bc

THE BUILT BREAKUP

book_age12+
1.8K
FOLLOW
14.4K
READ
escape while being pregnant
pregnant
goodgirl
independent
drama
tragedy
twisted
sweet
lies
love at the first sight
like
intro-logo
Blurb

Anandra berhenti memertahankan Galiya dalam hidupnya dengan memutuskan sebuah perceraian. Mereka saling mencintai, awalnya. Juga masih terus saling mencintai hingga perceraian itu terjadi. Tatap terakhir mereka juga mengindikasikan adanya cinta dan ketidakrelaan untuk berpisah. Lalu... apa yang salah? Siapa yang bermasalah? Mereka saling cinta tetapi memutuskan berpisah?

Lalu, tragedi satu malam menimbulkan masalah baru diantara mereka. Galiya hamil dalam status jandanya. Masalah lainnya adalah lelaki yang seharusnya bertanggung jawab adalah mantan suaminya sendiri. Diperparah dengan fakta, suaminya sudah menikah dengan perempuan lain. Perempuan yang menjadi momok perpisahan mereka.

Dengan begini, apakah Galiya dan Anandra bisa bersatu demi bayi mereka? Atau justru membuat bayi tak bersalah itu harus pergi karena keegoisan orangtuanya?

chap-preview
Free preview
Prolog
Malam itu hujan mengguyur kota yang sudah menjadi tempat kelahiran Galiya. Rintihan yang cukup kencang dan akan terdengar jelas seketika saja bak ditutupi dinding kedap. Tangisan Galiya tak terdengar gaungnya. Kalaupun ada yang mendengar, tidak akan peduli pada suara tersebut. Kesendirian Galiya teramat jelas. Dia tak memiliki siapapun untuk membagi gundah yang sedang dirinya rasa. Hidupnya seolah terlalu mudah sampai membuat lelucon baru setiap saatnya. Tak cukup kehilangan kedua orangtuanya dalam kecelakaan yang membawa mereka ketika hendak menyambangi Galiya yang saat itu melewati persidangan, kehilangan suami karena ketidaklogisan, dan sekarang... Galiya harus dilimpahi tanggung jawab yang datangnya sama sekali tak dirinya inginkan. Dia mencoba mengeluh ketika kehilangan kedua orangtuanya, tapi ternyata mengeluh tak menimbulkan dampak apa-apa. Tak mengeluh juga tak menangkal apa-apa. Ketika sadar, Galiya sudah terlalu dalam merangkak dalam kubang salah dan menyedihkan.  Dipandanginya kembali hasil tes yang rumah sakit kirimkan melalui pos. Hasil dari rumah sakit dan dokter terkenal tak akan pernah berbohong, kan? Ini bukan pertama kali dirinya memeriksa. Sudah ada dua tahap yang dirinya lakukan. Pertama, alat tes yang akuratnya sudah tak perlu diragukan lagi. Kedua, dokter yang mengatakan dugaan itu benar. Lalu tahap terakhir ini, hasil tes darahnya memang mengatakan hal yang sama. Galiya hamil. * "Galiya... aku mohon. Aku mohon..." Anandra memohon dengan berlutut di depan Galiya. Kedua telapak tangan yang ditangkupkan menambah proses itu semakin sengit. "Aku mohon, Galiya... jangan, jangan membunuhnya." Galiya tak pernah melihat pria itu melakukan hal ini sebelumnya. Memohon padanya dengan cara seperti ini. Bahkan tangisan pria itu teramat menyakitkan untuk Galiya saksikan. Niat Galiya datang ke rumah sakit itu adalah untuk meluruhkan nyawa yang tidak akan mendapat kasih sayang utuh dari mereka. Namun, kedatangan Anan membuyarkan rencana apik yang sudah Galiya buat. "Lalu apa? Apa yang akan kamu lakukan dengan memaksa aku memertahankannya, Anandra?!" bentak Galiya dengan tangisnya yang mulai pecah. "Apa kamu nggak sadar? Dengan membuatnya hidup, dia hanya akan tersiksa?! Apa kamu nggak tahu kalau kita sudah membuatnya hadir karena kesala---" "KALIAN BUKAN KESALAHAN!"    Anandra menghentikan ucapan Galiya. Membuat wanita itu sukses bungkam ditempat. Anandra sudah melakukan kesalahan itu sendiri, bukan Galiya ataupun bayi yang mantan istrinya kandung. "Aku yang salah, Galiya... aku yang salah, bukan kamu ataupun anak kita." "b******k sekali kamu, Anan. Bagaimana bisa kamu mengatakan kalau hanya kamu yang salah? Apa kamu ingin membuat aku terlihat lebih jahat dengan bahasa yang memuji? Apa kamu sedang bermain-main sekarang?" Anandra menggeleng sekeras yang ia bisa. "Lupakan itu. Galiya... aku ingin anak kita tetap hidup. Cukup kita berdua saja yang dikecam sebagai pendosa, jangan membuat kamu semakin berdosa dengan menghilangkan nyawa calon manusia." Dunia memang begitu kejam pada Galiya. Sudah besar usaha wanita itu untuk melepaskan Anandra, tetapi justru semakin didekatkan dengan mantan suaminya seperti ini. "Aku ingatkan kamu, Anan... kalau kamu adalah seorang suami dari perempuan yang sudah kamu ikat. Bagaimana bisa kamu berteguh mempertahankan anak dari perempuan lain? Ah, aku ingat... kamu juga melakukan hal yang sama ke aku, dulu. Iya, kan?" Galiya berdecak memaksakan seringai ditengah derasnya air mata. "Kamu pernah ada di posisi ini. Bukan, begitu? Yang berbeda, aku sedang hamil sekarang. Dan kamu punya alasan untuk bersikap sama—" "INI SEMUA KARENA AKU MENCINTAI KAMU! AKU MENCINTAI ANAK KITA!" Anan berteriak sekali lagi untuk menekan getaran suaranya akibat tangis. "Apa kamu nggak bisa melihatnya...? Aku nggak akan melepaskan kamu kalau aku nggak mencintaimu, Galiya."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Noda Masa Lalu

read
184.2K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.9K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

PATAH

read
515.7K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook