Episode 6 - Pertemuan Bersama Aldy

1594 Words
Esok harinya seperti biasa Shally berangkat ke sekolah walaupun dengan hati yang masih dipenuhi dengan rasa sedih dan juga kesal terhadap David atas kejadian itu. Namun Shally pun begitu meratapi apa yang telah terjadi kepada dirinya karena hal yang buruk selalu saja menimpanya. Bel sekolah berbunyi, menandakan waktu pulang sekolah. Shally keluar dari gerbang sekolah bersama dengan teman teman nya seperti biasa setiap harinya. Namun dari kejauhan sepintas terlihat sosok David yang sedang menunggu nya di sebang jalan. Shally berpura pura tidak melihatnya karena masih sangat kesal terhadapnya, Shally bersikap acuh terhadapnya, jelas terlihat bahwa Shally sedang menghindari David dan tidak ingin menemuinya. Beberapa kali David hendak menemui Shally untuk meminta maaf dan menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi pada saat itu. Tapi Shally terus saja bersikap acuh padanya seolah tak ingin mendengarkan penjelasan nya. Suatu hari David sengaja menunggu Shally agak jauh dari sekolahnya. Ketiaka jam sekolah di sekolah itu sudah usai, terlihat Shally yang sedang berjalan pulang bersama teman temannya keluar dari sekolah. David terus mengikuti Shally dari kejauhan. Dan ketika terlihat shally berpisah dari teman temannya yang menunggu angkutan umum di halte depan sekolahnya. Sedangkan Shally yang hanya terus berjalan kaki untuk pulang ke tempat tinggalnya. Karena jarak dari sekolah ke rumahnya itu tidak begitu jauh. Kemudian ketika Shally sedang berjalan sendiri menuju rumahnya, tiba tiba seseorang menghampiri shally dari belakang. Dia adalah David yang sedari tadi menunggu kesempatan agar bisa berbicara pada Shally. Sambil meraih tangan Shally, David terus menerus memohon kepada Shally agar dia bisa mengerti dan mau mendengarkan penjelasan dari David. Namun Shally tetap pada rasa kecewa nya. Shally ingin mengakhiri hubungan dan juga perrasaan nya itu, dengan cara tidak menjumpai David lagi. "Shally, sayang tolong lihat aku, aku mohon dengarkan penjelasan aku terlebih dahulu." "Sudah lah mas, tidak ada yang perlu dijelaskan lagi, tanpa kau jelaskanpun aku sudah mengerti " "Tapi Shally, kamu tidak tahu hubungan ku dengan istriku itu seperti apa." "Aku tahu mas, kejadian saat itu terlihat begitu jelas dimataku mas.. Kamu ya ng sudah merangkul dia dan mengusirku dari sana,, ternyata hal yang pernah mas ucapkan itu semua adalah kebohongan. Cerita tentang hubungan mas dan istri mas yang sudah tak harmonis itu semuanya palsu. Jika memang diantara kalian sudah tidak ada hubungan, untuk apa istri mas menghampiri mas David ke kantor? Walaupun benar diantara hubungan kalian sedang diterpa masalah, bukankah sebaiknya mas perbaiki hubungan dengan istri mas saja, jangan pernah mencoba untuk mencari cari aku lagi. Aku mohon biarkan aku menjalani hari dengan tenang. Maaf aku harus segera pulang, banyak pekerjaan rumah yang harus aku selesaikan." Shally bergegas pergi dari tempat itu tanpa mendengarkan jawaban dari David. "Ini tidak boleh dibiarkan terjadi. hubungan ini tidak boleh berkahir seperti ini, Tidak boleh berakhir secepat ini. Aku harus berjuang untung mendapatkan hatinya kembali. Aku merasa sangat nyaman menghabiskan waktu bersamanya. Aku ingin dia menjadi cinta terakhirku, hanya dia yang bisa melengkapiku, mengisi kekosonganku, mewarnai hari hariku menjadi lebih berwarna. Aku akan berjuang lebih keras lagi Shally, lihat saja nanti, aku tidak akan diam saja seperti ini" sumpah David dalam hati. Shally yang masih kesal terhadap David, berusaha melepaskan kekesalannya dengan pergi ke warnet setelah beberapa lama dia tidak bermain di warnet itu. Untuk menghilangkan rasa marah nya, Shally memulai chatting dengan yang lainnya.seperti biasa. Shally banyak berkenalan dengan beberapa pengguna yang lain. Setelah cukup lama, akhirnya ada seorang pria yang meminta kopi darat dengan Shally(ketemuan). pria itu mengaku bernama Frandy. Seperti biasa mereka janji temu di depan warnet tempat Shally berada saat ini. Tak lama kemudian, seseorang menghampiri Shally dengan mengendarai sebuah motor matic, berjaket jins hijau lumut, dan memakai helm fullface, "Shally iya kan" tanya pria itu kepada Shally sembari membuka kaca helm nya. "Iya aku shally" kamu Frandy ya?" jawab Shally dengan sangat yakin. "Oh bukan. Perkenalkan namaku Aldy, aku temannya Frandy" "Kenapa kamu yang datang?, Frandy nya kemana?" "Iya maaf ya, Frandy tidak bisa datang karena ada satu pekerjaan yang harus dia selesaikan." "Oh, kalau memang sepeuntuk rti itu, kenapa tadi tidak bilang saja untuk membatalkan pertemuan ini, jadi kamu tidak perlu repot-repot datang kesini untuk menemuiku." "Iya katanya tadi dia memang sudah mau bilang. tapi dilihat kamu sudah logout dari obrolan. jadi aku minta Frandy agar aku bisa menggantikannya untuk menemuimu,tidak keberatan kan?aku hanya takut kamu terus menunggu kedatangan Frandy di sini. Jadi aku mengajukan diri untuk menggantikannya saat menemuimu". "Begitu ya,, aku jadi merasa tidak enak nih sama kamu. Jadi merepotkan kamu." "Kamu tidak perlu punya perasaan seperti itu, aku senang bisa bertemu dengan mu." "Bagaimana jika kamu ikut dengan ku, Biar kamu bisa bertemu dengan Frandy juga" "Emhh.. Baiklah aku akan ikut bersamamu." Aldy dan Shally pun beranjak dari sana menuju ke kantor tempat Aldy bekerja. Disana terlihat beberapa karyawan yang masih bersiap pulang, karena jam memang sudah menunjukan waktunya pulang kerja. Shally dikenalkan kepada teman teman di tempat kerja nya itu. Ada dua orang teman wanita dan tiga orang teman pria. Namun tak terlihat Frandy disana. Seorang teman wanita nya Aldy mengatakan padanya bahwa Frandy telah pulang setelah beberapa saat Aldy pergi ke luar kantor. Saat itu tiba tiba Shally terlihat menekuk wajahnya, Aldy menyadari bahwa Shally sedikit kesal dengan Frandy . "Mungkin Frandy memang tidak berniat untuk menemuiku. hanya saja Aldy menutupi temannya itu" gerutu Shally kesal dalam hati. Aldy berusaha menghibur Shally yang terlihat begitu kesal. Shally di perlakukan dengan baik oleh Aldy, di suguhi seperti layaknya seorang tamu. Dan itu membuat hati Shally sedikit melupakan kekesalannya. Terlihat Shally kantuk saat menemani Aldy menyelesaikan pekerjaan nya di kantor. Sedangkan semua karyawan yang lain nya telah pulang dari tempat kerja sejak sore tadi. "Shally, aku antar kamu pulang ya, sudah larut, aku tidak ingin membuat orangtuamu khawatir tentang keadaanmu. biar aku antar kamu pulang." "Iya, makasih ya, kamu sudah bawa aku kesini," "Iya sama sama, besok setelah pulang sekolah aku jemput kamu lagi ya. Aku ingin mengajakmu jalan jalan, kamu mau kan?" mendengar ucapan nya itu tiba-tiba Shally merasa begitu bersemangat, jantungnya berdegup kencang seperti sedang menari nari. "Iya boleh sih, tapi" jawab shally ragu "Tapi kenapa?" kamu jangan merasa ragu seperti itu. Pokoknya besok aku jemput kamu ya" Kemudian Shally menjawab perkataan Aldy dengan mengangguk tanpa berkata. Keesokan harinya Aldy benar benar telah menunggu d dekat sekolah Shally. "Hai, Dy"sapa Shally terhadap Aldy "Hai Shally, kamu sudah siap?" "Ok siap" Sedikit percakapan mereka di tempat itu. Mereka pun pergi berjalan jalan ke pinggir kota untuk melihat pemandangan yang sungguh menawan. Mereka melihat pegunungan, perkebunan, hingga mereka berhenti di suatu kedai untuk beristirahat sambil menikmati jajanan disana. Mereka bercengkrama cukup lama, hingga tak terasa waktu menjelang senja, mereka segera kembali menuju ke kantor Aldy. Setelah mereka sampai, disana terlihat Frandy masih menyelesaikan pekerjaan di kantornya, kesempatan bagi Shally untuk bertanya tentang kejadian kemarin yang sempat membuat hati Shally kesal. Namun Frandy membuat alasan dan menjelaskan tentang kejadian kemarin yang memang benar bahwa dia memang mendadak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tak butuh waktu lama, Frandy dan Shally terlihat begitu akrab saat berbincang, dan hal itu membuat Aldy menjadi sedikit khawatir. "Shally, sebaiknya kamu naik ke atas dulu ya. Naik saja ke lantai tiga biar kamu bisa istirahat disana. Aku takut kamu kelelahan seperti kemarin." Aldy memotong percakapan Shally dan Frandy yang sedang asik sedari tadi. Entah mengapa pada saat itu Shally terlihat patuh pada Aldy. Begitu mendengar perkataannya, Shally langsung beranjak dari tempat duduknya dan menuruti perkataan aldy begitu saja. Kemudian Shally berjalan menaiki tangga besi yang melingkar menuju lantai tiga. Ternyata itu adalah kamar tempat biasa Aldy tidur disana saat menginap. lantai satu dan lantai dua dipergunakan untuk ruangan tempat mereka bekerja, sedangkan lantai tiga dipergunakan sebagai mes, atau kamar tempat Aldy atau teman nya menginap saat ada pekerjaan yang menuntut mereka bekerja sampai lembur .Namun Aldy setiap hari menginap disana karena rumah orangtuanya berada jauh di kampung. Jadi dia memilih untuk menempati mes itu agar dia bisa lebih fokus saat bekerja dan kuliahnya, karena pada saat itu Aldy mengambil kelas karyawan untuk menyelesaikan kuliahnya. Sesampainya di lantai tiga, Shally melihat sekeliling, Shally melihat buku buku mata kuliah milik Aldy, ada beberapa novel dan komik juga disana, Shally mengambil salah satu buku novel yang becerita tentang sebuah petualangan. Kemudian dia baca novel itu untuk menghilangkan rasa kantuknya. Lalu tak lama kemudian Aldy menyusul Shally ke lantai tiga. Aldy memberikan minuman kepada Shally, dan mereka pun mulai berbincang disana. "Shally maaf ya, tadi aku sudah tidak sopan dengan memotong perbincangan kalian berdua. Padahal kamu dan Frandy terlihat asik berbincang." "Oh.. iya aku tidak masalah kok, " "Iya sebenarnya ada hal yang belum aku ceritakan kepadamu tentang Frandy" "Apa itu? tanya Shally penasaran "Iya sebenarnya Frandy itu sudah menikah, aku hanya takut kamu menjadi pelampiasan nya saja. Jadi aku berusaha untuk mencegah kamu agar tidak terlalu dekat dengan dia. aku sungguh minta maaf karena tidak jujur dari awal.." "Ya Tuhan, mengapa dia begitu baik, Aldy begitu peduli sama aku. Pantas saja hati ini merasa sangat nyaman saat bersama dia." perasaan Shally yang tersanjung, rasanya ia ingin memeluk Aldy saat itu. Namun ia masih bisa mengendalikan diri. "Emhh begitu ya, kalau begitu aku sangat berterimakasih kamu sudah memberi tahu aku tentang Frandy, terimakasih juga tadi kamu sudah membawa ku jalan jalan. tapi sepertinya saat ini aku harus segera pulang, sekarang sudah hampir maghrib. aku tidak mau orangtuaku khawatir karena aku telat pulang." pinta Shally kepada Aldy. Shally merasa sangat beruntung, untuk pertama kalinya ada seorang pria yang memandang nya dengan hormat, yang menghargai dia tanpa ingin mengambil keuntungan dari nya. yang sungguh peduli dan tidak berpikiran buruk padanya. **Bersambung**
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD