bc

Dibalik senyum Aina

book_age16+
29
FOLLOW
1K
READ
sweet
evil
office/work place
affair
wife
like
intro-logo
Blurb

Kisah nyata seorang istri sholihah yang berjuang menahan sakitnya dihianati suaminya.

Aina, gadis yang dinikahi Adnan karena perjodohan tak sengaja oleh ayahnya. Hubungan yang awalnya manis berubah setelah Adnan bertemu Zila, wanita yang menjadi sahabat Adnan saat di Jakarta.

chap-preview
Free preview
Prolog
"Mas, lihat deh foto ini. Nesya senang banget kayaknya di gendong kamu." Zila memperlihatkan foto yang kemarin mereka dapatkan saat di sebuah Situ. "Iya, kamu juga nggak kalah senengnya di gendong Mas kan?" goda Adnan. "Ih apaan si, bahas Nesya malah jadi ke aku. Mas aneh." "hari ini Mas sibuk, Zi. Banyak hal yang harus Mas kerjakan jadi aku mungkin tak bisa berlama-lama denganmu di kantor." "Yah, bosen dong kalau di kantor nggak ada Mas. Service hari ini ditemani Joni kan?" tanya Zila sambil memeluk Adnan yang sedang membereskan peralatan kerjanya. "Iya, kan memang biasa sama dia. Kamu ini ada ada saja" Adnan membalikkan badannya membuat ia dan Zila saling berpandangan. "Kamu manis sekali hari ini, rasanya Mas pengen …," tutur Adnan membuat Zila tersenyum malu dan memejamkan matanya. Terjadilah hal biasa yang memang sering mereka lakukan ketika ketika jika ada kesempatan. Adnan bahkan sangat mudah berubah ketika menghadapi situasi seperti ini. Statusnya sebagai pacar simpanan Zila membuat hari-hari Adnan merasa bahagia jika berada di dekatnya. "Ih, Mas kebiasaan." Zila mencubit lengan Adnan karena ia tak mau melepaskan pagutannya. "Kamu candu bagiku Zila. Mas janji akan membuatmu bahagia selama ada Mas. Mas mau kerja dulu, kamu ada acara hari ini?" ucap Adnan lembut sambil menyapu pipi Zila. "Aku ada acara gebyar amal di komunitasku. Kamu tahu? Aku donatur tetap di sana, dan aku di jadikan ketua organisasinya. Kamu bangga nggak?" ucap Zila lembut. "Tentu, kamu memang layak mendapatkannya. Secara kamu wanita yang cerdas, mereka tidak salah memilihmu. Sayangnya kamu tak cerdas dalam memilih suami. Hahahaha!" Adnan sengaja membuat Zila sedikit cemberut dengan membahas tentang suaminya. "Bukan salah, tapi kurang pas. Karena justru jika aku menikah denganmu, pasti nasibku nggak jauh seperti istrimu sekarang. Punya suami tapi suka genit sama istri orang." Zila sengaja membalas ucapan Adnan seperti biasa. Mereka bahkan sering menceritakan kekurangan pasangan masing-masing dan justru membuat Zila dan Adnan semakin dekat. Adnan telah pergi dan Zila masih akan di kantor untuk memeriksa beberapa alat yang harus ia beli jika ada yang kosong. Zila mendengar pesan masuk dari ponselnya. Ia membukanya dan melihat sebuah chat dari nomor tak dikenal. Zila shock ketika ia melihat foto vulgarnya bersama Adnan dikirim ke nomornya. Ia ingin tahu alasan orang tersebut mengirimkan padanya. Sebelum ia membalas pesan itu, pesan kembali masuk dan Zila membukanya. [Jangan bermain api denganku, jika tak ingin kau hancur bersama dengan karma buruk yang menimpamu. Kamu wanita, bukan? Kamu akan tahu rasanya jadi aku jika tahu suaminya main gila dengan wanita lain. Silahkan kamu tertawa untuk saat ini, tapi akan ku pastikan kamu menangis setelahnya.] Zila begitu terkejut, ternyata itu adalah pesan yang berisi ancaman dari Aina, istri dari Adnan. Zila heran, dari mana ia bisa tahu foto-foto itu? Bukankah hanya ia yang menyimpan semua foto itu di ponselnya. Muka Zila mengeras, ia bahkan tak malu sudah melihat dirinya yang tanpa sehelai baju pun disana. Zila membalas pesan Aina tanpa takut sedikitpun. [Saya tidak takut ancamanmu. Silahkan kamu sebarkan bahkan tunjukan pada semua orang, aku tidak takut. Bahkan, suamimu sendiri yang akan menanggung malu karena sudah melakukannya dengan memaksaku.] Pesan terkirim ke Aina dan tanda centang biru terlihat menandakan pesan Zila langsung terbaca. [Memaksa? Cih! Bahkan wanita yang tergabung dalam komunitas yang terkenal kedermawanannya sangatlah tak pantas melakukan hal hina seperti itu. Nama dan gelar mu tak mencerminkan kesalihahanmu.] [Tidak usah bawa komunitasku, kamu bahkan tak tahu bagaimana kelakuan suamimu jika denganku.] Zila mulai terpancing dengan pesan yang dikirim Aina. [Saya tahu, tapi bukan saya membiarkannya. Saya akan tunggu waktu yang tepat untuk membuat kalian sadar arti dari dosa.] Balas Aina tak mau kalah. [Dosa? Tahu apa kamu tentang dosa? Bahkan melayani suamimu pun kamu tak bisa. Dia bahkan bisa menjadi pria perkasa jika denganku.] [Itulah bedanya aku dan kamu. Aku lebih memilih seperti orang bodoh yang tak tau apa-apa tapi cerdik dalam bersikap. Dari pada kamu yang terlihat cerdas tapi hatinya busuk dan penuh dosa ] Zila memilih tak membalas pesan Aina dan memblokir nomor itu. Ia terlalu emosi dan tidak tahan dengan tuduhan yang dilontarkan oleh Aina. Tadinya ia akan pergi ke komunitas untuk pembagian acara amal, tapi akibat pesan Aina tadi mendadak moodnya rusak dan ia memilih keluar dari kantor dan memanjakan dirinya di salon. Zila wanita yang suka merawat dirinya jika sedang suntuk dan bosan. Terkadang ia juga menghabiskan uangnya dengan berbelanja dengan Nesya dan juga teman-teman komunitasnya. Saat ini ini hatinya kacau dan ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Akhirnya setelah dari salon ia kembali ke rumahnya dan menelpon Adnan. [Mas, kamu dimana?] [Aku kerja lah, kan tadi kamu tahu waktu aku berangkat. Kenapa, Zi?] [Kerumahku sekarang.] Zila tampak emosi membuat Adnan sedikit terkejut. Tadi bagi bahkan ia fan Zila baik-baik saja. Adnan memilih menyudahi pekerjaannya dan meninggalkan Joni yang masih sibuk dengan pekerjaannya. "Kemana, Ad?" tanya Joni penasaran karena Adnan menghentikan aktivitasnya dan bangkit dari sana. "Saya ada urusan. Kamu selesaikan pekerjaan ini dulu, setelah itu kamu boleh kembali ke kantor. Minta Roni menjemputmu nanti, takutnya aku urusannya lama." Adnan meninggalkan Joko yang mematung melihat tingkah temannya ini. Joko sedikit sebal akhir-akhir ini karena Adnan sering tidak menyelesaikan pekerjaannya dan melimpahkan tugasnya pada dirinya. Joko melihat ada hal mencurigakan antara Bosnya dan Adnan. Namun ia sadar posisinya di sana hanya seorang helper yang tak bisa berbuat banyak. Biarlah itu menjadi urusan mereka, Joko hanyalah orang yang hanya bisa menyimak dan memberikan nasihat jika sesekali dibutuhkan. Adnan memacu mobil yang ia bawa tadi saat bekerja menuju rumah Zila. Ia berhenti di sebuah perumahan elit bercat hijau muda yang sangat elegan. Adnan bergegas masuk ke rumah Zila karena kebetulan ia punya kunci cadangan rumah ini. Rumah Zila merupakan tempat yang sering dikunjungi belakangan ini. Ia bahkan sering menghabiskan waktu bersama Zila dan putrinya bersama di rumah ini. Suami Zila yang jarang pulang membuat mereka berdua leluasa melakukan hal di luar batas. "Zi, kamu di mana?" Adna mencari keberadaan Zila di ruang tamu, tapi tak ia temukan. Akhirnya ia mendapati Zila yang sedang menangis di sudut ranjangnya. "Kenapa, Zi?" Adnan bingung melihat kondisi Zila yang sedang terisak dan muka yang kusut. "Lihat sendiri!" Zila memberikan ponselnya pada Adnan dan membaca pesan yang Aina kirimkan pada Zila. Adnan benar-benar terkejut, bagaimana Aina bisa tahu foto-foto itu. Adnan sudah tertangkap basah oleh Aina. Ia harus berpikir meyakinkan Aina dan juga meyakinkan Zila. "Aku akan memperingatinya nanti jika ia menghubungimu lagi. Sudah jangan sedih, dia pasti akan melupakan masalah ini. Aku tahu Aina itu wanita polos yang gampang sekali dibujuk jika sedang marah. Dia tidak bisa marah sama Mas lebih dari tiga hari. Jadi kamu nggak usah takut, Mas selalu mendukungmu." Adnan mengusap air mata Zila dan memeluknya agar ia tenang. "Nesya mana?" tanya Adnan mencari keberadaan putri Zila yang tak terlihat di rumah ini. "Di rumah neneknya. Dia sepulang sekolah langsung di jemput kesana. Mas! Kamu tegas dong sama istri udikmu itu. Aku nggak suka diginiin. Dia bahkan sudah berani mengancamku dengan foto-foto itu. Pokoknya kamu harus jauhi dia kalau di rumah. Biar dia nggak betah sama kamu." Ketus Zila. "Akan aku coba ya! Kamu jangan marah gitu, kalau marah cantiknya hilang." Adnan mencium pucuk kepala Zila dan menghirup aroma wangi dari sana. "Dari salon ya? Wangi banget," goda Adnan dengan senyum genitnya. "Iya! Habis aku marah sama kamu. Bisa-bisanya foto kita ada di ponsel istrimu." Zila sengaja memasang muka cemberut agar Adnan semakin merasa bersalah. "Kayaknya Mas lupa, Zi. Maaf ya sayangku! Zi, Kalau wangi begini aku bakalan betah lama-lama di rumah kamu." Zila tersipu malu mendengar ucapan Adnan. "Mulai deh mesumnya. Aku ini lagi marah loh Mas. Jangan suka isengin aku deh." "Ya udah, cium aja ya, dikit. Biar kamu nggak sedih lagi!" "Itu mah maunya Mas. Dasar modus." Zila tersenyum nakal menanggapi keinginan Adnan yang membuat jiwa kesepiannya kembali bergelora. Sepertinya setan sudah berhasil membujuk dua orang ini untuk melakukan hal lebih dari itu. Mereka tak sadar jika dosa yang mereka lakukan adalah dosa besar yang sangat dilaknat Allah. Mereka sudah tidak memikirkan hati pasangan masing-masing yang telah tersakiti oleh perbuatan mereka. bagaimana awal itu semua bisa terjadi? cus baca ya?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook