bc

Endlessly Loving You

book_age18+
936
FOLLOW
3.7K
READ
like
intro-logo
Blurb

Kisah cinta Aisha dengan sosok pria dewasa yang membuatnya benar-benar jatuh cinta kandas di tengah jalan hingga ia menutup hati untuk pria lain. Di saat ia kembali membuka hatinya, lelaki itu justru meninggal dalam sebuah kecelakaan sebelum hari dimana janji suci diucapkan. Kali ini Aisha menutup rapat-rapat hatinya, tak ingin kehilangan untuk yang kedua kalinya dan memadamkan kenangannya dengan sang kekasih.

"Mas Wiwied, kenapa mas harus pergi?" Tangis Aisha tak kunjung habis mengamati tubuh yang terbujur kaku di depannya. Seharusnya minggu depan mereka menjadi suami istri yang sah, tapi nasib berkata lain.

Akankah ada pria lain yang berhasil membuka hati Aisha? Bagiamana perjuangan pria itu mendapatkan dirinya?

chap-preview
Free preview
Part 1. Universitas Diponegoro
Pengumuman penerimaan mahasiswa baru dari jalur UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri) yang disebarluaskan oleh media cetak lokal jawa tengah minggu lalu, menyatakan diterimanya siswi bernama Aisha Ana kedalam Program Studi Administrasi Niaga Universitas Diponegoro Semarang. Pagi ini Aisha pun berangkat ke kota Semarang untuk mengurus daftar ulang masuk perguruan tinggi negeri tersebut. Ia ditemani oleh Ruby. Ruby adalah kakak laki-laki pertamanya. Saat ini Ruby adalah mahasiswa tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah Malang. Dari kota kelahirannya, mereka berdua menaiki bus antar kota antar propinsi. Hanya butuh waktu dua jam saja jika lalu lintas ramai lancar untuk sampai di Terminal Bus Terboyo Kota Semarang. Setelah mereka sampai di Terminal Terboyo, mereka kini menaiki bus dalam kota dengan trayek Terboyo-Penggaron via Simpang Lima untuk sampai di wilayah kampus Universitas Diponegoro yang ada di jalan Imam Bardjo. Bus kota itu pun menurunkan Aisha dan Ruby di jalan Pahlawan. Begitu turun dari bus, pemandangan pertama yang Aisha lihat adalah sebuah patung Pangeran Diponegoro yang menaiki kuda, dan ada air mancur juga disana. Orang-orang menyebutnya Air Mancur Undip. Dari air mancur undip, kini mereka berjalan menyusuri jalan Imam Bardjo untuk sampai pada gerbang utama kampus itu. Setelah melewati gedung Telkom, Kantor Pos, dan Bank Indonesia, kini tibalah mereka di gerbang utama universitas itu. "Selamat pagi pak. Saya mau daftar ulang penerimaan mahasiswa baru untuk program studi Administrasi Niaga Fakultas ISIP. Bisa saya meminta petunjuk arah dimana letak gedung Fakultas ISIP pak?" Tanya Ruby kepada satpam universitas itu. "Selamat pagi mas. Oh, mas mau mencari Fakultas ISIP? Tidak sulit kok mas. Kebetulan Fakultas ISIP letaknya paling dekat dengan gerbang utama ini," jawab pak satpam itu, dan Ruby menanggapinya dengan manggut-manggut. "Setelah gerbang utama ini, disebelah kiri ada lapangan basket. Nah, setelah lapangan basket itulah gedung Fakultas ISIP. Mudah kan?" Lanjut pak satpam itu. "Oh, baik pak. Saya paham," jawab Ruby. "Kalau mas mau menjelajahi kampus ini lebih lanjut, ada papan-papan petunjuk arah di setiap pertigaan ataupun perempatan jalan mas," pesan pak satpam itu. "Oh iya. Terimakasih informasinya pak," ucap Ruby. "Sama-sama mas," jawab pak satpam itu, lalu Ruby pun berlalu dari pos satpam itu untuk menghampiri Aisha. "Ayo. Kakak udah tahu letak fakultasnya," ajak Ruby. Aisha menjawab hanya dengan anggukan. Kini mereka berjalan menyusuri boulevard kampus itu. Begitu memasuki gerbang kampus, pemandangan kolam buatan dengan begitu banyak bunga teratai nampak di kanan jalan. Sedangkan di kiri jalan nampak beberapa mahasiswa dan mahasiswi tengah berlatih basket di lapangan basket. Dari boulevard itu nampak di kanan jalan ada sebuah gedung besar bertuliskan Auditorium Imam Bardjo. Baru saja Aisha menikmati pemandangan di sekelilingnya, tiba-tiba Ruby menarik tangan kiri Aisha yang kini berjalan lurus menuju Auditorium agar Aisha membelokkan badannya mengarah ke kiri jalan. Saat itu pula Aisha melihat gedung bertuliskan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Aisha pun tergelak. "Hehehe, sudah sampai ya kak. Cepet amat," ujar Aisha. "Kamu sih, terlalu terpesona sama pemandangan kampus baru kamu," tukas Ruby. "Hehehe. Kakak tau aja apa yang ada di pikiran aku," ucap Aisha. "Tapi kampus kakak lebih indah. Aku suka kolamnya yang besar, jembatannya, dan terowongannya," lanjut Aisha sambil mengingat saat SMP ia pernah diajak Ruby berlibur ke Kota Malang dan berjalan-jalan mengelilingi kampus Ruby. "Jelas dong. UnMu dilawan," ujar Ruby membusungkan dadanya. "Iya iya, tiada tanding tiada banding deh," ucap Aisha agar kakaknya senang. Begitu memasuki aula gedung Fakultas itu, Ruby mencari-cari pengumuman tata cara pendaftaran ulang mahasiswa baru. Biasanya pengumuman seperti itu dipasang di dinding aula fakultas masing-masing untuk memudahkan mahasiswa baru. Dan benar saja, pengumuman dan tata cara daftar ulang terdapat di dinding Mading fakultas itu. Ruby pun menggandeng Aisha mendekati Mading itu. Beruntung saat itu masih jam sembilan pagi, jadi suasana kampus masih sepi. Ruby membaca dan memperhatikan dengan seksama tata cara pendaftaran ulang itu. Setelah itu ia mengajak Aisha untuk melakukan tahap demi tahap yang telah dianjurkan dalam pengumuman itu. Setelah beberapa lama, proses daftar ulang itu pun selesai. "Alhamdulilah sudah beres Ai. Selamat ya. Sekarang adik kecil kakak sudah jadi mahasiswa. Belajar yang bener biar perjuangan ibu tidak sia-sia. Jadilah sarjana terbaik yang berprestasi, bermanfaat ilmunya dan berguna bagi nusa, bangsa, dan agama. Aamiin," ujar Ruby memberikan do'a dan harapan untuk Aisha dengan mata berkaca-kaca karena terharu. "Aamiin, ya robbal 'aalamiin," Aisha menjawab do'a Ruby. Kini mereka pun tersenyum bersama. Eh, kakak kok jadi lapar lagi ya. Padahal habis subuh sebelum berangkat tadi kita udah makan ya," ujar Ruby. "Mungkin karena pagi ini sangat melelahkan kak, energi kita terkuras, maka setelah urusan selesai, kita merasa lapar," ujar Aisha. "Bener juga kamu. Ya udah cari makan dulu yuk," ajak Ruby. "Oke bos!" Jawab Aisha. Kini mereka berjalan keluar dari gedung kampus itu. Karena di perjalanan menuju kampus tadi mereka melihat ada beberapa warung tenda, maka mereka memutuskan untuk kesana. "Idih, tahu gimbal?" ujar Ruby saat membaca tulisan yang ada di depan warung tenda yang berdiri di seberang jalan gedung Bank Indonesia itu. "Menjijikkan. Gimbal. Hi….," Ruby pun bergidik ngeri sambil membayangkan kata gimbal. Bagi Ruby, gimbal itu adalah bentuk rambut orang-orang yang ada di pinggir jalan yang gondrong, kotor, tidak pernah di keramas dan disisir. "Kamu jangan makan makanan itu lho Ai, menjijikkan," pesan Ruby. Aisha pun hanya mengangguk menurut. Kemudian Ruby melihat warung bubur ayam jakarta dan di sebelahnya ada warung batagor dan siomay. Setelah itu tidak ada warung lagi. "Aisha, pilihannya cuma ada dua warung nih. Warung bubur ayam dan warung batagor siomay. Kamu mau yang mana?" Tawar Ruby. "Biar agak kenyangan, aku bubur ayam aja kak," jawab Aisha. "Yaudah, kakak juga sama deh." Lalu mereka melangkahkan kaki menuju warung itu. "Bang, bubur ayam dua ya," pesan Ruby. "Siap mas, mau minum apa? Es teh? Es jeruk, air mineral?" Tawar penjual itu. "Es jeruk aja dua ya bang," jawab Ruby. "Siap mas. Pesanan segera sampai," ucap penjual itu. Beberapa saat kemudian, sampailah pesanan mereka. "Pesanan sampai. Silahkan menikmati," ucap penjual itu sambil memindahkan mangkuk dan gelas dari nampan ke meja di depan Aisha dan Ruby. "Terima kasih bang," ucap Ruby. "Sama-sama," jawab penjual itu. Kini mereka pun menikmati pesanan mereka. "Hmm, bubur ayamnya enak ya kak," ujar Aisha setelah menghabiskan semangkuk bubur ayamnya. "Iya. Kita beruntung nih, pas nyoba pas dapet yang enak," jawab Ruby. "Ai, habis ini kita nyari kos-kosan ya. Mumpung masih jam segini. Sekalian kakak ingin memastikan kamu dapat kos-kosan karena besok malam kakak harus kembali ke Malang," ajak Ruby. "Iya kak, aku padamu pokoknya," jawab Aisha sambil cengengesan. "Masih suka ya cengengesan gitu. Ingat kamu itu sekarang mahasiswa. Belajar bersikap lebih dewasa dikit dan manjanya dikurangi," pesan Ruby. "Iya iya kak. Aku pasti akan belajar bersikap lebih dewasa mulai sekarang. Aku juga akan mengurangi manja aku. Aku janji," sahut Aisha sebelum Ruby menyelesaikan kalimatnya. Ruby pun memutar bola matanya jengah, lalu ia pun beranjak dari duduknya dan menghampiri penjual bubur itu. "Sudah bang, semua nya berapa? Tambah telur puyuh dua ya bang," tanya Ruby. "Semuanya enam belas ribu mas," jawab penjual itu. Lalu Ruby pun mengambil uang dua puluh ribuan dari dompetnya. "Ini bang," ucap Ruby. Kemudian penjual itu menerima uang yang Ruby berikan dan memberikan kembaliannya. Setelah itu ia pun menghampiri Aisha. "Ayo Ai, kita mulai touring kita!" ajak Ruby bersemangat. Ruby harus menyemangati dirinya sendiri agar Aisha juga bersemangat mencari kos-kosan untuknya sendiri. Karena ia paham kalau di waktu seperti ini kebanyakan tempat kos sudah pada penuh. Kalau tidak punya kenalan orang di sekitar sini, pasti sangat lah susah untuk mendapatkan kos-kosan. "Touring? Touring apaan? Kita jalan kaki gini," ujar Aisha memutar bola mata. "Udahlah yang penting semangat, ayo!" ajak Ruby menyemangati Aisha. "Ayo lah!" Ucap Aisha tak kalah bersemangat. Dari jalan Imam Bardjo itu, kini mereka melangkahkan kaki tanpa arah karena mereka belum paham daerah ini. Melihat pertigaan jalan, Ruby pun membelokkan tubuhnya ke arah kanan. Kini mereka menyusuri jalan Erlangga Barat 1. Baru berjalan sekitar lima puluh meter, sudah ada pertigaan jalan lagi. Mereka pun belok kanan, karena gang ini adalah gang terdekat dengan kampus. Di jalan Erlangga Barat 7 itu, mata Ruby terbelalak lebar ketika menemukan tulisan di depan suatu rumah terima kos putri. Ruby pun mempercepat langkahnya. Diketuknya pagar teralis rumah itu. Tak lama kemudian seorang wanita yang nampaknya seorang asisten rumah tangga itu pun membukakan pintu gerbang. "Selamat siang buk, apakah benar disini terima kos putri?" Tanya Ruby. "Oh, silahkan masuk dulu mas, mbak. Saya panggilkan ibu dulu. Mari," ajak wanita itu. Ruby dan Aisha menjawab dengan anggukan sopan dan mengekori wanita itu ke ruang tamu. "Silahkan duduk," ucap wanita itu. Aisha dan Ruby pun menurut. Tak lama kemudian datanglah seorang wanita yang nampaknya pemilik rumah itu. "Selamat siang mas, mbak," sapa beliau. "Siang buk. Oh ya kedatangan kami kesini untuk menanyakan apakah benar disini menerima kos putri? Soalnya tadi saya lihat ada tulisan di depan," Tanya Ruby. "Oh, astaga! Jadi tulisan di depan belum dilepas ya?" Tanyanya kaget. "Maaf ya mas. Baru saja tadi pagi kosnya terisi penuh. Orangnya sudah bayar full untuk tiga bulan kedepan. Maaf saya mengecewakan mas dan mbak, karena teledor belum melepas tulisan di depan," lanjut beliau meminta maaf. "Oh, gitu ya buk. Ya udah nggak papa buk, mungkin memang belum rejeki kami," jawab Ruby lesu. "Kalau boleh tahu, kira-kira harga kos disini berapa ya buk? Maaf, kami soalnya dari luar kota dan tidak ada kenalan disini," tanya Ruby. "Kalau harga sih relatif ya mas. Tergantung jarak dari kampus, fasilitas yang didapat, dan kebijakan dari masing-masing pemilik. Tapi kalau di rumah ini memang agak mahal mas, karena kami menawarkan paket komplit," jawab beliau. "Paket komplit?" Sahut Aisha bertanya. "iya mbak, maksudnya selain mendapatkan fasilitas tinggal, kami juga memberikan fasilitas makan tiga kali sehari dan cuci setrika baju," jelas beliau. "Wah, itulah yang kami cari buk. Paket komplit tampaknya sangat cocok buat adik saya ini. Tapi sayang belum rezeki kami ya," ucap Ruby sambil menggaruk-garuk tengkuk nya yang tidak gatal itu. "Iya. Sekali lagi saya minta maaf ya mas, mbak," ucap beliau meminta maaf lagi. "Ndak apa-apa buk. Kalau gitu kami permisi dulu ya. Masih harus berburu kosan ini," pamit Ruby. "Silahkan," jawab beliau. Mereka pun berlalu dari rumah itu. Beberapa saat kemudian saat mereka sampai di depan Masjid Diponegoro, Adzan Dzuhur pun berkumandang. Mereka pun memutuskan untuk sholat dulu di masjid itu. Setelah sholat, mereka meneruskan perjalanan menyusuri setiap gang di jalan Singosari, Pleburan, dan Kertanegara. Lalu sampailah mereka di gang Kertanegara Selatan. "Duh, daerahnya kok agak kumuh gini sih? Mana rumahnya kecil-kecil lagi. Nggak ada pohon, rumahnya saling berdempetan. Pasti sangat panas dan tidak nyaman. Kita nggak usah nyari di daerah sini ya Ai," ujar Ruby. Aisha hanya mengangguk patuh. Tak terasa siang hampir berganti sore. Mereka belum juga menemukan kos untuk Aisha. Ruby pun menghentikan langkahnya, Aisha pun ikut juga. "Kita belum dapet kos nih, tapi hari udah hampir sore. Kita harus segera pulang biar nggak kemalaman dan kehabisan bus. Kamu nggak papa kan Ai? Besok-besok kita usahakan lagi buat nyari kosnya ya," ujar Andri memberi harapan untuk Aisha. "Iya kak," jawab Aisha pasrah. Kini mereka pun melakukan perjalanan pulang ke kota kelahirannya. *************** Beberapa hari kemudian datanglah tamu, teman ibu Aisha. "Permisi! Jeng Citra," sapa tamu itu saat mengetuk pintu rumah Aisha. "Sebentar," teriak Aisha dari dalam rumah. Aisha pun berlari ke pintu utama untuk membukanya. "Eh, tante Siska dan kak Angeline," sapa Aisha saat menemukan sosok tamu itu. "Mari silahkan masuk tante, kak. Aisha panggilkan ibu dulu ya," lanjutnya. Mereka pun mengangguk dan menurut. Tak lama kemudian ibu Aisha datang ke ruang tamu itu. "Eh, ada cik Siska dan cici Angeline," sapa ibu Aisha kepada kedua tamunya. "Kok tumben sama cici kesini?" Lanjut beliau bertanya. "Iya, mumpung cici lagi libur kuliah," jawab cik Siska. "Oh, gitu. Emangnya cici kuliah dimana?" Tanya ibu Aisha. "Di Semarang. Undip. Udah semester akhir kok jeng," jawab cik Siska. "Oh, gitu ya. Aisha tahun ini juga mulai kuliah di Undip. Kemarin baru aja selesai daftar ulang. Tapi Aisha belum dapat kos, padahal kemarin sudah muter-muter seharian sama Ruby disana," ujar ibu Aisha. "Lho, kok bisa?" ujar cik Siska. "Ya bisalah mi. Kalau nyari kos saat-saat seperti ini pasti sudah penuh semua," sahut Angeline. "Oh, gitu ya," ucap cik Siska sambil manggut-manggut. "Emangnya Aisha kuliah di Undip atas atau Undip bawah tante?" Tanya Angeline. "Walah, tante mana paham hal seperti itu. Coba tanyakan sama Aisha sendiri ya," tawar ibu Aisha. "Iya. Suruh sini aja tante. Siapa tahu Angeline bisa bantu," ucap Angeline memberi harapan, dan ibu Aisha pun mengangguk lalu memanggil Aisha. "Aisha! Aisha! Sini nak!" Panggil beliau. "Iya bu, sebentar," jawab Aisha dari teras belakang rumahnya. Lalu ia pun menghampiri ibunya di ruang tamu. "Ada apa bu?" Tanyanya. "Duduk dulu. Itu cici Angeline mau tanya-tanya sama kamu," ucap beliau. "Oh, ada apa ci?" Tanya Aisha kepada Angeline. "Kamu katanya mau kuliah di Undip ya? Undip atas apa Undip bawah?" Tanya Angeline balik. "Undip bawah ci." "Wah kebetulan. Cici juga kuliah di Undip bawah," ujar Angeline senang. "Oh ya? Cici jurusan apa?" Tanya Aisha tak kalah senangnya. "Cici jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan. Kalau kamu?" "Aku Administrasi Niaga Fakultas ISIP ci," jawab Aisha. "Oh, gitu. Fakultas kita bersebelahan berarti," ujar Angeline manggut-manggut. "Wah, bener ci? Kalau gitu kamu bisa bantu Aisha nyari kos?" Tanya cik Siska. "Iya, nanti Angeline coba mi," jawab Angeline. "Tapi minggu depan itu udah mulai OSPEK ci, aku bingung karena sampai sekarang aku belum dapat tempat kos," ujar Aisha sambil menundukkan kepalanya. "Hey, kenapa Aisha sedih? udah-udah jangan sedih lagi. Cici Angeline pasti bantu kamu kok. Ya kan ci?" ucap ci Siska ingin menghibur Aisha. "Tentu saja. Gimana kalau hari minggu besok kamu ke Semarang bareng aku. Untuk sementara kamu tinggal dulu di kos aku. Aku kan tinggal sekamar sendiri. Nanti sambil jalan, aku carikan kos-kosan," tawar Angeline. "Wah, benarkah? Yakin nanti Aisha nggak bakalan ngerepotin cici?" Tanya ibu Aisha. " Nggak repot kok tante," jawab Angeline. "Tuh kan, Aisha jangan sedih lagi ya," ucap ci Siska. "Hehehe, iya tante. Makasih ya tante Siska dan ci Angeline," ucap Aisha. "Iya, sama-sama,"jawab mereka berdua kompak *************

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.7K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.7K
bc

Perfect Marriage Partner

read
809.9K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K
bc

Marriage Not Dating

read
549.8K
bc

YUNA

read
3.0M
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook