bc

You are My Happiness

book_age16+
3.6K
FOLLOW
26.9K
READ
possessive
second chance
sensitive
drama
bxg
highschool
first love
friendship
school
friends
like
intro-logo
Blurb

WARNING

(Siapkan tissue sebelum membaca)

Seorang gadis bernama Elina yang selalu ceria dan selalu membuat orang di sekelilingnya bahagia, namun ternyata ada sisi yang sangat rapuh di dirinya. Mempunyai lima sahabat yang juga sangat ia sayangi bernama Aksa, Zidan, Zara, Syila, dan Leo. Elina menyukai salah satu sahabatnya yaitu Aksa, namun sayang rasa sukanya tak terbalas. Ternyata Aksa menyukai cewek lain, dan Elina justru yang dimintai tolong untuk membantu Aksa menyatakan cinta pada cewek tersebut. Betapa sakit dan terlukanya hati Elina. Namun sejak kejadian itu, semua menjadi berubah. Aksa yang dulu menjadi penyemangat hidupnya kini telah bersama orang lain. Tubuh dan kesehatan Elina semakin hari semakin melemah. Penyakit yang dulu sempat hilang, kini datang lagi menggerogoti tubuhnya perlahan. Akankah Elina mampu bertahan hidup melawan penyakitnnya? Akankah Aksa menyadari cinta Elina padanya? Atau semua sudah terlambat saat Aksa menyadarinya?

chap-preview
Free preview
CHAPTER 1
“Elinaaaaaaaaaaa.” Teriak mama Mika “Iya maaaa.” Sahut Elina dari kamarnya. “Elina, cepat turun sayang, ayo sarapan.” Gantian papa Farzan yang berteriak. “Iya pa.” Elina berlari menuruni anak tangga dengan senyuman semangat di bibirnya. Begitulah suasana pagi hari di kediaman keluarga Elina. Elina Leta Meidina, anak semata wayang dari keluarga Farzan dan Mika. Tak jarang hampir setiap pagi terdengar suara terikan saling bersahutan, itu semua juga karena Elina. Elina adalah sumber kebahagiaan bagi Farzan dan Mika. Tidak heran mereka selalu memanjakan Elina.  “Wah… kau tampak semangat sekali hari ini.” Ucap mama Mika saat melihat tingkah anaknya yang baru saja datang. “Tentu dong ma, ini kan hari pertama sekolah setelah libur panjang. Elina tak sabar ingin bertemu dengan teman-teman.” Jawab Elina dengan tampak sangat gembira di wajahnya. “Baiklah, kalau begitu makanlah dulu. Lalu kita berangkat.” Ucap papa Farzan yang ikut tersenyum melihat tingkah anaknya. Mereka sarapan bersama pagi ini. Elina juga terlihat sangat lahap menyantap makanannya sampai habis dan bersih. “Elina, sudah siap?” Tanya papa Farzan. “Siap dong pa.” Jawab Elina sambil menggendong ransel sekolahnya. “Sayang, aku berangkat dulu ya.” Ucap papa Farzan sembari mencium kening mama Mika. “Iya pa, hati-hati.” Mama Mika membalsa dengan pelukan. “Haaaaaaaaaaa… waaaaaaaaaahh.” Teriak Elina dengan lucunya sambil menutup matanya. Papa mama Elina tertawa melihat tingkah Elina seperti anak kecil dan terlihat begitu menggemaskan. “Kyaa, Elina apa yang kau lakukan?” Ucap papa Farzan dengan nada tertawa. “Apa sudah selesai?” Elina mengintip dari sela-sela jarinya. “Haduuh, sudah sayang, cepat berangkat.” Ucap mama Mika.  “Hehe. Iya ma. Elina berangkat dulu.” Pamit Elina. “Ya sayang, hati-hati.” Balas mama Mika dengan memeluk dan mencium kening Elina. Elina dan papa Farzan pun berangkat dan meninggalkan mama Mika. Papa Farzan mengantar Elina ke sekolah dulu. Beberapa menit kemudian mereka sampai di sekolah. “Papa, Elina sekolah dulu ya. Bye bye.” “Ya sayang. Bye bye.” Elina pun keluar dari mobil dan berjalan ke gerbang sekolah. Sedangkan Papa Farzan pergi meninggalkan sekolah Elina, dan berangkat menuju kantornya. “Selamat pagi pak bos.” Elina menyapa pak Prapto satpam di sekolah Elina dengan senyum cantiknya. Elina memang selalu ramah terhadap semua orang. Karena itu banyak orang yang menyayanginya. “Ehh.. selamat pagi non.. makin cantik aja.” Balas pak Prapto. “Wuhuuu… tentu saja pak.” Sombong Elina. “Kau sangat bersemangat hari ini.” Ucap pak Prapto yang juga bisa merasakan aura semangat Elina hari ini. “Benar pak, aku sudah tak sabar bertemu sahabatku.” Jawab Elina semangat. “Ahh.. kalau begitu masuklah.” “Ya sudah pak. Elina masuk kelas dulu ya.” “Iya non.” Elina pamit meninggalkan pak Prapto dan pergi menuju kelasnya. Elina berlari supaya cepat sampai di kelasnya. Saat Elina sudah sampai di depan pintu kelas, Elina memperlambat langkahnya. Dengan lucunya Elina mengintip di dalam kelas, dan tampak Aksa, Zidan, Leo, Zara, dan Syila sudah berada di dalam kelas dan sedang asyik mengobrol. Mereka semua adalah sahabat-sahabat Elina. “Mereka sudah di dalam.” Gumam Elina. Daaann.. “Selamat pagi semuanya.” Teriak Elina sampai mengejutkan semua orang di dalam kelasnya. Tatapan semua orang pun tertuju pada Elina. “Yaaaaaaaaaaaaa. Elinaaaaa.” Teriak Aksa sambil mengelus dadanya karena terkejut. Dengan wajah tidak merasa berdosa, Elina malah tertawa dan menghampiri kerumunan sahabatnya. “Hahaha.. selamat pagi Zara.” Sapa Elina dan memeluk Zara. “Selamat pagi Elina. Aku merindukanmu. Aku juga merindukan suara cemprengmu ini.” Balas Zara. “Enak saja. Suaru ku sangat-sangat merdu tau. Ahh..Sama. aku juga merindukanmu Zara yang mungil. Hehehe” “Heh,, anda nggak sadar body?” “Iya deh, kalau gitu kita sama-sama mungil dan imut. Hehehe.” “Iya deh.” “Arsyilla, aku merindukanmu.” Elina bergantian menyapa dan memeluk Syilla. “Aku juga merindukanmu Elina.” “Haaiiiii brooo.” Tersenyum pada Zidan dan Leo lalu memeluknya bersama. “Aku rindu Elina.” Balas Zidan. “Aku juga.” Sahut Leo. “Sama. Huhuhu.” Aksa sudah membuka kedua tangannya untuk memeluk Elina. Namun ternyata Elina berhenti di Zidan dan Leo. Aksa merasa di campakkan dan dia tidak terima. “Yaaakkkk, Elinaaaaaaaa.” Teriak Aksa dengan suara besarnya dan serak-serak sexy kata orang-orang. “Kenapa?” Tanya Elina dengan memasang wajah datar. “Kau tidak rindu padaku?” kau tidak ingin memelukku?” “Memangnya kau siapa?” Goda Elina. “Perkenalkan. Aku adalah Aksa Rheandra. Manusia paling tampan disini.” Ucap Aksa sambil menjabat tangan Elina. “Wueeeeeeeeek.” Zidan merasa jijik dan pengen muntah mendengarnya. Sedangkan yang lain ikut tertawa mendengar pernyataan Aksa. “Yaaaaaaaaa. Kenapa?” Teriak Aksa tak terima. “Hahaha. Sini sini.” Elina pun memeluk Aksa. “Aku juga merindukanmu Aksa Rheandra orang yang paling tampan di sini kalau sendirian.” “Yaaakkk… aku memang paling tampan diantara mereka semua.” “Iyain aja deh.” “Emmm… aku juga merindukanmu Elina.” Entah mengapa Elina merasakan ada yang berbeda saat berpelukan dengan Aksa, perasaan yang berbeda ketika memeluk Zidan dan Leo tadi. Kriiiiiiiiiiiiiiinggggggggggg Bel sekolah berbunyi, semua murid berhamburan memasuki kelas masing-masing. Elina duduk sebangku dengan Aksa. Zara dengan Zidan, dan Syila dengan Leo. “Elina.” Panggil Aksa sambil tersenyum. “Ada apa, Sa” “Kau cantik.” Elina terkejut dan menoleh ke arah Aksa. “Apa? Kau bilang apa?” “Tidak, aaa… ja..jari mu cantik.” Jawab Aksa gugup. “Yaaaaa….kau ini kenapa?” Tanya Elina sambil menyiku lengan Aksa dan tertawa kecil. “Hahaha, entahlah, aku juga merasa aneh.” Jawab Aksa bingung. “Elina, bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita ke taman dulu.” Ajak Aksa. “Ah.. baiklah.” Jawab Elina langsung menyetujui ajakan Aksa. “Sssssssssstttttt.” Aksa memanggil Zidan, Leo, Zara, dan Syila. Kebetulan mereka semua duduk berdekatan. Mereka pun menoleh. “Sepulang sekolah nanti kita ketaman dulu ya?” Ajak Aksa pada semua sahabatnya. Mereka menganggukan kepala berarti mengiyakan ajakan Aksa. Suasana yang semula ramai pun menjadi hening, saat seorang guru memasuki ruangan. Guru tersebut adalah Pak Suho yang juga sebagai walikelas di kelas Elina. “Selamat pagi anak-anak.” Sapa Pak Suho. “Pagi pak.” Balas semua murid serentak. Pak Suho memulai kelas pagi ini dan berbasa-basi sejenak, hingga pada akhirnya ia menyampaikan sesuatu. “Anak-anak. minggu depan pendaftaran sebagai ketua osis akan dibuka, jadi siapa yang akan mendaftar, bisa mendaftar pada bapak ya.” “Iya pak.” Jawab semua murid. “Dan karena hari ini pertama masuk, jadi jam pelajaran di bebaskan, kalian boleh pulang lebih awal.” “Iya pak.” Jawab semua murid kompak. Pak suho pun pamit dan pergi meninggalkan kelas. Suasana kelas kembali ramai saat Pak Suho keluar. Ada beberapa murid yang masih duduk santai, ada juga yang langsung pergi meninggalkan kelas. “Ayo Elina, ingat! Ketaman dulu okey?” “Iya Aksa.” Sesuai rencana dan ajakan Aksa tadi. Mereka semua pergi ke taman dulu sebelum pulang. Elina dan Aksa kini sudah duduk dibangku taman. Sedangkan yang lainnya menghabiskan waktunya dan berada di tempat terpisah dari Elina dan Aksa. “Elina, aku punya sesuatu untuk mu.” Ucap Aksa “Apa itu?” “Ini.” Ucap Aksa sambil menyodorkan sebuah kotak kecil dan Aksa juga langsung membukanya. Ternyata kotak tersebut terdapat dua cincin, yang terlihat seperti cincin couple. “Waaahhh… Aksaa.” Elina tersenyum setelah melihat cincin tersebut, Elina menatap Aksa dan Aksa pun tersenyum. “Kau menyukainya?” Tanya Aksa. “Ini cantik sekali Sa, terima kasih.” “Sini tanganmu.” Aksa meraih tangan Elina lalu memasangkan cincin tersebut ke jari tengah Elina. “Satu untukmu, dan ini untukku. Ini cincin persababatan kita.” Ucap Aksa “Wah, aku sangat menyukai ini.” Ucap Elina yang terlihat sangat bahagia mendapat cincin itu. Tak lama kemudian Zidan, Leo, Zara, dan Syila pun datang menghampiri Aksa dan Elina. “Lin, ayo kita pulang. Hari sudah mulai panas.” Ajak Zara. “Ahh, baiklah, ayo kita pulang.” Mereka semua pulang dan terpisah di taman kecuali Aksa dan Elina. “Mau kuantar pulang?” Tanya Aksa. “Tak perlu Sa. Aku sudah menelpon supirku.” Jawab Elina sambil tersenyum. “Ah, baiklah, kalau begitu hati-hati ya.” “Iya, bye bye.” Ucap Elina yang tersenyum malu sambil melambaikan tangan. Aksa pun membalas senyuman Elina sambil melambaikan tangan. Selama di mobil Elina tak henti tersenyum dan terus memandangi cincin yang diberikan Aksa padanya. Tak lama kemudian Elina sampai di rumah. “Mama, Elina pulang.” Teriak Elina memasuki rumah. “Halo sayang.” Ucap mama Mika sambil mengecup kening Elina. “Bagaimana sekolahmu hari ini? Apakah menyenangkan?” Tanya mama Mika. “Heemmmemmm…..sangat menyenangkan ma.” Jawab Elina dengan tersenyum bahagia. “Dan lihat ini.” Lanjut Elina sembari menunjukkan jari yang dipasangkan cincin oleh Aksa. “Waah, Elina. Ini cantik sekali.” Ucap mama Mika melihat cincin yang di pakai Elina. “Heemmm.. cieee.. dari siapa hayoo?’’ Goda mama Mika. “Hehehe. Dari Aksa ma.” “Aksa?” “Iya ma.” “Cie.” Mama Mika tak berhenti menggoda Elina. “Aahhh.. ini hanya cincin persahabatan ma.” “Tapi kamu sangat senang kan? Iya kan? Hayo ngaku sama mama.” “Ah.. mama. Berhenti menggoda ku.” Elina tampak tersipu malu karena di goda oleh mamanya sendiri. “Hehehe.. ya sudah.. cepat ganti baju, lalu kita makan.” “Iya ma.” Elina pergi ke kamarnya dan bergegas untuk ganti baju. Elina berjalan dengan bibir yang tetap tersenyum dan memandangi cincin yang terpasang di jari tengahnya dan mama Mika melihat tingkah. “A..A…A….A….Aksaaaa.” Goda mama Mika. “Mamaaaaaaaaa.” Teriak Elina malu-malu. Mama Mika terlihat tertawa sangat puas setelah menggoda Elina. Malam pun tiba, Elina sedang berbaring di kamarnya. Masih sama, Elina terus memandangi cincin dari Aksa sambil tersenyum. “Aksa sedang apa yah?” Gumam Elina. “Haruskah aku menghubunginya?” “Ahh… tidak. Mungkin lebih baik aku kirim pesan saja.” Elina terus berfikir dan berbicara sendiri. Dan akhirnya Elina memutuskan untuk mengirim pesan kepada Aksa.  “Kau sudah tidur?” Tanpa menunggu lama, ponsel Elina berbunyi dan terdapat notif dari Aksa. “Belum Lin, ada apa?” Balas Aksa. “Kau sudah makan” Elina. “Sudah, kau sudah makan?” Aksa.  “Sudah.” Elina. “Kau tidak tidur?” Aksa. “Aku akan tidur.” Elina. “Aaahh… tidurlah Lin, selamat malam. (Emot love).” Aksa. Elina teriak saat membaca pesan dari Aksa yang menggunakan emoticon love. “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa.. apa maksud dari emot ini?” Elina teriak sambil tertawa. Elina tak menjawab pesan terakhir Aksa. “Apa maksud dari emot love??” Gumam Elina. “Aaaaaaaaaaaa.” Elina berteriak dan bangkit dari tempat tidurnya lalu meninju bantal dan guling yang ada disekitarnya sambil tertawa sangat bahagia. “Aksa, kau membuatku gila.” “Aaaaaaaaaaaaaaaaaa.” Semakin keras Elina berteriak sampai terdengar sampai ke bawah dan mama Mika mendengarnya. Mama Mika pun merasa khawatir dan takut terjadi apa-apa dengan Elina. Akhirnya mama Mika mengampiri ke kamar Elina. “Elinaaa, ada apa?” Teriak mama Mika dari luar pintu sambil mengetuk pintu. “Hah? Mama? Apakah aku berteriak terlalu keras?” Elina pun membuka sedikit pintunya. “Ada apa ma?” Tanya Elina hanya memperlihatkan kepalanya dari balik pintu dengan rambut yang amat sangat berantakan. “Yaa, kau ini kenapa? Itu rambutmu sudah seperti singa.” Ucap mama Mika sambil tertawa melihat kondisi rambut Elina. “Ahahahah… tidak papa ma.” Jawab Elina sambil merapikan rambutnya. “Tidurlah.” Perintah mama Mika. “Iya ma, selamat malam.” Elina pun menutup pintu kamarnya kembali, sedangkan mama Mika pergi meninggalkan kamar Elina sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.   TBC ********  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Because Alana ( 21+)

read
360.3K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.6K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

Long Road

read
118.3K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Satu Jam Saja

read
593.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook