Chapter 2

701 Words
Karyna mengambil tempat untuk duduk disebelah Dave. Bertemu dengan orangtua pria itu bukan keinginan terdalam bagi Karyn. Maksudnya adalah bukan sebagai calon menantu tetapi sebagai rekanan pekerjaan adalah yang Karyn tunggu. Dave menepuk lengan Karyna agar mulai berpura-pura menjadi istri idaman keluarga. Namun, Karyn sudah begitu berarti bagi keluarga tersebut sebagai anggota sejak lama. "Kenapa baru berkunjung ke sini, sih, Karyna? Tante menunggu padahal. Kamu itu punya gaya busana yang bagus. Rekomendasi kamu waktu arisan dulu sudah membuat teman-teman tante terkejut, loh. Ya, ampun... pokoknya kamu harus carikan gaya busana lagi buat tante, ya." "Ma." Dave membuat Hayana berhenti mengoceh. "Sebentar lagi juga Karyna akan sering membantu mama buat milih apa aja." Pria itu menatap Karyna seolah ada debaran cinta diantara mereka. "Maksud kamu gimana, Dave?" Dave memasang senyuman dengan lebar. Matanya membuat kedua orangtuanya percaya bahwa akhirnya sang putra bisa jatuh cinta juga. Pencapaian luar biasa, dan Hayana langsung bertepuk tangan heboh sendiri. Sedangkan sang papa tidak banyak melakukan gerakan yang menunjukkan kelegaan. Hanya kalimat tanya yang langsung menjurus saja, "Kapan rencanya dihelatkan pesta? Papa nggak mau rekan bisnis kita ada yang terlewat undangan." Karyna terkejut dengan semua yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya dibenak perempuan itu. Ketika diajak mengunjungi orangtua bos-nya itu, dalam kepala Karyna, dia hanya berpikir bahwa ada pertentangan dari mereka selayaknya drama yang sering membuat adegan seperti itu. Restu tak turun karena latar belakang calon menantu. "Mungkin segera, Pa. Tapi aku dan Karyn belum membicarakannya lebih lanjut." "Saya maunya nggak buru-buru, Om dan tante." "Jangan buru-buru? Dave ini sudah tua, loh, Ryn. Kamu mau dia nggak bisa ngapa-ngapain karena udah tua?" Karyna menatap atasannya dan memberi kode apa maksud dari ucapan Hayana. Sayang, Dave tidak peduli dengan kode tersebut. "Aku baru 32, Ma. Karyna juga udah 28. Jadi pas jarak usia kita. Kalo aku tua, Karyna juga ikut tua." Yang membuat Karyna tidak habis pikir setelah itu adalah bagaimana orangtua dan anak mereka membuat skenario pernikahan mewah dan megah yang membuat kepala perempuan itu sakit sendiri mendengarnya. Kenapa banyak sekali cobaan bekerja dibawah tekanan Dave ini? * "Mau kemana?" tanya Dave begitu mereka keluar dari kediaman orangtua pria itu. "Pesan kendaraan online, Pak." Sifat Karyna yang begitu lugas membuat Dave gemas dibuatnya. "Sini!" titah Dave membuat Karyna mau tak mau mendekat juga. Begitu berada di depan pria itu, Karyna dibuat terkejut karena tiba-tiba saja Dave menarik tengkuknya dan mencium dengan gerakan bibir yang tak biasa. Begitu intim dan terlalu meng-eksplor bagian dalam mulut Karyna. Walau begitu, Karyna juga berpengalaman mengenai cium-mencium. Jadi, mereka menikmati hal tersebut sebagai hal biasa untuk memuaskan hasrat dalam diri mereka masing-masing. "Ikut saya malam ini." Karyna yang masih agak setengah mengatur napas membalas, "Kemana?" "Tempat dimana kamu harus terbiasa untuk tinggal dan berdekatan dengan saya." "Maksud bapak?" Dave mengelus pipi Karyna dan menyematkan tangan kedalam rambut perempuan itu. Dia buat gerakan agak meremas dibagian dalam rambut agar Karyna agak mendongak. "Kamu tahu kalau saya suka dengan perempuan yang penurut, kan?" Karyna mengangguk. "Lalu kenapa kamu suka membuat saya kesal, Ryn? Saya mau kamu menjadi ibu dari anak saya, dan itu artinya kamu harus mulai menurut dengan apa yang saya mau." "Memangnya apa yang sekarang bapak mau?" Seperti sebuah ajakan. Karyna mengambil kesempatan membuat atasannya itu tertarik sekaligus marah. "Kamu . Saya mau kamu, Karyna." Inilah yang membuat hubungan antar orang dewasa sedikit terlihat mengerikan. Mereka tak menaruh rasa, tak berekspektasi apa-apa, tetapi mengambil kesempatan yang ada untuk bercengkerama bersama. Bukan hal yang salah. Juga bukan hal yang lumrah begitu saja. Mereka adalah rekan di kantor. Mereka mengenal satu sama lain di kantor, lama menjadi atasan dan bawahan. Kini mereka akan memutus bagian formal itu dan menjadikan atasan dan bawahan yang memiliki artian lebih menyenangkan. "Masuk." Kata Dave menyuruh Karyna masuk ke dalam mobil sebelum pikiran mereka kembali normal. Bagi Dave, sudah begitu lama rasanya tidak mencicipi surga dunia semenjak hidupnya dituntut untuk segera memiliki keturunan. Memikirkan Karyna sebagai kandidat kuat juga tidak dalam waktu yang singkat, Dave mengambil banyak waktu untuk menimbangnya. Hingga hasutan dalam otaknya merangkak, menggedor agar Dave memilih Karyna. Sekarang, begitu kesempatan datang... Dave akan memanfaatkannya. Hitung-hitung sebelum benar-benar mengambil waktu sebagai pasangan suami istri, Dave ingin merasakan bagaimana mereka saling mengenal diri satu sama lain mulai dari ranjang. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD