bc

Suntikan Cinta Dokter Tampan

book_age18+
3.6K
FOLLOW
17.8K
READ
possessive
doctor
comedy
sweet
humorous
genius
icy
city
coming of age
passionate
like
intro-logo
Blurb

Cinta pada pandangan pertama, kira-kira itulah yang mendeskripsikan hati seorang Angger Sugesti. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama ketika seorang dokter tampan bernama Ardhito Suhendra menyuntikkan obat bius pada tubuhnya karena ia yang baru saja kecelakaan tapi tidak mau diobati.

Sejak kejadian itu, Angger selalu saja mencari perhatian Ardhito. Ardhito pergi ke manapun ia akan selalu mengikuti, bak anak itik yang mengekor ke manapun induknya pergi.

Hingga sebuah pernikahan berkedok perjodohan itu terjadi di antara mereka, Angger senang bukan kepalang. Berbeda dengan Ardhito yang merasa bahwa ini adalah kesialan baginya, baru pertama kali ia bertemu pasien aneh seperti Angger. Dan hal itu malah membuat ia terjebak pernikahan bersama dengan pasien anehnya itu.

Lantas apa yang akan terjadi? Akankah cinta Angger akan terbalas? Berawal dari suntikan, berubah jadi cinta.

***

Jangan lupa follow akunnya dan tap love ceritanya ya ❤️

Cover by @Lanamedia

chap-preview
Free preview
Prolog
Sebuah kendaraan beroda empat melaju dengan cepat, bahkan di atas rata-rata. Sepertinya sang pengemudi tidak memedulikan sekeliling karena mobil itu terus saja melaju dan mengabaikan beberapa pengendara yang membunyikan klakson karena berkali-kali mobil yang melaju dengan cepat itu menyalip tanpa membunyikan klaksonnya. Seakan tak peduli dengan nyawanya yang sedang di ambang kematian, mobil itu terus ia lajukan dengan cepat. Itu semua karena rasa emosi dan kekesalannya yang sudah berada di puncak, hingga nyawa yang akan melayang pun tidak ia pedulikan. Gara-gara pemandangan beberapa jam lalu itu lah penyebabnya, di mana sang kekasih ah sekarang mungkin sudah menjadi mantan kekasih berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Hingga tiba-tiba ada sebuah mobil truk yang hampir saja menabraknya, ia yang kelewat panik pun membanting stir hingga akhirnya mobilnya menabrak sebuah pohon. BRUKKK ... bunyi benturan itu tak dapat dielakkan lagi, mobil terlihat berasap. Perlahan-lahan wanita yang berada di dalam mobil itu pun membuka kedua matanya. "Kenapa gue masih hidup?" keluhnya ketika ternyata ia masih bisa membuka mata dengan sempurna. Tok ... tok ... tok .... Tiba-tiba saja kaca jendelanya diketuk hingga membuat wanita bernama Angger Sugesti itu membuka pintu mobilnya dan keluar, matanya membulat ketika melihat seorang pria tampan berjas putih yang ia yakini jas dokter itu menatapnya dengan khawatir. "Mbak enggak apa-apa?" tanyanya dengan khawatir. "Ehem ... saya enggak apa-apa kok, Mas." Wanita yang biasanya dipanggil Angger itu tersentak ketika tiba-tiba saja lengannya disentuh. "Berdarah, lukanya sepertinya cukup parah." Angger mengikuti arah pandang dokter itu ke lengannya yang memang mengeluarkan banyak darah, ini semua karena tadi sepertinya serpihan kaca jendela yang pecah mengenai lengannya. "Darahnya banyak! hiks ...." Angger yang panik berteriak sambil menangis, ia begitu takut ketika melihat darah. Aneh memang, tadi dia yang menginginkan mati. Sekarang ia malah menangis hanya karena melihat lengannya yang bercucuran darah, kira-kira bagaimana jika ia tadi mati sungguhan? Apalagi ketika rasa sakit kini Angger rasakan, tadi memang tak terasa apa-apa karena pikirannya sedang kosong. Nyatanya sekarang lengannya sakit luar biasa. "Mbak yang tenang, ya? Jangan menangis ...." Dokter muda yang wajahnya sangat tampan itu pergi sebentar menuju mobilnya kemudian kembali menghampiri Angger. "Saya lupa membawa P3K, luka Mbak sepertinya begitu parah dan harus dijahit. Ayo! Mbak ikut saya saja ke rumah sakit." Belum sempat Angger menolak, dokter tampan itu yang sepertinya tengah panik langsung menggendong Angger menuju mobilnya. "Semoga ini bisa menghentikan darah yang keluar," ucapnya sambil melilitkan jas putihnya di lengan Angger. Bahkan ia mengabaikan jasnya yang kini sudah berlumuran darah, tidak ia pedulikan kalau itu jas kesayangannya. Menolong seseorang adalah yang paling utama, itu sumpahnya sebagai seorang dokter dulu. Angger hanya diam, tangisnya sudah berhenti. Namun, ia masih sesenggukan, rasa perih masih ia rasakan. Inginnya ia berteriak kencang antara sakit dan kesal karena ternyata ia masih hidup, tetapi rasanya tak mungkin ia berteriak di sini. Mau ditaruh di mana mukanya? Apalagi dokter di sampingnya ini masih muda dan begitu tampan. Angger hanya melirik sekilas sih karena ia tidak berani menatap dokter itu lama-lama, selain karena mata dokter itu yang setajam elang hingga membuatnya takut. Ia kini lebih fokus pada luka di lengannya yang semakin lama semakin sakit ketika ia resapi, tetapi jelas tak sesakit hatinya kini. *** Apa manfaat tap love? Manfaatnya kalau cerita ini update kalian akan mendapatkan notifikasinya. Apa manfaat follow akun author? Manfaatnya kalau author update cerita baru akan ada notif di inbox kalian jadi kalian enggak ketinggalan deh kalo author buat cerita baru. Makanya budayakan dua hal itu ya ❤️

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
12.9K
bc

My Secret Little Wife

read
96.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
189.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.5K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook