bc

DEAR DIARY

book_age18+
168
FOLLOW
1.0K
READ
adventure
family
prince
king
fairy
mermaid/mermen
tragedy
sweet
bully
first love
like
intro-logo
Blurb

Gadis lugu yang bernama Devi Delancy, dengan kecerdasan mampu meraih nilai tertinggi di kampusnya. Kecerdasannya mampu membawanya ke dunia yang sesuai impiannya di mana dia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke kampus ternama di seluruh dunia.

Hingga suatu ketika kehidupan Devi Delancy mulai berubah ketika dia menemukan buku kuno berwarna coklat yang di liliti sebuah kunci. Buku itu membawa Devi pada perubahan dan menemukan identitas aslinya. Namun begitu ia mendapatkan Identitas aslinya, hal itu tidak semudah dan seindah yang di bayangkan karena hal itu akan mempertemukannya pada bahaya dan bencana besar.

Mampukah dia melalui semuanya?

chap-preview
Free preview
episode 1
Sinar senja memperlihatkan pemandangan indah, dimana pesisir pantai menyatu dengan ombak. Bebatuan pemecahan ombak tersusun rapi yang di duduki seorang gadis berambut panjang berwarna coklat. Warna mentari senja menyatu dengan laut, angin yang tertiup perlahan membuat surai gadis itu menari-nari. Usai mentari meninggalkannya dan menyisakan kegelapan gadis itu pun pergi tanpa meninggalkan sepatah kata pun. Gadis berambut coklat panjang sebahu, memiliki kulit putih bersih, mata indah berwarna coklat, bulu mata yang panjang dan lentik, alis tertata rapi dan cacat di bagian ke dua pipi membuat senyumnya indah serta gigi-giginya juga tersusun rapi dan putih bersih. Tingginya sekitar kurang lebih 160cm bernama Devi Delancy, sebut saja Devi seorang anak yang merupakan gadis mandiri memiliki kebiasaan di setiap sorenya menatap senja di pantai untuk menikmati pemandangan Surya yang menenggelamkan diri dari ufuk, serta menenangkan diri dengan penuh kedamaian laut yang di temani suara ombak laut yang bersahut sahutan. Devi merupakan gadis yang cerdas, kecerdasannya mampu membawa dirinya pada keberuntungan bahkan memiliki prestasi tinggi. Keuntungan memang berada di genggaman, hal itu sama sekali tidak dia buang dengan sia-sia ketika dia mendapatkan kesempatan untuk kuliah di universitas ternama, universitas yang sangat terkenal sebut saja Universitas World. Universitas yang selalu mengeluarkan sarjana sarjana yang sukses, bahkan itu juga merupakan salah satu impian Devi untuk berkuliah di sana. Sulit untuk dikatakan Devi tidak menyangka akan nasib dan takdirnya yang sangat beruntung untuk memulai hal baru dan menjalani proses pencapai cita cita sesuai kemauannya. Devi, dimana dia mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di Universitas terkenal di dunia yaitu Universitas World yang merupakan Universitas yang memiliki nilai akreditasi tertinggi dari Universitas lain. Universitas World adalah Universitas yang hanya orang-orang terpilih yang bisa masuk ke sana, seperti orang kaya yang memiliki status, dan orang-orang cerdas terpilih lainnya dalam bidang mata kuliah dan keahlian lainnya. Usai mengurus segala-galanya, dengan mudah dia pun di terima langsung di Universitas World. Iya meski pindahan dari Universitas lain setidaknya dia berusaha menjadi yang terdepan dengan rasa percaya diri serta berkelakuan baik semaksimal mungkin meski sudah terlihat jelas saingannya begitu banyak. Bahkan dia juga perlu ekstra beradaptasi terhadap lingkungan Universitas barunya dimana di sana sangat ketat dari segi mahasiswa atau pun mahasiswi di sana. Terlebih lagi tak semua orang kaya bersifat mulia, apa lagi memiliki rasa hormat terhadap sesama manusia, bahkan orang berstatus yang sangat jauh berbeda akan di kucilkan serta di bully. Sebut saja dengan rakyat jelata dimana memiliki kecerdasan serta mendapatkan dorongan beasiswa hingga bisa masuk ke Universitas World. Berbeda dengan Devi, dia memiliki ekonomi yang terbilang cukup atau bisa dikatakan berada, cerdas serta juga memiliki kecantikan yang luar biasa. Namun semua itu tidak ia pedulikan sama sekali, karena dia tidak terlalu fokus pada fashion atau pun soal kecantikan semata. Yaa, hanya sederhana tanpa make up tebal yang di lakukan gadis-gadis lain untuk mendapatkan perhatian pemuda pemuda lainnya. Pagi yang cerah, mentari masih bersinar sesuai kemauannya. Dengan memperlihatkan cuaca yang memang tidak ada gangguannya sama sekali. Gerbang yang kokoh terlihat terbuka lebar oleh satpam yang bertugas di sana. Pos satpam jika di lihat-lihat bangunannya lebih besar dari bangunan pada umumnya, peralatan yang cukup lengkap sangat terlihat jelas tersusun rapi dari arah jendela kaca yang transparan. Usai melangkah ke dalam, dengan spontan angin bertiup ke arah Devi, hanya angin atau udara yang terus menyambutnya di sekitar gerbang karena tak ada satu daun pun yang di biarkan berserakan dan menetap di tanah. Langkah pertama memperlihatkan taman indah dengan bunga-bunga yang segar di sisi kiri dan kanan Devi. Kursi-kursi taman juga tersusun rapi pada tempatnya. Melihat gadis putih yang baru saja memasuki Universitas World, semua mahasiswa dan mahasiswi di sana sontak menatapnya bengong. Lantas siapa gadis itu yang sama sekali belum pernah mereka lihat sebelum ini. Langkah anggun yang ia miliki kini menarik perhatian pria yang berkaca mata yang baru saja menuruni tangga. "Hay, apa kamu mahasiswi baru di sini?" Tanya pemuda itu sedikit ramah dan mendapatkan balasan senyuman dari Devi. "Iya benar. Apa aku boleh meminta bantuan dari kamu?" Tanya Devi membalasnya, dan mendapatkan anggukan dari pemuda itu tanpa ragu yang menandakan bahwa dia setuju. "Sebelumnya perkenalkan aku Devi Delancy, aku mengambil mata kuliah sejarah di sini" sembari mengacungkan tangan untuk berjabat tangan kepada pemuda yang tidak ia kenal. "Aku Guntur Muharuddin, panggil saja aku Guntur. Kebetulan mata kuliah kita sama. Kelas mungkin akan di mulai setengah jam lagi. Aku bisa mengantar kamu, karena mungkin kita akan satu kelas" balas Guntur menggenggam jemari Devi berjabat tangan dan berlanjut ke langkah kaki agar terlihat sejajar layaknya seperti teman akrab. langkah awal di universitas world, Devi terlihat sangat tenang, apa lagi di awal pagi sudah mendapatkan seorang teman yang sangat baik kepadanya. bahkan keramahannya juga tidak kalah dari yang di berikan Devi, yang berusaha akrab di dunia baru. Selama di perjalanan mereka mengobrol dengan satu sama lain, dan ternyata Guntur juga merupakan salah satu mahasiswa terpintar di sana. Perekonomiannya juga di atas rata-rata. Style Guntur juga terlihat sangat rapi, meski kaca mata yang ia kenakan sedikit membuatnya terlihat culun namun jika di lihat-lihat dia sangat tampan berbeda dengan gadis-gadis yang melihatnya dengan sebelah mata. Terlebih lagi Guntur juga pemuda yang ramah, dia juga sopan terhadap Devi. Hingga dalam sekejap mereka akrab dengan mudah seakan-akan mereka sudah berkenalan sangat lama. "ngomong ngomong kamu tinggal di mana?" tanya Guntur berusaha memecahkan keheningan. "rumah ku sedikit jauh, mungkin akan memakan waktu satu jam dari rumah" jawab Devi menjelaskan dan mendapatkan anggukan mengerti dari Guntur. "kalau kamu?" tanya balik Devi yang tidak mau kalah soal perkenalan dan akrab. "aku tinggal di dekat dekat sini, tidak jauh kok" jawab Guntur sembari menunjuk ke sembarang arah. "oh begitu. jadi seberapa sukanya kamu mengenai sejarah?" tanya Devi lagi. "mungkin sangat suka, lebih dari sekedar suka. sejarah apa pun tentang apa pun mengenai dunia ini, kamu bisa tanyakan" jawab Guntur terlihat sombong. "benarkah? sejak kapan kamu menyukai sejarah? hingga mampu menguasai sejarah di seluruh dunia? berarti aku masih di kategorikan puing puing kecil yang harus belajar lagi dong ya" ucap Devi yang terkagum kagum kepada Guntur meski belum mendapatkan bukti apa pun, karena kebiasaan Devi adalah mempercayai semua orang dengan sangat mudah tanpa harus banyak pertanyaan yang lebih. Mengingat mereka berdua yang sedang melangkah menuju kelas, semua itu tidak semudah yang mereka harapkan. semua pandangan juga mengarah padanya, terlebih lagi perjalanan yang tenang Devi dan Guntur bertemu dengan ketua gang pembully yang pangkatnya tentu di atas mereka berdua. Ketua gang pembully itu bernama Indah Tiara dan kedua temannya yang bernama Linda dan Dea Ananda. Mereka bertiga tepat berdiri di hadapan Devi seakan-akan ingin mengerjai Devi dan juga Guntur. "Heh Guntur! Akrab sekali. Apa kamu saudaranya? Atau ayahnya?" Ketus Tiara yang seolah-olah tidak menyukai Guntur bersama Devi pada saat itu. "Kalian bertiga tidak perlu menambah masalah jika tetap ingin berkuliah di sini!" Balas Guntur yang merupakan pemuda yang tidak pernah di bully oleh pembully di Universitas itu. "Berani-beraninya kamu!" Ucap Linda yang di hentikan oleh Tiara seakan-akan tidak ingin berurusan dengan Guntur. "Permisi! Aku ingin lewat. Bisa kah kalian tidak menghalangi jalan ku?" Ucap Devi yang memecahkan suasana, hingga membuat Tiara sedikit kesal terhadap ucapannya. Perkataan Devi tidak di sangka membuat hati Tiara sedikit tersambar oleh petir. Bisa-bisanya gadis lugu seperti Devi melawan Tiara dan teman-teman dengan satu kalimat. Ayo lah Devi saat itu tidak ingin membuat keributan, hanya saja Tiara dan yang lainnya berusaha melukai Devi. Usaha mereka di hentikan Guntur dan mendapatkan sekali lagi peringatan darinya. Hal itu membuat dendam tertanam pada sifat jahat dari Tiara. "Tunggu saja! Aku akan membalas perbuatan mu pada hari ini. Urusan kita belum selesai dan ritualnya juga belum di lakukan" ancam Tiara yang menunjuk ke arah Devi dengan memperlihatkan wajah marah dengan raut yang memerah. Tiara sangat membenci gadis yang sok polos seperti yang di tampilkan oleh Devi. Meski begitu Tiara juga sempat dan dapat menarik kerah baju Devi dengan keras namun di hadapi dengan sabar oleh Devi sendiri. Jujur saja hal itu adalah kali pertama dia di hadang, di tunjuk, di bentak bahkan mendapatkan perlakuan kasar dari orang lain. Tunggu dulu, bukankah Tiara sempat menyebutkan ritual, ritual apa yang sebenarnya Tiara maksud hingga membuat Devi sedikit tercengang dan berpikir keras. "Semoga saja Tiara adalah gadis yang waras" batinnya begitu yang tidak mau memberatkan pikirannya dengan memikirkan satu kata yang berbau negatif yang terucap dari Tiara "Seharusnya yang tadi itu tidak terjadi. Huft" keluhnya pada diri sendiri karena dia sangat tidak menyukai keributan apa lagi memiliki musuh. Guntur yang mendengar hal itu segera memotong pemikiran Devi agar menyuruhnya untuk tidak terlalu Memikirkannya. Tentu saja Devi sangat membenci keributan, atau pun perkelahian. Tapi Devi harus menerima konsekuensinya dimana dia harus terbiasa atas pembullyan di Universitas World.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
9.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.4K
bc

Time Travel Wedding

read
5.4K
bc

Romantic Ghost

read
162.5K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.9K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook