Rise of LoveUpdated at Oct 12, 2021, 09:45
Langkah kaki kecil itu, tanpa sadar menuntun pria berhati dingin, bernama Rain Antares, menemukan titik pelabuhan terakhir, yang berhasil meruntuhkan dinding pembatas dalam hati. Suaranya … senyumnya … dan tatapan mata sayu gadis itu, semakin hari, semakin memenuhi pikiran, dan membayangi setiap waktunya.
Rasa sakit karena kehilangan ibu dari putri kecilnya, sedikit demi sedikit memudar, berganti dengan rasa ikhlas, hingga pintu hati yang tertutup rapat itu, akhirnya terbuka lebar. Akankah Tuhan kembali mengizinkannya untuk merasakan, bagaimana rasanya tertawa lepas setelah kehilangan?
Mungkinkah kebahagiaan untuk dirinya dan putri kecilnya masih tersisa, walau hanya setitik saja?
“Semua temen-temen Embun punya Mama. Kok, Embun gak punya, sih, Pa? Mamanya Embun, ke mana?” tanya gadis kecil itu, melirih.
“Mama Embun ada di surga. Embun, kan, punya Papa. Papa bakal kasih, semua yang Embun mau. Embun gak boleh sedih lagi,” sahut Rain, sembari menghapus sisa air mata di atas wajah putri kecilnya.