Mata wanita itu tajam menguliti Kanaya dari puncak kepala hingga ke kakinya. Kanaya sadar, rambutnya terkuncir tidak rapi. Kaos dan celana jeansnya juga teramat lusuh, begitu juga dengan sandalnya. Dia teringat pandangan sama yang diterimanya tadi pagi dari Marina. Meski begitu, dia tidak mau gentar apalagi merasa bersalah dengan pakaian yang dikenakan dan wajahnya yang tidak terolesi apapun. “Pacarnya Rahagi?” Wanita itu bertanya padanya dengan nada suara dan raut wajah tidak percaya. Dalam hati, Kanaya merasa tersinggung. Kenapa wanita itu ragu? Apakah dirinya dianggap tidak pantas berpacaran dengan Rahagi? Memang Rahagi tampan, gagah, dan kharismatik. Tapi, Denny mantan pacarnya dulu juga tidak kalah ganteng. Apakah karena penampilannya yang kusut dan berkeringat begini? Dia ‘kan mema

