bc

The Amethyst World

book_age16+
161
FOLLOW
1K
READ
arrogant
powerful
bxg
mystery
brilliant
mythology
magical world
supernature earth
dragons
school
like
intro-logo
Blurb

Berawal dari sebuah liontin yang berbentuk batu amethyst seperti namanya yang berwarna ungu muda yang bercampur dengan warna putih. Seorang gadis terperangkap di dalam sebuah dunia yang sangat gelap dan penuh dengan misteri. Arthemis Amysthyst Matcha, gadis berambut silver keunguan muda dan bermanik biru saphire itu dapat menatap dunia yang sangat indah menurutnya. Namun, siapa sangka ternyata dirinya adalah seseorang yang sangat penting bagi dunia itu. Akankah ia kembali ke dunia aslinya? Atau dia akan menetap di dunianya saat ini?

chap-preview
Free preview
Tangisan Arthemis
Tangisan luka sangatlah berat. Tapi, di situlah kita akan belajar bagaimana rasanya untuk bertahan untuk selamanya. -Arthemis Amysthyst Matcha. Arthemis POV On. “Emys, di mana minumanku dan makananku?!!” “Emys, pakaian baruku di mana?!!” “Emys, cepat selesaikan pekerjaan rumahmu!” “Emys, di mana Psku!” Begitulah kira-kira teriakan dari ketiga saudara angkat dan ibu angkatku saat menyuruhku. Pembantu? Pasti banyak dari kalian yang berpikir demikian tentangku. Jangan pernah mengira bahwa aku adalah pembantu okay, karena sebenarnya aku adalah pemilik asli rumah ini. Keluarga Amysthyst adalah salah satu keluarga yang sangat kaya, kekayaannya meliputi banyak hal seperti mobil, perusahaan, motor, dan termasuk rumah ini. Karena sebuah p*********n aneh ke rumahku dan membunuh orang tuaku dengan sangat sadis. Fransisco Amysthyst dan Arnemis Matcha Amysthyst adalah namakedua orang tuaku. Setelah kejadian beberapa tahun lalu itu, membuatku sering merasa sendiri. Sebastian Vedrik Vandrao dan Verionica Vandrao adalah sepasang suami istri yang di percaya oleh ayah untuk menjagaku. Semenjak kejadian beberapa tahun silam, hingga akhirnya sekarang aku di angkat oleh mereka berdua. Rumahku saat ini menjadi sebuah neraka yang sangat panas saat ini. Banyak orang juga yang memanggilku seperti Cinderella, karena nasib dan kehidupanku saat ini sangatlah mirip dengannya. Seandainya aku bisa menjadi Cinderella, maka aku akan sangat bersyukur. Cinderella mungkin sering di siksa oleh ibunya, sering di jadikannya pelayan. Berbeda denganku meskipun aku ini di jadikan pelayan, tapi mereka semua tidak pernah memperlakukan aku seperti selayaknya manusia. Mereka selalu menganggap diriku lemah dan menyiksaku tanpa ampun ketika aku melakukan kesalahan. Setiap hari mereka yang ada di rumah ini selalu menjadikan aku sebagai b***k oleh mereka semua. Kamarku di tempati oleh kedua anak perempuan ibu dan ayah angkatku sehingga aku harus tidur di sebuah gudang yang sempit dan gelap yang ada di rumah ini. Aku tidak memiliki banyak teman binatang seperti Cinderella. Aku hanya memiliki seekor burung rajawali yang selalu mengikutiku kemanapun aku pergi sendari kecil. Aneh? Sudah pasti. Menurut orang tuaku burung ini adalah berkat dari dewa untukku yang harus aku jaga sepenuh hati. “Emys, di mana makananku dan minumanku?!!” ujar salah satu saudara angkatku yang membuatku tersadar dari lamunanku. “iya, tunggu sebentar!” teriakku sambil membawa nampan yang berisi makanan ringan dan minuman dingin yang dia pesan. Alexandra Vandrao adalah seorang gadis berambut panjang berwarna hitan dan bermanik coklat. Ia adalah anak pertama dari paman Bastian dan bibi Veri. Grilly Vandrao, gadis berambut hitam dan bermata tajam, Ia anak kedua dari mereka. Dan anak mereka yang terakhir bernama, Erlangga Vandrao seorang pria bertubuh panjang dan merambut coklat. Mereka adalah yang akan menjadi waliku selama aku belum dewasa. Sekarang aku berumur 16 tahun, aku akan lepas dari mereka semua setelah aku berumur 18 tahun. Sama seperti yang ada di surat ahli waris dari ayahku. Aku akan di lepas setelah aku 18 tahun, menurut mereka anak berumur 18 tahun sudah dapat menjaga dirinya sendiri dan bisa belajar memimpin bisnis yang kami punya dengan di bantu oleh Paman Varo. Andra berumur 23 tahun, Grilly berumur 20 tahun, dan Angga berumur 18 tahun. Umur kami memang terpaut dengan sangat jauh, tapi mereka yang berumur di atasku selalu memperlakukan aku seperti sebuah mainan dan robot yang sangat mudah di suruh-suruh. “Ini Kak makanan dan minumannya,” ujarku sambil meletakkan makanan dan minumannya di atas meja yang ada di samping ranjang kecilnya. “Emys, pakaian baruku di mana?!!” teriak Kak Grilly dari dalam kamarnya,membuatku segera masuk ke dalam kamarnya. Aku mencari bajunya yang ada di dalam lemari dan mengambilnya. “Ini kak bajunya,”ujarku sambil memberikan sekotak baju lengkap kearahnya. “Emys, di mana stik Psku!!!” teriak Kak Angga yang membuatku berlari kembali ke arah kamarnya. "Ada apa Kak Angga?" tanyaku dengan tergesa-gesa. "Di mana kau simpan stik PSku? Aku sekarang ingin bermain PS," ucap Angga dengan nada dingin. "E---itu-----" "Itu apa!" bentak Angga kearahku. Aku menundukkan kepala dengan pelan dan menghembuskan nafas dengan pelan. "E---itu----aku gak tau Kak," ujarku dengan gugup. PRANK!! Suara vas bunga pecah memekakkan telingaku. Aku terus menundukkan kepala dengan sangat dalam dan menahan tangis ketika melihat Angga yang sedang menatapku dengan tatapan tajam. "Apa kau bilang? Kau tidak tahu?" tanya Angga dengan dingin. "Kau benar-benar telah membuatku kecewa, kan aku sudah bilang kau harus menaruhnya dengan benar. Kenapa kau malah mengabaikan barangku! Dasar wanita tak berguna!" seru Angga di depan wajahku. "Maafkan aku, Kak. Aku beneran tidak tahu tentang PS itu," ucapku dengan lirih. "Baiklah sebagai gantinya malam ini kau harus menemani aku tidur!" ucap Angga dengan penuh seringaian licik. Aku mengangkat wajahku dan membelaklakan mataku. "Tidak, aku tidak pernah sudi untuk menemani kamu!" tolakku dengan kasar. "Emys!" teriak Andra dari kamarnya. "Apa kamu bilang tadi? Ulangi ucapanmu!" ucap Angga dengan nada dingin. "Maaf Kak, Kak Andra sekarang sedang memanggilku," tolakku dengan halus. Aku hendak berjalan keluar dari kamar namun sebuah tangan kekar menahan tanganku. "Kenapa buru-buru? Kau saja belum menjawab pertanyaanku tadi?" tanya Angga dengan sangat lembut. "Emys!!!!" teriak Andra dari kamarnya. "Kak maaf, tapi aku harus keluar saat ini juga. Kak Andra memanggilku," ujarku sambil mencoba melepaskan genggaman tangan Angga. Mau sekuat apapun tenagaku saat ini, semuanya terasa sangat sia-sia. Tangan Angga lebih besar dan kuat di bandingkan tanganku, aku terus berusaha melepaskan genggaman tangan itu. Namun nihil, semakin aku kuat untuk melepaskannya semakin kuat juga ia menggenggam tanganku saat ini. "Jawab dulu pertanyaanku saat ini?" ujar Angga dengan senyuman smirknya. "Maaf Kak, aku ti----akh!" Aku menjerit pelan ketika Angga membenturkan dahiku ke atas dipan ranjang besi yang ada di kamarnya. Aku berjalan mundur ke belakang dengan menarik tubuhku, Angga terus mendekatiku. "AKH!" Aku menjerit kesakitan ketika tanganku tertusuk beling bekas pecahan Vas bunga tadi. Angga mendekatkan dirinya ke arah diriku hingga jarak kami sangatlah dekat. Ia semakin dekat dan menekan tangan kiriku yang baru saja tertancap beling dan menekannya dengan sangat kuat. "AKH! S----sa-----sakit Kak Ku mohon hentikan!" Mendengar teriakanku Angga semakin membabi buta menekan tanganku hingga lantai yang ada di bawah tangan sudah penuh dengan darah. Tak puas dengan itu saja, saat ini ia kembali menyiksaku. Angga menjambak rambutku dengan keras dan menjenturkannya ke tembok yang ada di belakangku, ia terus menyiksaku dengan kejam saat ini. "Dengarkan aku baik-baik, ini adalah hukumanmu karena sudah melawanku. Ingat satu hal kau bukan siapa-siapa saat ini, kau hanya bagaikan sebuah manusia yang tidak ada harganya bagi kami. Anda adalah seorang wanita yang bisanya hanya menyusahkan keluarga kami saja," ujar Angga dengan senyuman smriknya. Ia kembali menarik rambutku ke belakang dan menekan rahangku dengan sangat kuat. "Bersihkan pecahan kaca itu dan keluar dari kamar ini. Aku ingin pergi dulu," ucap Angga sambil menjentuskan kepalaku dengan keras ke arah tembok dan meninggalkanku sendirian di dalam kamar. Aku dengan perlahan membersihkan pecahan kaca itu dan menahan rasa sakit yang ada di telapak tanganku. Aku hanya bisa menangis saat ini, tidak ada satu orangpun yang dapat membelaku. Tanganku terasa sangat nyeri sekali saat ini, tapi aku tidak bisa melakukan apapun. Aku tidak bisa membersihkannya sekarang karena aku harus mengerjakan banyak hal setelah ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.2K
bc

Time Travel Wedding

read
5.3K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook