bc

My Buluk Boss

book_age18+
1.0K
FOLLOW
8.2K
READ
HE
goodgirl
boss
sweet
bxg
city
office/work place
like
intro-logo
Blurb

'Dia bos Delux Management? Kenapa ... kenapa ...?'

Liliana Ika Putri auto sakit kepala sebelah saat melihat bos Delux untuk yang pertama kalinya. Tak hanya jauh dari ekspektasi, penampilan Buana Lucky Pratama sebagai Bos Delux Management juga menyakiti mata. Liliana gatal ingin mengganti pakaian Buan.

Buan sebenarnya cukup tampan seandainya dia tidak mengenakan jas kebesaran dan pudar. Apalagi gaya rambutnya yang nggak banget itu. Liliana yang memuja kesempurnaan benar-benar harus menjaga diri agar tidak mengumpat pada Bos dengan penampilan buluk itu.

"Lian ...." panggil Buan dengan senyum aneh di wajahnya. Hal yang membuat Liliana semakin jengah pada bos Delux.

chap-preview
Free preview
MBB1
Namanya Liliana Ika Putri, anak kedua dari pasangan Intan Putri dan Dedi Saputra. Anak perempuan yang kini sudah beranjak dewasa tapi masih seperti anak gadis kecil bagi kedua orang tuanya dan kakak laki-lakinya. Keluarga kecil nan sederhana ini sangat memanjakan Liliana. By the way jangan tertipu dengan nama tengah Liliana Ika Putri, memang namanya Ika tapi dia bukan anak pertama. Bukan satu dua orang yang salah mengira mengenai namanya. Nyatanya Liliana adalah anak kedua. Beda tiga tahun dengan sang kakak William Eka Putra atau yang biasa dipanggil Liam. Hari ini Liliana sangat senang karena mimpinya untuk merantau ke ibu kota terwujud. Meski sebenarnya jarak daerah tempatnya tinggal dengan ibu kota tidak terlalu jauh. Namun bagi Liliana ini sudah sangat bagus. Setidaknya dia bisa mulai hidup mandiri. Berita terbaiknya, Liliana bisa mulai tinggal terpisah dengan keluarganya. Ya, dia akan kos di ibu kota karena sebagai pekerja teladan, Liliana ditarik ke perusahaan pusat yang bertempat di ibu kota Jakarta. “Kalau sudah sampai telepon, ya, Sayang. Mama pasti akan kangen banget sama kamu. Kenapa kamu nggak tinggal di sini aja, sih? Kakakmu bisa, kok, antar jemput kamu ke kantor,” ucap Intan. Dia yang paling keberatan Liliana tinggal sendiri di ibu kota. “Mama percaya sama Lian, ya. Lian pasti akan jaga diri. Lian nggak akan bikin nama Mama sama Papa tercemar, sebaliknya Lian akan bikin Mama sama Papa bangga sama Lian.” Intan tidak bisa menahan tangisnya, padahal sudah semalam suntuk dia menangisi putrinya di kamar. Dedi membawa Intan keluar dari kamar putri mereka, tidak baik juga terus menangisi putri yang akan pergi ke luar kota. Ini hanya akan menjadi tekanan batin bagi putri mereka, Liliana. “Adek, jaga diri baik-baik. Kalau ada yang cari masalah langsung telepon Abang!” ucap William kakak Liliana. Berat baginya melepas adik yang paling ia sayangi pergi jauh darinya. “Iya, Bang Liam. Adek pasti akan sering telepon Bang Liam, mau ada masalah atau nggak,” jawab Liliana yang langsung mendapat pelukan hangat dari sang kakak. Liam rela menolak tawaran kerja di luar negeri agar bisa tetap tinggal bersama keluarga, terutama adiknya. Namun kini Liliana lebih memilih merantau ke ibu kota. “Dek, ngapain sih jauh-jauh ke ibu kota. Nanti kalau ada cicak di dinding siapa yang bakal ngusir buat kamu?” “Adek udah nggak takut ama cicak, udah ah Abang jangan lebay!” “Lian ....” Liam memeluk adiknya dan enggan melepasnya. Dia takut ada yang menyakiti adiknya apalagi kata orang ibu kota itu keras. Setelah banyak drama pelepasannya ke luar kota oleh orang tua dan kakak laki-lakinya, Liliana akhirnya bisa menghirup udara ibu kota Jakarta dengan bebas. Dia benar-benar sendirian di ibu kota sekarang. Terbayang olehnya besok dia akan pindah ke kantor yang baru. Bertemu bos baru dan teman-teman yang baru. Liliana tersenyum senang, dia sudah menyiapkan baju kantor terbaik untuk bertemu dengan rekan kantornya yang baru. “Pasti mereka sangat trendy, secara mereka tinggal di ibu kota. Apa aku beli baju lagi, ya?” pikir Liliana. Dia kemudian membayangkan sosok bos Delux Management yang konon katanya masih muda dan single. Dalam pikiran Liliana, dia membayangkan sosok pemuda dengan setelan jas menawan dan rambut yang disisir rapi dengan sedikit tambahan pomade. Sebagai orang muda, visual yang terbayang oleh Liliana adalah aktor drama korea yang tampan dan rupawan. Baru membayangkan saja Liliana jadi sangat bersemangat. “Bangun, Lian! Bangun!” Liliana menggetok kepalanya sendiri agar dia berhenti melamun. Tetap saja dia kembali membayangkan sosok aktor drama korea yang lain setelah beberapa kali menggetok kepalanya. Liliana membayangkan dia sebagai anak baru akan dibimbing oleh senior yang tampan dan baik. Mengajarinya dan memperkenalkan wilayah sekitar kantor dengan ramah. Lalu rekan wanitanya, mereka akan membawanya ke tempat belanja dan nongkrong di cafe untuk mengisi waktu luang. “Pasti sangat keren,” gumam Liliana. Ia lalu berguling-guling di kasur membayangkan kehidupan nyaman dan bergaya di kota metropolitan. Namun harapan tak seindah kenyataan. Tempat kerjanya bukanlah di gedung perkantoran yang tinggi seperti di dalam angan-angannya. Kantornya hanya berada di sebuah rukan tiga lantai. Dia berbagi ruangan yang sama dengan tiga orang rekan kerja. Berbagi ruangan masih hal wajar dan sudah biasa, tapi yang membuat Liliana mengeluh adalah meja kerja yang tidak beraturan. Meja-meja penuh dengan tumpukan kertas. Saat ia membuka laci meja kerjanya, di sana terdapat banyak kertas bekas yang sudah berdebu. ‘Apa meja ini tidak pernah dibersihkan? Bukankah ada OB yang dipekerjakan di sini?’ keluh Liliana dalam hati. Lalu sosok yang menjadi mimpi buruknya pun akhirnya datang. Bos yang menjadi pemimpin di kantor pusat, seorang direktur yang sering ia bicarakan bersama rekan-rekan wanitanya saat masih bekerja di perusahaan cabang. Bos Delux Management, Buana Lucky Pratama. Liliana berdebar-debar karena kata rekan kerjanya hari ini Bos Delux akan datang berkunjung. Dia adalah pengusaha yang sibuk, tidak setiap hari dia datang ke kantor Delux. Terlalu sedikit informasi tentang Bos Delux, tapi satu hal yang pasti dia sangat baik dan royal pada anak buahnya. Hampir semua karyawan di sini sudah merasakan kebaikan hati Bos Delux. “Lin, nanti kamu harus ngenalin diri biar Bos Buluk ingat nama kamu. Kamu mau dapat bonus lebaran, kan? Nanti kalau ketemu kamu baik-baikin aja, ya. Aku baik kan mau ngasih tahu kamu rahasia disayang Bos,” ucap Iin. Rekan satu ruangan yang sama-sama bekerja di bagian accounting. “Iya, Kak Iin,” jawab Liliana dengan senyum kecut. Entah sudah berapa kali dia mengatakan namanya Liliana tapi temannya ini selalu memanggilnya Lina. Beda jauh antara Liliana dan Lina. “Eh, kita kayak kakak adek ya, Lin? Kamu Lin aku Iin, hahaha ....” Liliana sedikit cemberut dengan pernyataan seniornya, pasalnya dia tidak suka namanya diganti-ganti. Ayah dan ibunya sudah memberinya nama dengan sepenuh hati. Namun karena ingin menghormati seniornya dan menjaga hubungan baik dengan rekan kerjanya, Lian terpaksa diam. “Eh, itu Bos buluk udah dateng,” ucap Iin membuyarkan lamunan Liliana. Jantung Liliana berdebar-debar seperti akan bertemu dengan orang yang paling spesial dalam hidupnya. Sebelum Liliana memperkenalkan diri, dia mematut diri di depan cermin kecil yang selalu ia bawa dalam tasnya. Tak lupa Liliana memoles kembali make up-nya agar terlihat lebih segar. “Hallo semua,” sapa Buan, Bos Delux Management. Bruk! Liliana menjatuhkan lipstik yang baru saja ia gunakan untuk memoles bibirnya. Bukan karena terpesona oleh kehadiran Buan, bukan. Sungguh bukan karena itu. Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
189.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.0K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.8K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
96.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook