Mampukah Angela bertahan di antara orang-orang yang membohongi dirinya terus-menerus?
Mampukah Angela hidup di bawah kepalsuan dan paksaan yang merenggut kebebasannya?
Kecelakaan yang dia alami hingga merenggut nyawa orangtuanya membuat Alika bisa melihat makhluk halus di sekitarnya. Awalnya ia hanya bisa merasakan keberadaan makhluk tidak kasat mata itu sebelum pada akhirnya bisa melihat serta berkomunikasi.
Bak kutukan, jika Angelika mendengar tiga ketukan di mana saja ia berada maka akan ada kematian yang menghampiri orang-orang di sekitar tempat itu.
"Antara dirimu dan adikku, aku lebih memilih adikku. Aku akan pergi agar kalian bisa bahagia," bisik Alena lemah saat dirinya akan memasuki pesawat meninggalkan kota yang menjadi tempat kelahirannya.
"Aku pernah melepas tanganmu sekali, kali ini ketika kau berhasil kutangkap maka jangan harap bisa lepas lagi." Albert mendesis, ia memeluk Alena dengan erat ke dalam pelukannya.
"Mencintaimu adalah suatu pilihan meski menyisakan luka yang terasa dalam, air matamu adalah bencana bagiku karena hatiku sakit saat melihat itu." Alfred melangkah membelai pipi Alena yang masih nyenyak dalam tidurnya.
Mencintai kebebasan dan tidak ingin terikat dengan namanya sebuah hubungan, Albert tidak tahu kalau suatu hari nanti akan ada seorang bayi kecil akan mengisi hari-harinya. Bayi perempuan cantik yang diberi nama Arletta itu mengajarkan banyak hal pada Albert hingga mampu menjadikan Albert sosok ayah yang dicintai putrinya.