Bermodalkan Nekad

2035 Words
Sang saat itu hanya bisa berdiam diri di dekat rumah tersebut karena tak bisa langsung melakukan apa yang Sang inginkan barusan sampai Sang pun merasa ada dorongan dalam dirinya yang membuat Sang merasakan hal yang lebih kuat ada dalam pikirannya untuk melakukan apa yang Sang ingin lakukan barusan, sampai dengan sangat tiba-tiba Sang mendengarkan suara ledakan tapi ledakan tersebut terdengar seperti ledakan yang tertutup oleh sesuatu, seperti ledakan yang terjadi di dalam sebuah benda ' drum ', dan kagetnya lagi saat itu suara ledakan tersebut terjadi setelah Sang mendengar suara jeritan dari seekor hewan tepatnya seekor monyet, ketika suara monyet dan ledakkan tersebut sudah terjadi terdengar suara beberapa orang yang berteriak suka ria, seperti puas dan sangat senang tertawa. Sampai saat Sang mendengarkan suara tersebut Sang pun yakin jika apa yang lihat dan dengarkan bukanlah hal yang baik, dan memikirkan mengenai beberapa kandang yang ada di dekat rumah bersama dinamite yang ada di sebelah kandang tersebut Sang menjadi sangat yakin jika di dalam semua itu ada sebuah rencana yang kurang baik, sampai akhirnya dengan sangat yakin Sang pun langsung saja berlari menuju ke beberapa kandang yang ada di dekat rumah tersebut dan langsung saja mengeluarkan semua hewan yang terkurung di kandang tersebut, dengan rasa takut dan was-was nya yang hilang entah kenapa Sang pun akhirnya berani untuk mengeluarkan semua hewan tersebut dan sepertinya Sang sudah menyelamatkan mereka. Dengan perasaan Yang tegang saat itu Sang pun langsung saja melakukan apa yang menjadi pikirannya barusan yaitu menyelamatkan semua hewan tersebut karena Sang yang melihat dan mendengar suara jeritan hewan yang di ikuti ledakan tersebut tentu saja Sang langsung mengira jika hewan-hewan ini adalah hewan yang menjadi korban mereka selanjutnya, sehingga meskipun Sang merasa takut tapi Sang memaksakan dirinya untuk langsung saja melepaskan hewan-hewan tersebut. Sang yang bermodalkan nekat saja saat itu karena sejujurnya Sang tak memiliki keberanian, tapi karena ini bertujuan menolong dan salah satu hewan yang Sang tolong kebetulan adalah seekor kucing Sang pun akhirnya langsung saja memiliki keberanian dan hasilnya sekarang pun Sang bisa melepaskan beberapa hewan tersebut, dan tentu saja saat Sang sudah berhasil melepaskan mereka semua Sang pun berpikir jika Sang tentu saja sudah menyelamatkan mereka. Saat sudah berhasil melepaskan semua hewan yang ada di rumah tersebut Sang pun berniat untuk langsung saja pergi dari rumah tersebut karena Sang begitu merasa takut apa yang Sang lakukan bisa orang-orang yang ada di dalam rumah tersebut tahu, sehingga tentu saja itu akan menjadi sebuah masalah besar untuk Sang. Dengan cepat tapi hati-hati Sang pun melihat keadaan di sekitar rumah tersebut tentu saja Sang melakukan itu karena Sang begitu sangat berhati-hati takutnya jika Sang langsung saja pergi tanpa melihat situasi di sekitar Sang bisa ketahuan oleh orang-orang yang memilki niar jahat dengan hewan-hewan tersebut, setelah Sang sudah melihat ke sekitar nya Sang pun memastikan jika tak ada orang yang melihatnya dan karena sudah meras aman Sang pun dengan cepat langsung saja pergi, dengan sedikit berlari karena takut akan ada orang yang melihatnya saat itu. Beruntung saat Sang sudah bisa pergi agak menjauh dari rumah tersebut tak ada orang yang melihatnya, dan saat Sang sudah dekat dengan tambal ban yang sedang memperbaiki ban kendaraannya Sang pun berhenti sejenak menenangkan dirinya. " Tenang Sang, tenang. Sepertinya aku sudah bisa lolos dari mereka, tak ada yang mengikuti ku sampai kemari jadi lebih baik aku berhenti sejenak menenangkan diri ku, agar aku tak terlihat seperti orang yang panik dengan apa yang barusan sudah aku lakukan. Bagaimana pun jika penambal ban ini melihat ku dengan keadaan yang berantakan dan seperti orang yang ketakutan dan panik tentu saja dia akan merasa curiga, jadi tenang Sang, tenang,"ujar Sang bicara dalam hatinya seperti itu dengan dirinya yang berdiam diri, mengatur nafas dan pikirannya agar tak sampai terlihat mencurigakan. Sang pun merasa jika saran yang di berikan oleh pedagang kaki lima yang ada di dekat kantor nya begitu sangat berarti, dan saat inilah sarannya begitu terasa sangat Sang butuhkan dan sangat berguna bagi Sang, dimana saat ini Sang berdiam diri menenangkan dirinya yang tentu saja tak ingin sampai terlihat mencurigakan adalah bagian dari usahanya yang begitu sangat mencoba mengontrol dirinya, jika Sang tak mendengarkan saran dari pedagang tersebut sepertinya dalam masalah ini Sang tak akan sampai bisa seperti ini dan sepertinya emosi Sang akan dengan mudah terpancing sehingga bisa saja menjadikan masalah untuk Sang saat ini. Tapi saat itu Sang sangat bersyukur karena sudah ada orang baik yang memberitahunya apa yang sebaiknya Sang lakukan sehingga bisa menjadi orang yang bisa cukup mudah mengontrol dan menenangkan dirinya di keadaan seperti yang cukup genting seperti ini. Setelah beberapa saat Sang berhenti, mencoba menenangkan dirinya Sang pun akhirnya bisa mengontrol emosinya saat itu sampai Sang pun kembali saja berjalan dengan tenang menghampiri tukang tambal ban tersebut dan menanyakan mengenai kendaraanya tersebut. Dengan sedikit tersenyum ramah Sang pun pura-pura bertanya mengenai lapangan apa yang ada di belakang tempat tambal ban sekaligus rumahnya tersebut, saat Sang barusan mencari angin Sang merasa begitu melihat pemandangan yang indah karena luas lapangan tersebut, sampai penambal ban tersebut pun menjawab jika lapangan tersebut entah siapa pemiliknya tapi yang pasti lapangan tersebut sudah lama tak di urus sehingga terbengkalai dan jika Sang melihat lapangan tersebut memang luas tapi tak begitu akan karena banyak pecahan kaca dan beling di lapangan sana, sehingga sudah lama lapangan tersebut tak di urus oleh pemiliknya dan hanya menjadi lapangan dengan pemandangan tanah yang sebenarnya menyimpan bahaya karena banyak berserakan pecahan kaca dan benda tajam lainnya di lapangan tersebut. Saat Sang sudah menanyakan hal seperti itu Sang mendapatkan sebuah jawaban yang memang cukup masuk akal tapi Sang merasa jika apa yang tukang tambal ban tersebut katakan barusan tak terlalu benar, intinya adalah tukang tambal ban tersebut sedikit berbohong menjawab pertanyaan Sang karena orang tersebut agak bingung dengan perkataannya sendiri, sampai pada saat Sang mendengar jawaban seperti itu Sang pun malah kembali bertanya sesuatu kepada orang tersebut. Dan saat itu Sang malah bicara jika saat Sang barusan melihat lapangan tersebut Sang pun tak sengaja melihat sebuah benda hitam pekat yang cukup besar saat itu, dan berpikir jika apa yang Sang lihat adalah sebuah drum bekas tapi seperti bekas sebuah ledakan atau pembakaran karena drum tersebut begitu terlihat sangat hitam, mendengar hal itu dengan terlihat sedikit bingung orang tersebut pun menjawab kembali pertanyaan Sang saat itu tapi beliau hanya menjawab jika beliau tak tahu apa itu dan hanya menjawab kadang ada orang yang menghampiri lapangan tersebut, lalu saat sudah menjawab hal seperti itu orang itu pun langsung mengalihkan perhatian Sang dengan langsung saja membicarakan jika ban kendaraan Sang sudah selesai di tambal, karena mendengar hal itu tentu saja Sang juga fokus ke kendaraan nya yang sudah di tambal dan berterima kasih lalu langsung saja menaiki kendaraannya dan pergi melanjutkan dirinya yang akan pulang. " Ada yang tak beres dengan tukang tambal ban tersebut, kenapa dia terlihat sedikit bingung dengan jawaban yang dia berikan pada ku barusan. Dan ada apa itu ( Sang melihat ke belakang mobilnya lewat kaca spion yang ada, melihat beberapa pemuda yang berdatangan dengan wajah mereka yang terburu-buru karena panik ). Sialan sepertinya mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam peledakan tersebut dan mereka sepertinya mereka sadar ada yang melepaskan hewan-hewan yang sudah mereka siapkan di rumah tersebut. Gawat, mereka sepertinya mencari dan mencoba mengejar pelaku yang sudah melepaskan semua hewan tersebut yang tentu saja itu adalah aku, aku harus tenang semoga saja mereka tak sampai mengira jika aku yang sudah melepaskan hewan-hewan yang sudah mereka siapkan di depan rumah mereka tadi,"ujar Sang bingung, sampai Sang melihat jika saat itu ada beberapa pemuda yang dengan keadaan seperti terburu-buru dan panik menghampiri tambal ban yang mereka datangi barusan, dan beberapa pemuda tersebut terlihat berbincang dengan tukang tambal ban tersebut. Sampai karena melihat hal seperti itu Sang pun tentu saja merasa sedikit panik, takutnya tukang tambal ban tersebut membicarakan hal yang salah mengenai Sang yang tadi sempat datang menambal bannya disana, dan yang lebih Sang cemaskan adalah mereka yang curiga terhadap Sang termasuk penambal ban tersebut yang sempat Sang ajak bicara. Tapi Sang mencoba tak panik saat itu dan terus saja menjalankan kendaraannya dengan tenang sampai Sang pun menjauh dan semakin jauh dari tempat tambal ban tersebut sampai pada akhirnya Sang sudah tak bisa melihat tempat tambal ban tersebut tanpa ada dari orang-orang tersebut yang mengikuti Sang karena mencurigai Sang yang melepaskan hewan-hewan yang akan menjadi korban mereka semua. Saat Sang terus saja memacu kendaraannya, di sisi lain ternyata yang ada di rumah dengan peledak dan hewan-hewan tersebut adalah Cang, Cang begitu sangat marah dan kesal karena hewan-hewan yang sudah Cang siapkan barusan terlepas begitu saja. " Tak mungkin hewan-hewan itu bisa keluar dan meloloskan diri mmereka sendiri, pasti ada orang yang melepaskan mereka. Jika sampai aku menemukan orang yang sudah berani melepaskan mereka aku tak akan sampai melepaskannya, bahkan aku akan menjadikannya bahan percobaan dengan ledakkan ku saja hahahahaha,"ujar Cang saat itu bicara dengan nada geram dan sangat kesal, tapi di samping itu Cang pun bicara dengan tertawa meskipun bernada ancaman. Dan ketika Cang sudah bicara seperti itu Cang pun langsung saja melihat dengan tajam ke arah teman-temannya saat itu, melihat Cang yang melihat dengan tatapan tajam seperti itu teman-teman Cang terlihat tak ada yang berani melihat tatapannya balik dan hanya menunduk, seperti orang yang takut sampai pada akhirnya Sang pun menghampiri salah satu temannya yang saat itu tengah menunduk dan tak berani melihat balik ke wajah Cang, masih dengan tatapan tajam dan perasaan Cang yang kesal Cang pun memegang rahang temannya tersebut, dan dengan wajahnya yang menunjukan perasaan kesal Cang pun bicara. " Cari siapa orang yang berani melepaskan hewan-hewan yang sudah aku siapkan untuk di jadikan eksperimen kesukaan ku, dan jika sampai kau sudah menemukan nya jangan sampai kau habisi, kau boleh memberinya pelajaran tapi jangan sampai menghabisinya aku inginkan dia dalam keadaan yang masih hidup dan sadar sampai pada akhirnya aku yang akan menghabisinya dengan cara ku yang menyenangkan hahahaha. Pergi lah,"ujar Cang bicara dengan nada yang begitu sangat kesal memerintahkan kepada temannya saat itu, bahkan dengan menampakkan tangannya Cang langsung memerintahkan teman nya tersebut untuk mencari orang yang telah berani melepaskan hewan-hewan yang sudah Cang siapkan untuk di jadikan percobaan gila Cang. Saat teman-teman Cang mulai melakukan pencarian ke orang yang sudah berani melepaskan hewan-hewan untuk kesenangan Cang, dengan wajah dendam bahkan seperti orang yang masih saja sangat marah Cang menatap tajam ke salah satu arah saat itu dan berteriak. " Tidak ada yang bisa menghalangi ku melakukan apa yang aku inginkan, aku akan menghabisi mu dengan cara ku yang sangat menyenangkan ingat itu, bersiaplah siapapun kau, untuk menghadapi penyiksaan mu yang begitu kejam hahahaha,"ujar Cang sambil berteriak. Cang yang saat itu sangat merasa kesal dan marah karena hewan yang akan di jadikan Cang percobaan berhasil seseorang lepaskan, beda dengan Sang yang saat itu baru saja sampai di rumah dengan ketika Sang baru saja memarkirkan kendaraannya Sang langsung di sambut dan di hampiri oleh ibunya. " Sang ini jam berapa? kenapa kau baru pulang? apa ada yang terjadi dengan mu Sang?"tanya Yang sambil dirinya yang berlari menghampiri Sang dengan wajah dan paniknya. " Ibu kau agak lama menunggu ku? sabar bu, tenanglah aku tak apa-apa, hanya saja barusan salah satu ban kendaraan ku bocor sampai tentu saja aku harus mencari tempat menambal nya dan tentu saja menambal ban kendaraan ku dulu bu, jadi aku pulang terlambat seperti ini. Maaf bu membuat mu cemas tapi aku tak apa-apa bu, tak usah terlalu khawatir,"ujar Sang menjawab dengan perkataan yang mencoba menenangkan perasaan Yang yang saat itu langsung saja menyambut Sang dengan wajah dan pertanyaan yang begitu khawatir. " Syukurlah Sang jika itu memang yang terjadi, ibu begitu mengkhawatirkan mu karena ini pertama kalinya juga kau pulang terlambat sampai larut seperti ini Sang. Yasudah, ayo Sang kita masuk ke dalam makanan sudah menunggu mu,"ujar Yang bersyukur mengenai Sang yang baik-baik saja saat itu, lalu Yang pun mengajak Sang untuk masuk. " Maafkan aku bu, musibah terjadi tanpa bisa kita duga-duga jadinya seperti ini hehehe. Baiklah ayo bu,"ujar Sang menjawab dengan candaan, dan langsung masuk ke dalam rumah. Seperti apa yang sudah Yang sampaikan barusan jika makan malam sudah menunggu Sang saat itu, tapi sebelum Sang menyantap makanannya Sang pun langsung saja membersihkan tubuhnya terlebih dahulu lalu setelah itu barulah Sang menyantap makanan yang sudah di siapkan oleh Yang di meja makan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD