bc

Cinta Di SMA

book_age18+
218
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
HE
kickass heroine
bxg
kicking
campus
highschool
childhood crush
naive
like
intro-logo
Blurb

Nama gua Raka, Tiga tahun Gua jomblo, Tiga tahun pula gua galau karena hanya bisa pacaran sama laptop. di dalam hidup gua, ada empat cewek yang bikin gue galau, empat cewek yang bikin gue pengen garuk-garuk tanah. Alice Junior gua pas di SMP, dulu kita sama-sama anggota ekskul Pramuka. gue suka Alice, teman-teman Alice bilang, Alice juga suka gua. gua mau menembak Alice, tapi gua enggak berani. Akhirnya Alice keduluan ditembak sama pacarnya, Fixs gua telat, gua galau. ada waktu dimana surat menjadi bagian penting dalam hidup gua. masa-masa gue jadian sama Claudia. Claudia enggak gagu, dia bisa ngomong. tapi sama gua, Claudia cuma mau ngomong lewat surat. 9 bulan kita pacaran, 9 bulan tangan gue pegel karena kebanyakan nulis dan 9 bulan bibir gua kering karena sering mencium kertas. kita pacaran lewat surat dan akhirnya putus pun lewat surat Awal masuk SMA ada dua cewek yang gua suka, buat dapatin cewek cantik, gue perlu persiapan yang matang, Gue juga butuh keberanian ekstra. pas gua sibuk menyiapkan amunisi perang, ada cowok yang ngedeketin mereka, pas gua sudah siap untuk bertempur. Ivi dan Kaira sudah memiliki monyet. Suka dua cewek dan gak dapetin dua-duanya. itu, Aduh......! rasanya sesuatu banget. serius, sumpah, asli.....! Gua hanya ingin merasakan Rasanya jatuh cinta......

chap-preview
Free preview
Prolog
Pov Raka "Rakaaaaaaa, sayang......!" teriak kakakku yang suaranya cempreng mengalahkan kaleng rombeng terdengar dari arah tangga, membuat gendang telinga tidak akan betah berlama-lama mendengarkan suaranya, namun mau bagaimana lagi dia adalah Kakakku namanya Vira. "Raka sayang......., lihat baju gue, keren kan?" teriaknya lagi sambil nyelonong masuk ke kamar tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, seperti orang yang tidak berpendidikan. kemudian dia pun menari di depanku layaknya perempuan-perempuan yang berada di aplikasi tikotok, mengangkat dua tangannya sampai melewati kepala, kemudian menurunkan satu tangan sambil bergoyang, persis orang yang kurang satu sendok. Aku hanya menatap melongo, penuh keheranan. Memperhatikan Mbak Vira yang berdiri di hadapanku Bagaimana tidak, Mbak Vira hari ini Dia menggunakan baju yang sangat aneh, Dia memakai jas hujan yang didesain seperti dress panjang selutut. Sebenarnya bukan hari ini doang, dia berpakaian aneh seperti itu, hampir setiap hari aku disuguhkan dengan fashion fashion nyeleneh yang hadir menghiasi rumah. "Sudah menatapnya jangan seperti itu, gue yakin kok! lu pasti kagum dengan fashion gue hari ini." Ujarnya sambil menghentikan jogedan yang tak berfaedah itu. "Oh iya, kenapa lu nggak keluar? ini kan malam minggu loh..., masa pacaran sama laptop melulu," lanjutnya lagi sambil memainkan lehernya yang seperti ular berbisa, tangannya memutar-mutar ujung rambut berwarna kuning keemasan, seperti anak ABG yang sedang mengalami kegenitan. "Emang penting ya, kalau malam minggu itu harus keluar?" jawabku bertanya sambil menatap kembali layar laptop, tak mau memperhatikan dia Yang sebentar lagi dijemput oleh pacarnya. "LAh malah nyolot..., ini malam minggu. seharusnya elu jalan-jalan keluar cari kesenangan, daripada di kamar sendirian ngegalau terus." jawabnya sambil memainkan telunjuk di dekat d**a, yang digerak-gerakan menunjuk ke arahku. Bak seorang emak-emak rempong yang sedang berbicara dengan koleganya, menggosipkan tetangga sekitar. "Mbak Vira sayang....., Emangnya siapa sih yang lagi galau, Hah?" jawabku sambil menatap lekat ke arah wajah kakakku. Mendapat sanggahanku dia tidak menjawab, namun mendongkokkan badannya tangannya mengusap lembut pendaku, lalu pindah ke pipi mencubit-cubit gemas daging yang berada di sebelah wajah. "Raka sayang...., setiap malam mingguan itu, elu selalu sendirian di dalam kamar. dengerin lagu mellow, menulis cerita-cerita cengeng. semua itu membuktikan bahwa lu sedang galau tingkat Dewa." "Mbak Vira.....! gua harus nulis, gua harus menyelesaikan buku gua. dan Lu lihat nanti, kalau gua sudah sukses menjadi penulis terkenal, cewek-cewek itu pasti pada ngantri, mau dapatin gua. jadi lu, tenang aja," jawabku sambil bangkit dari meja Komputerku memperagakan orang yang sedang berpresentasi dihadapan kelas, lalu duduk kembali di atas kasur. "Ngantri....., hahaha, Mana mungkin gitu loh...! ujarnya sambil duduk di sampingku kemudian memelukku dari samping. "kamu gemes deh....! lucu, unyu. bukan galau mu saja yang tingkat dewa, Tapi khayalanmu juga tingkat semesta." Lanjutnya sambil kembali mencubit pipiku dengan gemas. Tin....! Baby.....! teriaknya ketika mendengar suara klakson mobil yang dibunyikan dari arah bawah, tanpa melanjutkan pembicaraannya. dia pun ngeloyor pergi untuk menemui sang pacar, yang sudah menjemput untuk menikmati malam minggu. Aku hanya menarik nafas dalam, menatap pintu yang masih terbuka, meratapi nasib diri yang sudah 3 tahun tidak pernah berpacaran. walaupun aku seperti ini, aku dulu pernah punya pacar kok, meski hanya lewat surat, sembilan bulan aku berpacaran melalui tulisan itu, sehingga tanganku sampai sekarang masih terasa pegal. Baby....! baby.....! Teriakan Mbak Vira masih terdengar, Walaupun dia sudah berada di lantai bawah, entah menggunakan bit yang mana, sehingga suaranya sampai memenuhi seluruh ruangan rumahku. merasa penasaran, aku pun bangkit dari tempat duduk ingin mengintip kakakku yang mau pergi malam mingguan. Aku berdiri di dekat jendela, terlihatlah Mas Akbar yang keluar dari mobil hitamnya. "Hai Raka....!" sapa Mas Akbar sambil Melambaikan tangan dari arah bawah. "Iya Mas...!" jawabku membalas lambaian tangannya. "Enggak malam mingguan?" "Nggak Mas, di rumah saja. hujan gini Gua males untuk keluar," jawabku memberi alasan sehingga membuat Mas Akbar memindai area sekitar yang terlihat basah oleh bekas air hujan. "Ini hujannya sudah berhenti," jawab Mas Akbar sambil membuka telapak tangan, menandakan bahwa tidak ada gerimis yang turun. "Iya hujan di luar sudah berhenti Mas, tapi hujan di hati gua semakin deras." "Baby sayang......., baby love you," ujar Kak Vira yang sudah sampai di halaman depan rumah, sehingga pembicaraan kita pun terputus. "Gua jalan dulu ya Ka...!" Pamit Mas Akbar sambil Melambaikan tangan, kemudian membukakan pintu untuk Kak Vira, lalu dia pun masuk ke pintu kemudi samping kanan. Aku terus menatap kepergian mereka, sambil mobil yang Mas Akbar kendarai sampai Tak Terlihat Lagi. aku menarik nafas kembali, lalu duduk di hadapan laptop untuk melanjutkan tulisanku, yang sempat terganggu oleh kedatangan makhluk astral seperti Mbak Vira. Aku memfokuskan kembali menulis, membuat cerpen yang nanti akan aku pajang di mading sekolah. karena menurut penulis yang aku pernah ikuti seminarnya, bahwa kita harus tetap menulis dan mempublikasikannya, walaupun hanya untuk lingkungan kita sendiri. Lama menulis akhirnya tanganku terasa pegal, mataku terasa lengket. akhirnya mengsave tulisanku untuk dilanjutkan esok pagi, karena besok adalah hari Minggu, jadi aku bisa berpuas-puasan bercurhat pria dengan laptop kesayanganku. Setelah semuanya selesai, aku membaringkan tubuh di atas kasur, mataku menatap langit-langit, mengingat kembali kebodohan-kebodohanku yang sudah berlalu. kebodohan yang tak berani mengungkapkan perasaan kepada wanita yang aku sukai, apalagi kalau mengingat Ivi dan Kaira yang lepas begitu saja, tanpa aku dekati terlebih dahulu. Aku semakin terlarut dalam khayalan-khayalan dan penyesalan-penyesalan yang sudah tidak memberikan arti di dalam hidup, hingga mataku mulai lelah dan lemah seolah tidak sanggup menahan beban penderitaan yang disaksikan. ~ Senin pagi aku sudah bersiap pergi ke sekolah, setelah sarapan bersama keluarga. namun ketika aku hendak menarik tuas gas motor, dari arah teras terdengar suara Kak Vira yang cempreng memanggil. "Raka..., sayang! bareng dong sama kakak berangkatnya....!" Pintanya sambil berlari menuju ke halaman rumah. "Yah Mbak naik taksi Online lah, masa sudah kerja masih nebeng sama orang yang belum kerja...!" "Heleh, heleh, jaga bicaramu anak muda. daripada helm kamu nganggur setiap hari karena tidak pernah ada cewek yang lu jemput, mending dimanfaatkan oleh gue. Ingat menolong orang itu pahalanya besar loh...!" Ledeknya sambil mencubit pipiku dengan gemas. "Ih apaan sih Mbak...! jangan gitu terus apa." "Emang nggak salah kan, helm ini nggak pernah dipakai sama gebetan atau teman cewek Lu kan?" "Iya, iya!" jawabku mendengus dengan kesal, kemudian memberikan helm yang aku kaitkan di bagasi depan. membuat kedua sudut bibir Mbak Vira tersenyum begitu lebar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
95.9K
bc

Single Man vs Single Mom

read
101.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.4K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
204.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook