"Siap-siap sana, soalnya Mas pulang nanti, kita harus langsung pergi." Mawar membaca pesan yang dikirim oleh Dimas tiga puluh menit lalu. Pergi? Pergi kemana? Meski bingung karena Dimas tak menjawab kebingungannya setelah ditanyai melalui pesan, Mawar tetap mempersiapkan diri dengan sesederhana mungkin. Memakai gaun sederhana sebetis dengan tali di atas pundaknya. Rambut wanita itu tergerai dengan bando pink yang nampak cantik terpampang di bagian atas depan kepala. Menunggu di balik pagar, Mawar mendapati mobil Dimas mendekat dari jauh lalu berhenti tepat di depannya. "Kamu beneran nurut dan udah rapi?" Dimas menscan sang istri dari kepala hingga kaki saat sudah berdiri di hadapannya, senang dengan sikap Mawar yang penurut begini. Sesaat, laki-laki itu mengembangkan senyum dan dengan

