ryu. Setelah sampai di apartemen, Yuri membersihkan diri lalu mulai chat dengan Ryu. Sissy yang saat itu melihat Yuri senyum-senyum sendiri saat berbalas chat menggodanya. "Cie, cie, bahagia banget sahabatku ini, chat dengan siapa, Yur?" "Dengan Ryu, Sis. Sepertinya dia serius dengan perasaannya ke aku. Dia ingin mengenalkan orangtuanya ke aku". "Bagus dong, Yur. Akhirnya sahabatku bisa menemukan kebahagiaan. Aku ikut senang, Yur". Tapi Melisa yang sedari tadi mendengar percakapan mereka merasa tidak senang. "Maksud kak Yuri apa? Kak Yuri dengan Ryu berpacaran? Ryu anak basket di kampus?" dengan nada yang marah. "Melisa, ada apa Mel?" Yuri yang tidak mengerti mengapa Melisa marah kepadanya. "Aku tuh suka sama Ryu sejak awal masuk kampus, aku tuh sudah mendekatinya, pokoknya aku gak mau kakak berpacaran dengan Ryu. Lagian kakak ini kan tidak cocok dengan Ryu. Kakak sudah berumur sedang Ryu cocoknya dengan aku yang seumuran". Yuri tertegun mendengar perkataan Melisa dan Sissy menegur Melisa. "Mel, Ryu itu sukanya sama kak Yuri dan umur itu bukan masalah, kamu jangan tidak sopan bicara seperti itu". "Kak Sissy bukannya membela aku, aku ini adikmu, kenapa malah membela orang luar?" "Mel, sebaiknya kamu masuk kekamar sekarang sebelum kakak marah, masuk!, sambil menunjukkan tangannya ke arah kamar Melisa. "Kakak jahat", Melisa dengan terpaksa masuk ke kamarnya. "Sudah lah Sis, aku yang salah, aku gak tahu kalau Melisa suka sama Ryu, kalau aku tahu,.... " "Yur, Ryu itu suka dari awal sama kamu, kamu gak salah, kalian gak salah, kalian saling mencintai. Kamu jangan masukkan ke hati omongan Melisa, dia itu masih labil, nanti juga dia lupa sama Ryu". "Tapi Sis, kalau perasaannya ke Ryu sama seperti perasaan aku ke Yoga, bagaimana? Aku merasa bersalah, Sis". "Jangan dipikirkan Yur, aku yakin koq Melisa itu mudah berpindah hati. Aku ini kakaknya aku tahu sifat dia. Rasa sukanya itu cuma sesaat gak seperti rasa suka kamu ke Yoga. Jangan karena hal ini kamu jadi merasa bersalah, kamu harus bahagia dengan pilihanmu sekarang. Aku gak mau lihat kamu sedih lagi. Ya". "Iya, Sis. Semoga seperti itu tapi rasanya aku gak enak dengan Melisa kalau masih harus tinggal di sini. Aku harus mulai mencari apartemen, lagian kan pernikahanmu sudah dekat, aku harus segera pindah". "Iya, Yur, teserah kamu saja. Aku minta maaf ya". "Koq kamu yang minta maaf padahal aku yang sudah merepotkan kamu selama ini". "Apaan sih kamu kan sahabat aku mana ada kamu ngerepotin aku" sambil memeluk Yuri. "Kita istirahat, yuk Sis besok bakal jadi hari yang sibuk". "Iya, O iya minggu depan kamu ikut aku ke bridal ya untuk fitting baju". "Minggu depan ya, oke". Mereka pun beristirahat, Yuri memikirkan rencana untuk esok hari sambil berbaring dan lama-lama tertidur.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD