Bab XII. Kecupan Pertama

1166 Words
Keesokan harinya, Yuri bangun dan bersiap untuk pergi mencari apartemen. Yuri mengechat Ryu, menanyakan apa dia bisa menemaninya. "Pagi, hari ini kamu bisa temenin aku cari-cari apartemen?" "Kamu mau cari apartemen? Maksudnya kamu mau pindah dari tempat kamu sekarang?" "Iya, nanti aku ceritain di jalan". "Oke, aku pasti siap nemenin kamu kemana aja. Aku siap-siap dulu sebentar aku jemput ke sana". "Iya, aku tunggu". Sejam kemudian Ryu sudah sampai di parkiran apartemen. "Aku udah di parkiran nih". "Oke, aku turun sekarang". Kita naik mobil aku ya seperti biasa kamu yang bawa. "Siap, sayang, upppsss, saya panggil sayang ke kamu boleh kan, biar lebih romantis gtu". Yuri masuk ke mobil tanpa membalas Ryu. "Boleh gak, Yur saya panggil sayang? Ryu bertanya lagi. "Contact kamu juga sudah saya ganti dengan panggilan sayang" sambil menunjukkan handphonenya. "Iya, sayang", Yuri menjawab dengan tersenyum. Ryu menghidupkan mesin mobil dan berbincang sepanjang perjalanan. "Ada apa, kenapa kamu mau pindah?" "Aku belum cerita ya, sahabat aku bulan depan menikah. Dia dan suaminya akan tinggal di apartemen, jadi ya aku harus cari apartemen lah". "O, jadi rencana kamu mau cari apartemen daerah mana?" "Yang tidak terlalu jauh dari kampus biar gak cape di jalan". "Harus apartemen ya, kalau tinggal di kost, kamu mau tidak. Di tempat kost saya ada khusus buat wanita". "O, aku kira kost untuk mahasiswa saja". "Jadi, ada 2 blok gitu, 1 blok khusus pria, 1 blok lagi khusus wanita. Tempatnya bersih koq dan ada kamar mandi dalam. Sewanya juga ramah di kantong. Kalau kamu mau nanti kita pergi lihat saja". "Iya, boleh juga sih untuk sementara sambil cari-cari apartemen". "Emang harus buru-buru pindah ya, bukannya masih sebulan lagi". Yuri agak sedikit ragu menceritakan kejadian semalam dengan Melisa jadi Yuri tak menceritakannya. "Iya, kan mereka juga ingin mempersiapkan banyak hal", Yuri beralasan. "O, gitu, iya sudah kita cari-cari apartemen dulu baru nanti mampir lihat ke kost an, bagaimana?" Yuri mengangguk setuju. Mereka tiba di sebuah apartemen, lalu Yuri menemui bagian pemasaran. Mereka dikira pasangan muda yang mau mencari apartemen. "Bapak, ibu ingin mencari apartemen type berapa? Ada yang 2 kamar dan 3 kamar, semua lengkap furniture, jadi cocok untuk pasangan muda seperti bapak ibu". Yuri tersenyum dan Ryu juga agak sedikit canggung karena mereka dianggap suami istri. "Kami cari yang 2 kamar". "Boleh, kslau gitu kita lihat dulu, mari saya antar". Sambil mengantar pegawai pemasaran itu menjelaskan fasilitas yang ada di apartemen mulai dari kolam renang, pusat kebugaran hingga pusat perbelanjaan. Saat memasuki ruangan dia juga menjelaskan kelengkapan yang sudah disediakan mulai dari AC, kulkas, tempat tidur hingga tempat menjemur. "Jika bapak ibu tertarik, kita bisa langsung proses, prosesnya sekitar seminggu setelah bapak ibu melakukan pembayaran". "Saya cocok dengan apartemennya,, bagaimana sayang kita ambil yang ini?" Yuri melihat ke arah Ryu. Ryu menatap Yuri, "Ahhh..., iya sayang kalau kamu suka ya kita ambil". "Baik, pembayaran mau dilakukan kapan biar kami bisa urus surat-suratnya". "Iya, sekarang juga boleh". "Baik, kalau gitu kita ke kantor lagi". Mereka kembali ke kantor pemasaran dan Yuri melakukan pembayaran. "Terimakasih, bapak ibu segera kami proses untuk surat-suratnya nanti minggu depan baru serah terima kunci, pihak kami akan menghubungi bapak ibu". "Iya, terimakasih". Mereka pun neninggalkan kantor pemasaran dan pergi makan siang terlebih dahulu sebelum ke tempat kost Ryu. Sesampainya di tempat kost Ryu, mereka menemui pemilik kost disana Ibu Nelly. Bu Nelly wanita parubaya sedikit cerewet tapi baik, ia juga sangat tegas pada penghuni kost. "Bu Nelly" "Eh, Ryu, bawa siapa ini? Kamu kan tahu tidak boleh membawa tamu wanita". "Iya, bu, ini teman saya,Yuri, mau ngekost mau lihat kamar kost nya dulu, masih ada kamar kosong gak bu?" "O, mau lihat kamar toh, boleh, boleh, kebetulan masih ada yang kosong pas di bagian hook. Mari saya antar". Yuri melihat ke kamar sedang Ryu menunggu di depan karena memang tidak boleh lelaki ke blok kamar wanita. Yuri cukup nyaman kamarnya cukup bersih, ada tempat tidur, lemari, meja, kursi dan yang penting kamar mandi dalam. Yuri setuju untuk pindah sementara ke sana dan membayar sewa untuk sebulan. "Saya sewa sebulan saja bu untuk sementara sebelum ada tempat tinggal, boleh bu?" "O, boleh, ini kuncinya". "Tapi bu, kalau pindahannya di bantu Ryu boleh?, cuma bantu pindahin barang-barang". Bu Nelly memandang Yuri dari bawah ke atas. "Ehm,... ya boleh tapi cuma bantu pindah barang ya Neng Yuri. Neng Yuri ini kerjanya apa? Mahasiswi sekampus dengan Ryu?" "Iya, bu, kami memang sekampus tapi saya dosen disana". "Neng, bu dosen, maaf ibu kira mahasiswi gak nyangka masih muda sudah jadi dosen". Yuri hanya tersenyum dan mereka kembali ke ruang depan menemui Ryu yang menunggunya. "Bagaimana Yur, cocok gak? " "Ehm... ehm...," Bu Nelly memandangi Ryu sambil memberi jempol. Yuri dan Ryu jadi salah tingkah. "Kalau gitu kami pamit dulu bu mungkin agak malam saya bawa barang-barang ". "Iya, Neng Yuri, hati-hati". Ryu dan Yuri berpamitan dan menuju mobil. Yuri ingin mengemas barang-barang dan pindah hari ini. Yuri meminta Ryu membantunya. "Aku berkemas sebentar kamu tunggu di parkiran, aku juga udah izin ke bu Nelly kalau kamu nanti yang bantuin aku pindahan". "Hari ini juga...? Iya apa sih yang gak buat kamu sayang", goda Ryu. Mobil mereka sampai di parkiran apartemen dan Yuri meminta Ryu menunggu di mobil saja sementara dia berkemas. Saat sampai di apartemen, Melisa dan Sissy sedang menonton TV di ruang tamu. Melisa yang melihat Yuri langsung beranjak masuk ke kamarnya. "Sis, Melisa masih marah ya sama aku?" "Biasalah Yur, jangan kamu pikirkan nanti juga baik sendiri. O, iya, bagaimana sudah dapat apartemennya?" "Sudah, Sis, nanti minggu depan baru bisa pindah ke sana, jadi sementara aku akan tinggal di kost". "Di kost maksudnya?" "Iya sambil menunggu berkas-berkas" "Di kost mana?" "Kost yang sama dengan Ryu". "Hahh,....mau macam-macam ya tuh anak". "Apaan sih, Sis". Yuri menceritakan apartemen dan tempat kost yang ia akan tinggalin sambil berkemas dan selang sejam barang-barang Yuri selesai dikemas. Ada 3 koper besar. "O, gitu Yur, aku kira si Ryu mau macam-macam. Dia sekarang di parkiran? Aku mau menemuinya dan berpesan buat jagain kamu. Aku juga belum pernah ketemu iya sekalian lah". "Iya, Ryu di parkiran". Yuri dan Sissy menuju parkiran. Ryu yang melihat mereka berlari untuk membantu membawa barang mereka. Selesai memasukkan barang Sissy memperkenalkan dirinya. "Aku Sissy, sahabat Yuri, tolong jagain dia ya, jangan macam-macam", sambil memandang Ryu tajam. Ryu jadi salah tingkah, " Iya, pasti kak". "Aku dipanggil kakak", Yuri pun hanya tersenyum melihat keduanya. "Iya, Sis, makasih ya kamu yang selalu perhatian dan peduli sama aku", sambil memeluknya. "Iya, kamu jaga diri ya, kabarin kalau ada apa-apa". "Pasti, aku jalan dulu ya". Yuri melambaikan tangannya begitupun Sissy. "Kalian akrab banget ya?" "Iya, dia sahabat aku dari SMP". Yuri menceritakan tentang Sissy ke Ryu sepanjang perjalanan dan mereka sampai di tempat kost. Ryu membawa 2 koper Yuri dan mereka memasuki kamar Yuri. Karena letaknya di hook jadi mereka tak bertemu penghuni kamar lain. Sesampai di kamar Ryu meletakkan barang Yuri di sudut dan berpamitan. Saat itu suasana hening dan mereka saling menatap. Sebuah kecupan mendarat di kening Yuri. Iya kecupan pertama sejak mereka berkenalan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD