71. Lagi-Lagi Ari

1067 Words

Saat Dimas kembali membawa kerupuk juga setumpuk cabai rawit, Mawar sudah makan duluan dan hampir menghabiskan setengah porsi di piringnya sedang di sisi lain, dengan wajah yang mencoba tenang dan keringat dingin mengucur di kepala, Uni sudah duduk di tempat semula. Ia tidak menemukan apa yang dirinya cari. Uni tak bisa membuka flashdisk yang sempat ia lihat. Atau pun komputer juga laptop Dimas mengingat waktunya yang terlalu pendek. Uni memang harus benar-benar mencari cara lain. "Agak lama, sorry ya?" "Enggak apa Mas. Tapi aku udah enggak bisa nahan laper dan enggak mau ribet, jadi yaudah, aku makan duluan aja. Pun kalau kalian memang mau makan pakai sambal, silahkan buat sendiri." Perkataan Mawar barusan membuat hening menyergap di meja makan. Dimas yang keheranan pun berdehem. "Maa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD