Setelah sekian lama Shally menjalin hubungan bersama David, Shally pun merasa jenuh dan bosan, karena akhir akhir ini ketika Shally menghubungi David, dia selalu bilang sedang sibuk dengan pekerjaannya. Karena Shally merasa sangat jenuh dan juga merasa baikan, Shally melampiaskan perasaannya dengan menghabiskan waktunya untuk bermain internet seperti sebelumnya, dia bermain chatting dan membuka obrolan di warnet.
Suatu hari sepulang sekolah, Shally harus pergi ke rumah temannya untuk mengerjakan tugas kelompok bersama teman temannya. Dan ketika sudah selesai, Shally menelpon David untuk menjemput nya.
"Sayang, sekarang ini aku sedang berada di rumah teman, aku baru saja selesai mengerjakan tugas sekolah. dan sekarang aku sudah akan pulang, apa kamu bisa menjemput aku kesini mas? karena sudah tidak ada angkutan umum yang lewat disini." Ceroscos Shally yang berbicara kepada David, lewat telepon genggamnya.
"Maaf sayang, aku tidak bisa menjemput kamu sekarang, ada banyak tugas kantor yang harus aku selesaikan hari ini. bagaimana jika kamu meminta tolong kepada teman untuk mengantarkan kamu pulang sayang. Maafkan aku ya sayang, tolong jangan marah ya." jawaban dari David membuat Shally merasa kecewa dan sakit hati.
Shally sangat kesal, Shally berusaha menahan amarahnya dan berusaha menjernihkan pikiran nya agar dapat mencari sebuah nama,
"Ya, Aldy. Sudah lama aku tidak berkomunikasi dengan dia. Lebih baik aku mencoba menghubunginya saja. mungkin saja dia bisa meluangkan waktunya untuk menjemputku sekarang." Jawab Shally dalam hati sambil tersenyum senyum. Seolah kekesalan nya itu tak pernah ada.
"Tutt... Tutt..
"Hallo, siapa ini?" Tanya seorang wanita di balik telpon
"Hallo saya Shally, bisa bicara dengan Aldy?"
"Oh tunggu sebentar ya biar saya panggilkan dulu."
"Hallo " jawab seorang laki laki untuk kedua kalinya.
"Hallo, ini Aldy kan? ini aku Shally, kamu masih ingat aku kan?"
"Oh iya Shally, tentu saja aku masih ingat kamu. kemana saja? Kenapa selama ini tidak pernah mengabari? Tanya Aldy seolah menahan rindu.
"Emh iya, karena akhir akhir ini aku sedang banyak tugas sekolah Dy, oh iya aku mau minta tolong sama kamu, boleh gak?"
"Boleh, memang nya mau minta tolong apa?"
"Jadi gini, aku sedang di rumah teman baru selesai mengerjakan tugas kelompok. sekarang aku mau pulang, Tapi sudah tidak ada kendaraan umum yang lewat di jam sekarang. jika kamu tidak keberatan, apa aku bisa minta kamu untuk menjemput aku disini?" Pinta Shally memelas pada Aldy.
"Ok siap, aku pergi sekarang ya, Kirimkan Alamat jelasnya saja ya, atau patokannya."
"Ok Dy, makasih banget ya" Dengan wajah memerah, Shally terperanjat sambil loncat loncat kegirangan. Shally menceritakan kepada teman nya bahwa ia akan di jemput oleh pacarnya. Ya, Shally mengaku pada temannya bahwa Aldy adalah pacarnya. Tiga puluh menit pun berlalu, hingga akhirnya Aldy hampir sampai juga di dekat rumah temanya Shally, Shally menunggu di depan terminal angkot yang sudah mulai sepi sambil ditemani oleh temannya. Dikenalkannya Aldy kepada teman Shally, setelah itu
Shally pun menaiki kendaraan yang aldy kendarai saat itu. Kemudian mereka pun pergi berpamitan kepada teman Shally itu. Di tengah perjalanan, Shally tak ragu lagi untuk memeluk Aldy ketika sedang berboncengan.
"Aldy, aku ingin mengucapkan terimakasih banyak karena kamu sudah mau menjemput aku, rasanya aku selalu merepotkan kamu. Lalu aku juga ingin minta maaf karena aku memperkenalkan kamu sebagai pacar aku ke temen aku".
"Iya tidak apa apa kok, aku merasa sangat senang bisa membantu kamu".
"Emh, Dy,"
"Ya, apa Lly,"
"Kenapa sih kamu mau menjemput aku, padahal jarak tempuh dari kantor tempat kamu bekerja ke rumah teman aku itu sangat jauh, ibarat kata jauh nya itu dari ujung ke ujung."
"Iya kan kita teman, jadi ya harus saling bantu, jika ada teman meminta bantuan dan kitanya bisa bantu, ya kenapa tidak."
"Ooh, gitu ya, karena bantu temen ya." jawab Shally sambil menekuk wajah nya, padahal bukan itu jawaban seperti itu yang Shally harapkan yang keluar dari mulut Aldy
"Aldy, kamu tidak perlu langsung mengantarkan aku ke rumah ya, aku ingin main ke kantor kamu dulu sebentar boleh kan?
"Oke, boleh kok"
"Karena aku memiliki hadiah kejutan yang ingin akub berikan padamu."
"Hadiah, hadiah seperti apa? perasaan, aku tidak berulang tahun hari ini!"
"Aku hanya ingin memberi kamu sesuatu yang tak akan pernah kamu lupakan dy."
Setelah mereka tiba di kantor Aldy, Shally bermain game di komputer di ruang kerja Aldy sembari menunggu Aldy, karena Aldy harus menyelesaikan sedikit pekerjaan nya yang tertunda karena harus menjemput Shally. Setelah beberapa lama kemudian Aldy telah selesai mengerjakan pekerjaannya, Aldy pun menghampiri Shally yang terlihat sangat gelisah.
"Kenapa lly?" Aldy bertanya sambil memegang pundak Shally dari belakang, Shally yang sedang duduk di depan komputer di ruang kerjanya itu terlihat kaget ketika ditegur oleh Aldy.
"enggak apa apa kok, santai saja" jawab Shaly terhadap Aldy sambil terbata karena masih merasa kaget.
kemudian Aldy pun mengangkat dagu Shally, dan mengecup bibir Shally dengan begitu lembut,
"Ini kan hadiah yang tadi kamu katakan ingin kamu berikan padaku?" tanya Aldy lembut kepada Shally.
"Tidak bukan ini," jawab Shally berbohong pada Aldy karena dia merasa malu. Sebenarnya memang itulah hadiah yang ingin Shally berikan kepada Aldy, sebuah kecupan manis. Namun karena Aldy mendahuluinya, Shally jadi terkejut dan malu, maka dari itu, Shally berbohong pada nya.
"Masa sih kalau begitu aku salah menebak ya? jika bukan kecupan yang akan kamu berikan padaku, lantas apa?" Aldy terlihat bingung memikirkan hadiah apa yang d maksud Shally. Tiba tiba Shally meminta izin kepada Aldy untuk pergi ke toilet nya, dengan alasan ingin buang air kecil. Padahal itu hanya alasan Shally agar mereka bisa naik ke lantai tiga, yaitu kamar Aldy,
Aldy pun mengantar Shally ke kamarnya, untuk menggunakan toilet yang ada dikamarnya. Shally berjalan lebih dahulu, diiringi langkah Aldy di belakangnya.
Setelah memasuki kamarnya Aldy, Shally tiba tiba membalikan badan. Kemudian tangannya langsung melingkar ke tengkuk Aldy, Shally meraup bibirnya, mencium Aldy dengan penuh hasrat, Aldy yang awalnya terdiam karena kaget dan sama sekali tidak menyangkanya namun kemudian dia begitu menikmati tingkah Shally. Aldy melilitkan tangannya ke pinggang dan punggung Shally, hingga tak ada jarak di antara mereka berdua.
Shally dan Aldy terus b******u, hingga tanpa rasa ragu lagi Shally menuntun Aldy ke atas tempat tidur. Shally terlihat begitu menggoda Aldy. Shally melucuti pakaian Aldy satu persatu, disusul dengan Aldy yang melakukan hal yang sama terhadap Shally. hingga mereka bercinta melepaskan hasrat agar mereka saling terpuaskan. Ditariknya selimut berwarna putih untuk menutupi bagian tubuh Shally yang tak mengenakan pakaian apapun. Aldy menyandarkan kepala Shally di atas bahunya,
"Jadi ini hadiah yang tadi kamu maksud?" tanya Aldy sambil tersenyum. Shally tersipu malu.
"Sebetulnya tadi niat aku hanya ingin memberimu ciuman saja, hanya saja karena sudah ketahuan sama kamu aku jadi malu." jawab Shally kepada Aldy sembari memejamkan mata karena mmerasa malu.
Dipeluknya Shally oleh Aldy, yang keduanya masih belum mengenakan pakaian. Sebetulnya Aldy merasa sangat heran dan tidak menyangka, kenapa Shally bisa melakukan hal seperti ini, karena ini adalah pertamakalinya bagi Aldy. Tapi Aldy tidak ingin terus memikirkan nya, yang Aldy rasakan saat ini hanyalah ingin terus bersama Shally. Setelah mereka bercinta, Aldy merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya, tiba tiba ada rasa takut kehilangan terhadap Shally. Padahal tidak ada komitmen apapun di antara mereka berdua. Mereka tidak berpacaran ataupun saling mengatakan cinta, Tapi setelah hal itu terjadi, ada perasaan berat untuk berpisah dengan Shally. Sedangkan Shally menganggap hal ini biasa baginya, karena memang sebelumnya Shally telah sering melakukan hal ini bersama David.
Setelah Shally menghabiskan banyak waktu bersama Aldy, Shally menjadi lebih akrab dengan nya, Shally menjadi lebih sering bermain ke tempat Aldy. Jika sepulang sekolah Shally tidak main k tempat kerja David, Shally pasti akan main ke tempat kerja nya Aldy. Namun berbeda dengan David, Shally tidak pernah mengajak Aldy ke rumahnya. Shally dan Aldy hanya menjalin hubungan sebagai teman rasa pacar saja. Walau sebenarnya jika saja dia bisa memilih, tentu saja Shally akan lebih memilih Aldy daripada David. Namun Shally merasa dia tidak bisa lepas dari David, karena orangtuanya telah mengetahui seberapa jauh hubungan di antara Shally dan David. Bahkan David pun telah membiayai uang sekolah Shally semenjak Shally naik ke kelas 3 sma.
Shally merasa semuanya akan berubah menjadi kacau jika Shally sampai berpaling dari David. Maka dari itu Shally hanya berusaha menikmati hidupnya selama dia belum benar benar terikat oleh pernikahan dengan David. Karena David berjanji pada Shally bahwa dia akan segera menikahi Shally setelah Shally lulus sekolah. Tetapi sebenar nya Shally juga merasa sangat tertekan dengan hubungan yang terjalin diantara Shally dan David . Karena Shally selalu saja di anggap sebagai orang yang harus bertanggung jawab atas kehancuran rumah tangga David dan istrinya. Padahal yang sebenarnya terjadi pada rumah tangga David dan istrinya itu memang sudah berantakan sebelum kehadiran Shally di antara mereka. Bahkan orangtua dan Keluarga David yg lain pun menganggap Shally hanyalah pembawa masalah. Hal itu membuat Shally merasa sangat terpuruk dan kesal. Shally hanya bisa mencari kesenangan bersama pria lain untuk bisa melupakan masalah yang harus dia hadapi bersama David.
#Bersambung#