bc

MY GAY HUSBAND

book_age16+
1.4K
FOLLOW
12.2K
READ
billionaire
escape while being pregnant
CEO
maid
city
cheating
lies
cruel
virgin
husband
like
intro-logo
Blurb

Alianna Marie Estelle semulanya hanya ingin bekerja dengan baik di dalam mansion milik seorang Alexander Zac McKenzie sebagai pelayan pribadinya. Namun hal yang tak ia sangka-sangka malah terjadi. Alex yang notabenenya adalah seorang gay, meminta Anna untuk menjadi isterinya dengan alasan jika sang ibu memintanya untuk segara menikah.

Rasa simpati Anna kepada Alex akhirnya menuntun gadis itu pada sebuah kisah hidup yang tak terduga. Kebohongan, pengkhianatan, dan kekecewaan Anna pada Alex bersatu menjadi sebuah kesakitan yang tak berujung. Dan pada akhirnya, Anna memutuskan untuk pergi, meninggalkan Alex dalam lubang penyesalan yang hitam seorang diri.

Lalu, mampukah Alex membuat Anna kembali padanya setelah apa yang ia lakukan?

Mampukah Alex mengembalikan serpihan hati yang telah ia hancurkan bertahun-tahun yang lalu?

Start : 10/11/2020

Design Cover by QStory21

Picture from : Pexels (Ba Tik)

Font : NewsGoth Cn BT by Original Device Font, Kallem Script by Khaiuns, Trajan Pro by Adobe Photoshop Font

Software : Photoshop

chap-preview
Free preview
The Beginning
Tandai jika masih ada kesalahan kepenulisan, EYD, Grammar, dan lain sebagainya dalam cerita ini. Terima kasih.   _________________________________________________________________________________________________________ McKenzie Mansion’s 6.15 AM Mansion megah bergaya Victoria itu terlihat sangat sibuk di pagi hari. Berbagai macam aktivitas terlihat di manison itu. Ada yang sedang membersihkan deretan guci raksasa yang terpajang di ruangan, ada juga yang tengah merapihkan tanaman di kebun, ada yang sibuk dengan sarapan yang akan disajikan dan masih banyak lagi. "Anna apa kau sudah menyiapkan pakaian untuk Tuan Alex?" tanya salah seorang pelayan paruh baya kepada seorang gadis muda yang tengah membersihkan meja makan. Mendengar pertanyaan dari seseorang yang merupakan kepala pelayan di mansion ini, gadis bernama Anna tadi segera menghentikan gerakannya menata meja makan. Ia lalu menatap ke arah wanita paruh baya itu dengan ekspresi terkejut yang dibarengi dengan rona kecemasan. "Oh astaga!!! Aku lupa, bibi Sarah!" teriaknya dengan histeris sambil menepuk jidat. Wanita paruh baya yang dipanggil dengan sebutan bibi Sarah tadi pun seketika itu membulatkan mata tidak percaya. "Ya ampun Anna!!! Kau ini bagaimana sih?! Jika Tuan Alex sudah keluar dari kamar mandi dan tidak menemukan sehelai pakaiannya di ranjang, maka dia pasti akan marah besar!!" ujar bibi Sarah dengan tatapan gusar. "Baiklah kalau begitu aku akan segera menyiapkannya, bibi Sarah!" ujar Anna dan langsung dijawab dengan sebuah anggukan pasti oleh wanita paruh baya itu. Segera setelahnya, Anna langsung berlari dengan cepat menaiki tangga melingkar yang ada di mansion itu, sambil merapalkan berdoa kepada Tuhan—meminta agar majikannya belum keluar dari kamar mandi sekarang. Begitu sampai di depan pintu besar berwarna coklat tua, Anna pun segera menarik napas pelan, merapihkan sedikit penampilannya, sebelum akhirnya ia memberanikan diri membuka pintu kokoh itu secara perlahan. Dan begitu pintu itu terbuka, Anna langsung dikejutkan dengan ujung kaki seseorang yang sudah dibalut dengan sepatu pantofel hitam yang begitu mengkilap. Untuk sesaat, Anna terdiam. Pikirannya tiba-tiba saja menjadi kosong. Namun itu hanya sepersekian detik sebelum akhirnya Anna memberanikan diri untuk mendongak—menatap wajah majikannya. Dan benar saja seorang Alexander Zac McKenzie kini sudah berdiri tegap tepat di depannya dengan pakaian formal dan raut dingin yang sangat menakutkan. Melihat tatapan tajam itu, Anna pun segera menundukkan kembali kepalanya. Telapak tangannya yang semula hangat kini tiba-tiba saja terasa dingin karena tatapan tajam itu. "Kau terlambat lagi, Nona baru.” Suara itu terdengar begitu menakutkan di telinga Anna. Kemarahan jelas terselip di antara kalimat itu, tentu saja! Ini adalah hari ke tujuh ia bekerja di mansion Alex sebagai pelayan, dan selama tujuh hari itu pula Anna sudah terlambat tiga kali dalam menjalankan kewajibannya menyiapkan kebutuhan Alex di pagi hari. Jadi, jelas saja jika pria itu menyimpan kemarahan pada pelayan barunya! "Ma-maafkan sa-saya Tuan,” ujar Anna dengan gemetar dan semakin menundukkan kepalanya. Sedangkan Alex yang mendengarnya pun segera membuang muka ke arah lain. Pria berusia 27 tahun itu memilih untuk menjauh—demi mengontrol kemarahannya yang sudah menggunung di dalam hati. "Kau tahu jika aku tidak suka dengan orang yang tidak disiplin bukan?" tanya Alex sambil menatap ke arah jendela kaca yang menampilkan danau buatan yang ada di taman mansionnya.  "I-iya tuan,” jawab Anna membenarkan ucapan Alex. "Maka dari itu, aku akan menghukummu sekarang. Aku-...." "Tuan saya mohon jangan pecat saya, saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan saya, tapi saya mohon Tuan jangan memecat saya dari pekerjaan ini.” ujar Anna, yang dengan cepat memotong perkataan Alex.  Alex mengepalkan erat sebelah tangannya. Dia benci dibantah! "Satu kesalahan lagi yang kau lakukan hari ini Nona. Memotong ucapan seseorang adalah salah satu bentuk ketidaksopanan. Dan aku tidak menyukai itu!" ujar Alex dengan tegas dan kemudian membalikkan tubuhnya—kembali mendekati Anna. Anna yang menyadari kesalahannya pun semakin lebih dalam menundukkan kepala. Terlebih ketika ia mengetahui jika Alex kini sedang berjalan menuju arahnya. "Angkat kepalamu!" ujar Alex begitu ia sampai di depan Anna. Anna yang tidak berani melakukan hal yang diperintahkan pun, akhirnya memilih untuk diam—tidak menuruti perintah Alex. Dan hal itu membuat Alex semakin geram dengan tingkah laku pelayan barunya ini. Alex paling tidak suka jika perintahnya tidak dipatuhi, apalagi yang tidak mematuhi perintahnya kali ini adalah seorang pelayan. Ingat! Hanya seorang pelayan! Hah sialan! "Angkat kepalamu sebelum aku benar-benar menghukumu!" ujar Alex—yang masih mencoba untuk tidak kehilangan kendali. Anna pun meneguk salivanya ketika ia mendengar nada menakutkan itu keluar dari mulut sang majikan. Anna takut, tapi dia tahu jika dia tidak menuruti perintah Alex kali ini, maka pria itu pasti akan benar-benar memecatnya. Dan dengan ketakutan yang bercampur keterpaksaan Anna mulai mengangkat kepalanya dengan perlahan. Dan begitu kepalanya sudah terangkat sempurna…… "Ini pasangkan!" perintah Alex sambil menyerahkan sebuah dasi hitam kepada Anna. Anna lagi-lagi terdiam. “Tu-tuan tidak jadi menghukum saya?” Ah bodoh! Kenapa dia bertanya seperti itu? “Memangnya kau mau aku hukum?” Dan Anna langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tanpa bayak kata lagi, Anna segera mengambil dasi itu dan memakaikannya ke leher sang majikan tampan yang selalu menampilkan raut wajah yang begitu datar dan dingin.  Ah persetan dengan itu!  Yang terpenting baginya adalah Alex tidak jadi menghukumnya sekarang.  Dengan terampil Anna memasangkan simpul dasi itu di leher Alex. Berhadapan dengan wajah tampan bak dewa Yunani yang dibarengi dengan aroma citrus dan mint itu membuat jantung Anna benar-benar berdedub kencang. Oh siapapun wanita di New York pasti menginginkan berada di posisi Anna! Memasangkan dasi di leher seorang Alexander Zac McKenzie adalah impian para wanita yang sesungguhnya—termasuk Anna yang diam-diam juga mengagumi sosok tampan dan tegas itu. "Selesai, Tuan,” ujar Anna sambil menundukkan kepalanya ketika ia telah selesai memasangkan dasi itu di leher Alex dengan sangat rapih. Alex tidak menanggapi ucapan Anna. Dan tanpa mau repot-repot mengucapkan terima kasih, Alex pun memilih untuk berjalan keluar, menuruni anak tangga menuju meja makan. Anna yang merasa tidak nyaman berada sendirian di kamar Alex pun juga ikut keluar dari sana. Anna menuruni anak tangga yang melingkar itu satu persatu. Hingga sesampainya di lantai bawah, Anna langsung membelalakkan matanya ketika ia disuguhkan dengan  pemandangan yang menurutnya sangat tak biasa. Ya yang dimaksud Anna tak biasa adalah ketika ia melihat seorang Alexander McKenzie mencium bibir seorang lelaki tampan yang juga mengenakan pakaian formal dengan sangat mesra. "Oh my God!" kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Anna. Dan itu sukses membuat Alex dan lelaki asing tadi menghentikan ‘kegiatan’ mereka. Lelaki yang memakai jas berwarna biru tua itu pun sontak menoleh ke arah Anna dan menatapnya dengan pandangan yang tidak suka. "Apa dia pelayan barumu honey?" tanya lelaki yang Anna tidak ketahui namanya. Alex yang mendengarnya pun segera membalikan tubuhnya dan menatap tajam Anna yang kini masih setia mematung di atas tangga. "Ya dia pelayan baruku yang sering melakukan kesalahan, padahal ia baru satu minggu bekerja disini,” sindir Alex. Anna yang merasa tersindir pun segera tersadar dari lamunannya dan menundukkan kepalanya lebih dalam. Oh dia begitu sial hari ini! Lelaki yang berada di samping Alex tadi pun berjalan mendekati Anna, seperti seorang serigala yang akan menikam mangsanya. "Look at me!" ujar lelaki tadi sambil mengangkat dagu Anna ke arahnya dengan kasar. Anna pun refleks mengangkat kepalanya, tapi manik matanya masih memandang ke arah bawah. "Ah... Kau memliki wajah yang cantik rupanya. What's your name?" tanyanya kepada Anna dengan nada yang sedikit mengejek. Dengan takut-takut Anna menjawab. "An-anna, Sir,” jawab Anna ketakutan. "Ah Anna. That name sounds very good, right? Tapi sayangnya aku bukan bertanya nama panggilanmu! Yang aku maksud adalah nama panjangmu, bodoh!" ujar lelaki itu sambil tersenyum sinis. Anna meneguk kasar salivanya. "A-Alli Allianna Marie Estelle, Sir," jawab Anna masih dengan nada yang sama. Lelaki itu pun tampak mengangguk-anggukkan kepalanya, sedangkan Alex yang melihat semuanya sedari tadi pun hanya diam dan tidak berniat melakukan apapun. Meski tak dapat dipungkiri, jika dia pun baru mengetahui nama lengkap pelayan barunya itu sekarang. "Lalu, apa kau tahu kesalahanmu Allianna?" tanya pria itu dengan wajah sinis. Anna segera menganggukkan kepalanya. "Apa kau mau dihukum atas kesalahanmu tadi?"  Dan Anna langsung menggelengkan cepat kepalanya. "Baiklah, karena kau adalah pelayan baru, aku akan memaafkanmu kali ini. Tapi jika kau melakukan kesalahan yang sama di lain waktu, maka kau pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Kau mengerti kan, Nona Allianna Marie Estelle?"  Mendengar nada mengerikan itu, Anna pun hanya menganggukkan kepalanya dengan kaku. Setidaknya ia tidak ingin mati karena ketakutan. Setelah mendapat anggukan dari Anna, pria tadi pun melepaskan tangannya yang ada di dagu Anna dengan kasar. Dia kembali berjalan mendekati Alex. "Ayo honey kita pergi sekarang, urusanku dengan pelayan barumu itu sudah selesai," ujarnya kepada Alex. Alex pun menganggukkan kepalanya menyetujui. Kedua lelaki itu pun berjalan bergandengan keluar dari mansion mewah itu tanpa sempat sarapan. "Huh!" Anna membuang napas kasar ketika ia melihat dua lelaki tadi telah keluar dari mansion. "Kenapa kau mengganggu kegiatan Tuan Alex dan Tuan Matthew, Anna?" tanya bibi Sarah yang datang dari balik pintu dapur. Anna pun refleks menoleh ke belakang ketika mendengar suara bibi Sarah. "Aku tadi tidak sengaja bi, lagipula aku hanya sedikit terkejut melihat hal yang seperti itu," ujar Anna seadanya. "Kemarilah," ajak Bibi Sarah sambil menuntun Anna untuk mendekat ke arah meja makan. Anna pun mengikutinya dan duduk di samping Bibi Sarah. "Dengar Anna, Tuan Alex memang memiliki ’kelainan’ semenjak ia berumur 15 tahun. Ia akan menjadi sangat sensitif jika berdekatan dengan wanita,cdan oleh karena itu kau harus bisa menjaga sikap ketika berdekatan dengan Tuan Alex. Dan untuk kejadian tadi, aku harap kau bisa menjaga rahasia ini dari siapapun. Jangan pernah mengungkit masalah seperti ini kepada Tuan Alex. Itupun jika kau masih ingin hidup dengan tenang, kau mengerti maksudkukan Anna?" jelas bibi Sarah panjang lebar dan Anna pun menganggukkan kepalanya mengerti. Setelah itu mereka pun kembali melanjutkan pekerjaannya.  __________________________________________________________________________________________________________ 8.30 PM Hari sudah gelap ketika bell pintu mansion Alex berbunyi. Anna pun segera membuka pintu besar itu, ketika pintu sudah terbuka ia dapat melihat Alex sedang berdiri dengan ekspresi yang menakutkan, sontak saja Anna langsung menundukkan kepalanya dan menyingkir memberikan jalan agar Tuannya bisa masuk ke dalam. Alex pun nampak memperhatikan Anna sebentar lalu melewatinya begitu saja. Sedangkan Anna segera menutup kembali pintu mansion,ketika Alex sudah masuk ke dalam. "Buatkan aku segelas kopi hitam tanpa gula,dan antarkan ke kamarku, sekarang!" ujar Alex kepada Anna, dan Anna hanya mengangguk patuh lalu berjalan menuju dapur untuk membuat pesanan sang Tuan. Tak butuh waktu lama, Anna sudah menyiapkan kopi hitam seperti permintaan Tuannya, dan tanpa ragu ia pun berjalan menuju kamar Alex. Tok! Tok! Tok! Anna mengetuk pelan pintu kamar Alex yang sedikit terbuka. "Masuk!" teriak Alex dari balik kamar. Anna segera masuk ke dalam kamar, dan betapa terkejutnya Anna ketika melihat Alex yang sedang duduk di lantai sambil menyenderkan punggungnya ke sisi ranjang dengan kepala tertunduk seperti gelisah akan sesuatu. "Tidak biasanya Tuan begini.” Anna bergumam dalam hati. "Apa kau mau beridiri di sana terus tanpa memberikan kopi hitamku?" tanya Alex dengan sarkas. Anna yang baru tersadar dari lamunannya pun segera mendekati Alex. Ia meletakkan kopi hitam itu di nakas. Dan setelah itu ia beranjak pergi meninggalkan kamar Alex. Namun belum sempat Anna melangkah, Alex tiba-tiba saja menahan pergeralangan tangannya. "Tunggu!"  Anna dibuat terkejut setengah mati ketika tangan besar itu memegang pergelangan tangannya dengan begitu erat. Jantungnya berdegub kencang bersamaan dengan ketakutan yang mulai hadir di dalam hatinya. Apakah ia tadi telah membuat kesalahan? "I-iya Tu-Tuan?" tanya Anna dengan suara yang tergagap karena rasa terkejut dan takutnya. Alex pun kemudian bangkit dan berdiri tepat di depan Anna. "Kau tahukan jika hari ini kau sudah banyak melakukan kesalahan?"tanya Alex menatap lekat Anna.Anna menganggukkan kepalanya membenarkan, sekarang ketakutan kembali melandanya.Oh ia kira masalahnya sudah selesai haru ini,namun nyatanya..... "Aku tidak akan menghukummu, tapi aku memerlukan bantuanmu sekarang, jika kau tidak mau membantuku maka kau akan kuhukum dengan sangat berat,” ujar Alex dengan dingin, sedangkan Anna hanya bisa diam sambil mengerjap-ngerjapkan matanya dengan bingung. "Kau mau membantuku kan, Allianna Marie Estelle?" tanya Alex dengan nada rendah yang membuat Anna bergidik ngeri ketika Alex menyebutkan nama panjangnya. "I-iya Tuan,” jawab Anna dengan sigap sambil menganggukkan kepalanya dengan kaku. Alex pun mengangkat dagu Anna agar dapat melihat wajah gadis itu. Dan dengan menghela napas pelan Alex mengatakan... "Menikahlah denganku Allianna Estelle.” Satu detik… Dua detik… Tiga detik…  "A-apa??!"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.5K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

Long Road

read
118.3K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
571.2K
bc

Mrs. Rivera

read
45.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook