Rafael's FamilyDiperbarui pada Jan 25, 2023, 04:10
Di kehidupan ini, setiap manusia pasti akan mengalami cobaan. Seperti halnya pada Via dan Rafael. Setelah kejadian penculikan itu, kondisi psikis Sean benar-benar terguncang. Sean yang dulunya menjadi anak yang ceria menjadi ajak yang lebih banyak diam. Setelah kejadian itu, Via dan Rafael membawa Sean pergi ke psikolog. Sean di diagnosis memiliki fobia terhadap darah.
Sebagai orang tua, tentu saja Via dan Rafael merasa sedih. Jika bisa di gantikan, Via akan bersedia menggantikannya. Walaupun Sean bukan anak kandungnya, tapi ia sangat menyayanginya. Sean adalah anak yang patuh dan menggemaskan. Via selalu berdoa agar Sean segera sembuh dari fobianya. Masih ada kemungkinan besar untuk Sean sembuh, yaitu dengan melakukan terapi bersama psikolog. Via dan Rafael akan selalu melakukan yang terbaik untuk anak-anak mereka. Via juga selalu di hantui rasa bersalah, karna ia merasa dirinya penyebab Sean seperti ini.
"Mom, apa Sean orang yang aneh?" Dahi Via berkerut mendengar ucapan Sean.
"Enggak, emang kenapa nak?"
"Kata temen-temen, Sean orang yang aneh. Karna Sean takut darah."
Via terdiam mendengar ucapan Sean. Hatinya terasa seperti tertusuk ribuan pisau saat melihat wajah sedih Sean. Via membawa Sean ke dalam pelukannya. Sean memeluk erat Mommynya. Pelukan Mommynya sangat membuatnya merasa aman dan nyaman.
"No, kamu bukan anak yang aneh. Putra kebanggaan Mommy ini adalah anak yang pintar, baik, sholeh, dan istimewa."
"Jangan dengerin kata orang Yan," ucap Farel yang tiba-tiba datang dan menghampiri adik dan Mommynya.
"Kamu tenang aja, aku selalu di samping kamu. Kalau ada yang nakal kamu bilang ke aku yaa. Biar aku marahin mereka." Farel tersenyum menatap adiknya. Sean juga tersenyum mendengar ucapan Kakaknya. Mereka pun saling berpelukan.
"Eh, ada apa ini kok pada pelukan?" Rafael datang bersama Alleta yang ada di dalam gendongannya.
"Yan... Yan... El... El." Sean dan Farel tersenyum ketika Alleta memanggil mereka.
"Sabar nak, Kak Sean sama Kak Farel gak kemana-mana." Rafael di buat gemas dengan tingkah putrinya itu. Rafael berjalan mendekat kearah istri dan anak-anaknya. Rafael menurunkan Alleta dan membiarkannya berjalan.
"My... My." Via gemas sekali dengan tingkah putrinya itu. Ia membawa Alleta ke pangkuannya.
"Mom, Sean mau pangku Alleta boleh?“ Via pun tersenyum dan memberikan Alleta ke pangkuan Sean.
"Yan... Yan... Yan." Celoteh Alleta.
Beginilah kehidupan mereka, ada suka dan ada duka. Rafael dan Via selalu berharap agar keluarga mereka selalu harmonis. Selalu ada disaat yang lain membutuhkan, dan tetap menjadi keluarga yang kompak.
Bagaimanakah kelanjutan kisah keluarga RaVi?
Dan apakah Sean bisa sembuh dari fobianya?