Pembicaraan Berdua

1160 Words
Opa Haidar menatap lelaki muda di depannya yang penuh pesona, mengamati dari ujung rambut hingga ujung kaki, tersenyum puas, dan melemparkan pertanyaan khas sesepuh pada generasi muda calon menantunya. "Berapa lama kamu mengenal cucuku?" Opa bersuara. Setelah moment pertemuan bersama di ruang keluarga, sebagai sesepuh utama, Opa membawa Liam secara pribadi ke ruang kerja khusus. Ruang kerja ini merupakan sebuah ruangan berukuran lima kali empat meter, memiliki jendela besar yang menghadap taman samping, dengan banyak lukisan yang digantung di dinding. Beberapa di antaranya adalah milik tangan besar Eugene Delacroix. Liam menahan napas. Apakah itu lukisan ori? Atau tiruan yang entah ke berapa? Jejak kekaguman melintas di matanya. "Hampir satu tahun." Liam menjawab pertanyaan Opa dengan mantap. Tak ada keraguan dalam suaranya. "Apa kesibukanmu?" Tatapan Opa semakin menyelidik, seolah-olah lelaki di depannya ini adalah objek yang perlu dinilai dari semua segi. "Saya broker properti. Masih belum mumpuni. Dibandingkan Lilith, saya bukan siapa-siapa. Tapi bukan berarti saya tidak bisa berkembang dan tumbuh. Opa, jika Lilith bisa bersama saya, di masa depan, saya akan meningkatkan kemampuan untuk menjaganya dan memantaskan diri sebagai pasangan." Penjelasan Liam tidak menunjukkan rasa rendah diri, juga tidak menunjukkan kesombongan. Penjelasan ini adalah pengakuan masuk akal yang datang dari hatinya. Suatu sikap yang saat ini mampu dihargai oleh Opa. Sebagai wanita, karakter Lilith terlalu keras dan dingin. Jejak-jekak kelembutan hampir tak ada sama sekali. Perasaannya seperti sebuah kotak pandora yang selalu ia tolak untuk dibuka. Karena itulah Opa khawatir jika dibiarkan saja, cucunya itu hanya akan mendedikasikan diri dalam pekerjaan, membesarkan kekayaan keluarga Akbar Syah, hingga dia tua nanti tanpa sanak saudara. Kesepian di akhir usia. Tak ada siapa pun di sisinya. Bukankah itu mengenaskan? Bayangan itu memukul hati Opa dengan kuat, sehingga mendorongnya membuat ultimatum pada sang cucu. Karena Lilith terlalu berdedikasi pada bisnis, Opa mengambil objek itu sebagai ancaman. Jika sampai usia dua puluh delapan Lilith belum juga menikah, semua aset dan bagian kekayaan dari Opa yang akan Lilith terima akan dialihkan pada Fika. Tampaknya ancaman itu tidak sia-sia. Beberapa bulan lagi Lilith berusia dua puluh delapan tahun, dan kini ada lelaki yang ia bawa pulang. Hanya saja … masih ada keraguan di hati Opa. Selama ini Lilith tak pernah membawa laki-laki pulang. Mungkinkah ini serius? Atau hanya sekadar cara untuk memenuhi tuntutan Opa? "Kamu sudah mengenal cucuku satu tahun. Kenapa baru datang ke rumah ini sekarang?" Bukankah seorang kekasih yang serius menuju jenjang pernikahan diperkenalkan jauh-jauh hari sebelumnya? Sebagai seorang bisnisman, otak Opa sangat tajam. Intuisinya juga akurat. Tak mudah baginya untuk dibodohi. . "Karena saya tahu posisi dan situasi saya. Mungkin, banyak dari kualitas diri saya tidak sesuai dengan cucu Anda!" Tidak ada sakit hati dalam pengakuannya, seolah-olah yang Liam sampaikan adalah fakta sederhana. Dan … faktanya memang begitu. Itulah apa yang telah Lilith atur untuknya. "Jadi kamu merasa tidak yakin dengan cucuku?" Opa tidak terlalu kecewa dengan pemuda di depannya. Tampaknya dia memiliki kesadaran diri yang bagus. Lilith memiliki beberapa bisnis di bawah tangannya. Yang utama adalah bisnis furniture. Yang lainnya properti dan media cetak. Dibandingkan dengan Liam yang menekuni bisnis broker, kesenjangan mereka jelas tidak sedikit. Tapi sebenarnya, bukan strata sosial yang dibutuhkan Opa dalam menganalisis seseorang. Jika generasi seusianya banyak melihat latar belakang seseorang, Opa tidak begitu. Dia adalah jenis orang yang menilai sesuatu dari karakter seseorang. Tidak peduli bagaimana keluargamu dan tingkat sosialmu, selama karaktermu baik dan pekerja keras, itu sudah cukup. "Tadinya. Tetapi cucu Anda meyakinkan saya, jika cinta kami perlu diperjuangkan. Jadi di sinilah saya sekarang, memberanikan diri untuk meminta restu dari Anda dan keluarga Anda untuk menikahi Lilith!" Bagus. Bagus. Setidaknya ada ketulusan yang nyata di mata Liam. Opa rasanya ingin bertepuk tangan dan berlarian ke seluruh ruangan. Akhirnya, Lilith, cucu tersayangnya, mutiaranya yang paling berharga, bisa menemukan dambaan hati. Di permukaan, Opa adalah lelaki sepuh dengan prestise tinggi. Karakternya dikenal keras, tanpa kompromi, metodenya beringas, dan tak mengenal toleransi. Tetapi diam-diam, di relung hatinya yang paling dalam, dia memiliki hati merah muda yang ceria. Lembut, perasa, dan emosinya hampir sama seperti anak kecil. "Kamu tau, hal yang pertama dinilai dari seseorang adalah karakter. Latar belakang, status, posisi, materiel, itu tempelan tambahan. Sesuatu yang sifatnya fisik, rentan dihancurkan. Tapi karakter, ini sesuatu yang dibudidayakan secara alami. Memang bisa berubah, tetapi tak mudah dirampas." Itu artinya sederhana. Selama Liam berkarakter baik, sebenarnya lebih dari cukup menjadi pendamping Lilith. Makna yang coba disampaikan Opa padanya. "Terimakasih, Opa. Anda telah menyetujui niat saya!" "Tidak masalah. Aku akan melihat bagaimana nanti ke depan!" Liam tersenyum puas, menatap beberapa lukisan yang tergantung dengan megah. Satu misi telah selesai. Restu Opa telah Liam kantongi. "Suka lukisan?" tanya Opa, melihat ketertarikan Liam yang jujur dari kedua matanya. "Lukisan itu indah!" Liam mengangguk, mengagumi apa yang matanya tangkap. "Ya. Indah. Menurutmu, bagaimana dengan lukisan yang itu?" Opa menunjuk sebuah lukisan yang menggambarkan sekelompok orang tengah tenggelam karena tsunami. Ada yang terseret arus, ada yang terjebak di puing-puing material, ada yang berusaha meraih lengan temannya, dan ada yang mengambang, sepertinya meninggal. Lukisan itu menggambarkan dengan baik bagaimana gelombang laut menggila, meraih apa pun dari daratan, membawanya dalam kehancuran. Anak-anak, tua, muda, lansia, tak lepas dari cengkeraman musibah. Tidak sulit bagi orang lain menangkap kesedihan, kehancuran, dan keputusasaan dari goresan tersebut. Satu kata yang mewakili lukisan itu. Bencana. "Lukisan itu menyampaikan kesedihan, kehancuran, kematian, dan ketidakberdayaan." Liam menyipitkan matanya, mengamati lukisan yang dipajang di atas kepala Opa dengan baik. Semakin diamati, semakin besar kesan kehancuran di dalamnya. Lukisan adalah bahasa. Dan bahasa selalu menyampaikan pesan. "Memang lukisan itu menggambarkan bencana, kehancuran, kematian, dan kehilangan. Itu yang ditangkap secara umum." Opa mendesah panjang, sorot matanya jatuh dalam kontemplasi. "Tapi bukan itu yang ingin disampaikan pada kita. Kamu lihat sorot mata orang-orang yang terseret ombak ini? Cermatilah! Di sana ada banyak sorot mata yang menunjukkan perjuangan, perlawanan, harapan, dan kekuatan terakhir." Liam tertegun. Bibirnya kaku untuk sesaat. Matanya yang jeli menangkap apa yang ditunjukkan oleh Opa. Ya. Di dalam mata para korban ini, banyak sorot perjuangan yang disampaikan. Seolah-olah mengatakan bahwa meskipun gelombang laut itu merenggut tubuh mereka, menyeret harta mereka, merampas kehidupan mereka, tetapi tak memadamkan perjuangan dan harapan terakhir. Seolah-olah jika hanya tersisa satu detik saja dalam hidup mereka, harapan untuk bertahan hidup mampu bertahan seabad lamanya. "Mata adalah indera pertama untuk melihat sesuatu. Tetapi ingatlah! Tidak semua yang ditangkap mata adalah sesuatu yang ingin disampaikan oleh alam. Jika kamu ingin mengamati sesuatu, pakai ini!" Opa menunjuk d**a. "Rasa dan hati. Kedua hal itu akan menangkap celah-celah yang tidak mampu ditangkap oleh mata!" Liam mengangguk, dalam hati mengukir dalam petuah Opa. Rupanya lelaki sepuh ini bukan hanya memiliki kekuatan dan nama besar. Tetapi juga kebijaksaan, kepekaan, kewibawaan, dan pemikiran yang panjang. Orang seperti itu satu dari sepuluh. Sulit ditemukan. "Kamu, ingatlah! Keluarga Akbar Syah ini adalah keluarga yang berwarna-warni. Saat kamu masuk ke dalamnya, tentukan warna sendiri untukmu dan jadilah orang yang pintar. Terutama pintar melihat situasi dan keadaan! Jangan hanya melihat sesuatu dengan mata telanjàng!" …
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD