Kepala Dave meneleng begitu melihat laporan yang tidak sesuai kadar kesempurnaannya
bagi pria itu. Tidak ada hal yang lebih menyebalkan bagi Dave, selain segala urusan pekerjaan yang kelewat rusak tanpa adanya kedisiplinan bagi pegawainya. Keberadaan Karyna sebagai salah satu orang terpercaya dalam ruangan itu adalah salah satu hal yang membuat iri pegawai lainnya, tetapi juga penyelamat disatu sisi lainnya. Sebab hanya Karyna yang mengurus sosok Dave Mahendra G. tanpa adanya protes yang keluar dari mulut pria
otoriter itu.
"Pak, saya benar-benar membuatnya dengan detil. Tidak ada satu kurang apapun, menurut
saya—"
"Itu menurut kamu!" bentak Dave seraya membanting dokumen yang menurut Dave begitu mengecewakan.
Karyawan bagian keuangan itu menunduk. Dia memang ketuanya, Karyna yang mengambil dokumen sembari mendengarkan ocehan Dave pada karyawan bernama Natama itu. Sebagai sekretaris, Karyna lebih paham siapa Dave. Apa maunya bos mereka, dia paham betul. Jadi, ketika menemukan keganjalan yang Dave maksud dan tidak Natama gubris tentu saja membawa asumsi Karyna mengenai kinerja Natama.
Karyna meletakkan dokumen tersebut kembali di atas meja Dave. Senyumannya mengembang, menatapi Natama yang masih saja bebal akan maunya Dave dalam perkembangan keuangan kantor.
"Pak Natama, boleh saya beri solusi?" kata Karyna membuat kedua pria itu diam.
Natama melirik Dave yang mempersilakan Karyna membuka suara. Perasaan kesal membuat
Natama membalas dengan agak dingin. "Ya. Ngomong aja, Bu Karyn."
Karyna tahu nada cemooh yang keluar dari mulut Natama itu. Namun, Karyn tak memusingkan hal tersebut. "Ini. Semua data yang ada dalam dokumen tersebut, sepertinya memang tidak relevan dengan data yang selama ini saya awasi pemasukan serta pengeluarannya, Pak Natama. Akan lebih baik, bekerja tanpa perasaan saja. Tetapi berdasarkan data yang konkret, Pak. Jika bapak Natama masih mangkir dari semua hal itu, maka saya bisa pastikan uang apa saja yang sengaja pak Natama sembunyikan sumber serta pemakaiannya ini."
Natama terlihat langsung naik pitam dengan sindiran Karyna. Bibir cantik Karyna tak pernah pandang bulu akan mewanti karyawan mana saja yang tidak sejalan dengan keinginan Dave.
Sudah seperti tangan kanan yang tak biasa dimata para pekerja lainnya.
"Jangan sembarangan menuduh, Karyna!"
"Jangan menunjuk wajah sekretaris saya seperti itu, Pak Natama!!" Dave langsung memperingatkan. "Kerjakan apa yang ibu Karyna mau!" Sengaja Dave menekankan kata ibu Karyna.
"Sekarang, keluar dari ruangan saya!"
Selalu berakhir dengan bentakan semacam itu. Setiap ada pekerjanya yang tidak beres, Dave selalu tidak bisa mengontrol emosi.
"Bapak bisa makin terlihat tua kalau mudah emosi seperti itu." Ujar Karyna yang membereskan meja kerja Dave. Mengambil dokumen asal dari Natama, dan menggantinya dengan dokumen lainnya yang harus dipelajari oleh Dave.
"Kamu pintar sekali bicara, Karyna."
Perempuan itu memberikan senyumannya. "Karena kalau tidak, bapak nggak akan pernah memberikan benih bapak untuk saya."
Telak. Dave ditinggalkan oleh Karyna yang kembali menuju mejanya di ruangan perempuan itu sendiri, ruangan yang hanya dibatasi oleh dinding kaca dan Dave bisa melihatnya secara langsung.
"Kalau ibunya seperti kamu, anak saya pasti pandai menjalankan bisnis nantinya!" Begitulah. Tidak ada balasan dari Karyna yang sama sibuknya dengan Dave.
*
Dave mengurung Karyna semenjak jam kerja mereka berakhir di kantor. Ruangan kedap suara milik Dave, atau ruang istirahat yang masih begitu rahasia bagi para pegawai, bukanlah tempat rahasia bagi Karyna. Ketika lengannya ditarik ke atas dan tungkainya dipaksa melebar seiring dengan tubuh Dave yang memaksa masuk agenda kerja mereka menjadi berbeda.
"Pak... jangan diikat terlalu kencang." Karyna tahu adegan apa yang akan dirinya dapat. Ketika Dave membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap, lalu mengikat pergelangan tangan perempuan itu, semuanya terasa jelas. Dave begitu lihai menunjukkan kemampuannya di atas ranjang.
"Saya suka kamu yang memohon, Ryn."
Dihidunya aroma tengkuk Karyna oleh hidung Dave. Kemampuannya sudah mirip dengan anjing pelacak ketika mencari barang buruan. Melekatkan jejak dengan lidah basah pria itu diserta dengan decap bibir hingga membuat Karyna mengaduh kesakitan.
"Berhasil." Kata Dave dengan puas. Menatap tengkuk Karyna yang sudah dibubuhi bekas kecupannya. Berwarna merah keunguan dan nampak terang.
"Bapak mau berubah jadi vampir?! Kenapa leher saya sakit banget rasanya?!"
Dave memilih tak menghiraukannya. Dia segera menarik kemejanya lepas, setelah puas juga menelanjangi Karyna dan terlihat lebih nakal dengan mata serta tangan yang Dave ikat dengan dasi pria itu.
"Kamu akan terbiasa dengan vampir ini, Ryn. Kamu yang nantinya akan meminta untuk terus dihisap semacam ini, atau lebih."
Karyna tak peduli apa kata pria yang mulai membakar kulit bokongnya dengan tamparan telapak tangannya. Lalu, banyak percobaan lain yang belum Karyna rasakan langsung sensasinya dari seorang Dave Mahendra G. padanya.