bc

The Guardian Angel

book_age12+
860
FOLLOW
8.6K
READ
friends to lovers
arrogant
goodgirl
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Ini tentang Diary, gadis yang selalu tertindas hanya karena ia tak seterkenal mereka. Memangnya di mana letak kesalahan Diary Clarista? Hanya karena ia seorang siswi yang berpenampilan biasa, lantas siapa pun bisa dengan seenaknya menindas gadis itu?

Malang memang, tapi Tuhan selalu mengutus malaikat bagi hambanya. Seperti halnya kemunculan Gerraldi Hutama, dia bagaikan seorang utusan Tuhan yang diturunkan guna melindungi Diary dari penindasan teman-temannya.

Lantas, akankah Gerrald berhasil melindungi Diary?

chap-preview
Free preview
1. Hari Baru
Zaman apa ini? Kenapa orang hanya akan selalu dihargai dan dianggap ada dengan alasan karena dia mempunyai sesuatu yang dinamai kelebihan? Lantas, bagaimana dengan mereka yang memiliki banyak kekurangan? Apa bahkan mereka gak pantas untuk dijadikan teman? Keterlaluan sekali jika memang persoalannya seperti itu. Bukankah Tuhan menciptakan manusia itu dalam satu derajat yang sama. Lantas, kenapa di bumi ini banyak orang yang saling membeda-bedakan satu sama lain? Apa kami yang memiliki kekurangan benar-benar tidak bisa hidup normal layaknya mereka yang memiliki kelebihan? Kenapa rasanya dunia tidak adil? Di mana letak keadilan yang katanya berpihak pada setiap orang? Mungkin inilah saatnya, di mana krisis moral menyebar ke seantero negeri. Berbagai penindasan datang menimpa orang lemah, sedangkan mereka yang memiliki kekuasaan begitu semena-mena melakukan apapun yang ingin ia lakukan. Setidaknya, sebanyak itulah pertanyaan demi pertanyaan yang sedang berkecamuk di dalam kepala Diary. Dear Diary.... Kenapa sih selalu aku yang jadi bahan pojokan?Kenapa juga cuma aku yang terabaikan. Apa salahku TUHAN ?? Aku tahu, aku ini memang gak modis apalagi stylist seperti mereka yang mempunyai nama beken di sekolah. Tapi, apa hanya karena hal itu yang pada akhirnya membuat kebanyakan orang menjauhiku? Gak adil banget. Masa cuma karena aku gak punya style yang bagus lalu aku selalu diabaikan. Bukankah sekolah itu untuk mencari ilmu dan bersaing secara sehat dalam beradu kepintaran di antara setiap siswa...? Tapi, ini kok malah yang diutamakannya masalah gaya, modis dan sebagainya yang susah banget untuk aku miliki. Jahat ... semuanya terlalu jahat sama aku. AKU BENCI SEMUA INI....                                                                                         *** DIARY CLARISTA, gadis cantik bertubuh tinggi yang memiliki kepintaran dalam pelajaran ini adalah seorang anak dari sepasang pengusaha batu bara yang terkenal luar biasa. Malangnya, Diary adalah anak tunggal yang selalu ditinggal sendiri di rumah oleh kedua orang tuanya. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaannya hingga mereka tidak bisa tinggal di rumah apalagi hanya untuk berleha-leha untuk sekadar meluangkan waktunya demi menemani Diary. Tak jarang, Diary sering kali mengeluh dan meminta agar mereka memberikan setengah waktu yang mereka miliki untuk dirinya selama setidaknya dua hari dalam satu pekan. Namun sayang, mereka justru selalu menolak dan tetap saja meninggalkan Diary seorang diri. Harta memang berlimpah, bahkan Diary tidak kekurangan sedikit pun dalam segi materi. Akan tetapi, Diary kekurangan kasih sayang dan haus akan perhatian dari kedua orangtuanya. Maka hal sejenis itulah yang membuat Diary selalu terlihat murung dan tak bersemangat untuk menjalani hari-harinya. Tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Diary bukanlah gadis yang pandai bergaul, tapi Diary adalah tipikal orang yang merasa kurang percaya diri dalam berbaur dengan sesama teman sebayanya baik di lingkungan sekolah maupun rumah. Alih-alih memiliki banyak teman, Diary justru hanya selalu ditemani oleh sebuah buku yang selalu ia gunakan sebagai tempat mencurahkan isi hatinya. Seperti sepotong curhatan yang sudah ia tulis di awal, curhatan tentang Diary yang memikirkan betapa mirisnya hidup di zaman sekarang. Di mana yang memiliki kelebihan mampu mendominasi mereka yang mempunyai sedikit bahkan banyak kekurangan. Seperti itulah salah satu curahan hati seorang Diary, keluhan demi keluhan dia tumpahkan ke dalam buku harian kesayangannya. Setiap kekesalan di hati Diary selalu ia limpah dan curahkan ke dalam buku hariannya. Entah sudah berapa ratus kata yang ia tuangkan dan kemukakan di dalam buku hariannya itu. Semua itu semata hanya untuk mengungkapkan kekesalan demi kekesalan yang Diary rasakan di setiap hari di kehidupannya. Paling tidak, hanya dengan buku hariannya itulah Diary bisa berbagi.                                                                                        *** SMA PELITA adalah tempat di mana Diary sekolah, tempat di mana Diary belajar dan tempat di mana Diary bisa bertemu dengan orang-orang yang membuat hidupnya semakin tersiksa. Selain tersiksa oleh rasa sunyi yang selalu ia dapatkan ketika di rumah, ia pun ternyata mempunyai sejumlah tekanan saat sedang berada di lingkungan sekolah. Bukan tersiksa karena fisiknya, melainkan karena batinnya yang tertekan oleh sikap dan perilaku beberapa orang temannya yang cukup membuatnya risi. Diabaikan itu memang tidak enak. Bukan cuma tidak enak, tapi menyakitkan. Sakit yang merasuk sampai ke relung yang terdalam. Sakit yang sangat sulit untuk diobati. Sakit yang tak bisa diperiksakan ke klinik ataupun dideteksi seorang dokter. Sakit ini melebihi sayatan silet yang sengaja ditorehkan pada kulit secara nyata. Itulah yang dialami Diary selama ini. Selalu terabaikan dan terbuang oleh teman-teman satu kelasnya. Beruntung, masa kelas dua SMA sudah berakhir dan sebentar lagi Diary akan menempuh hari baru di mana dia akan menduduki kelas baru dan teman-teman baru juga. Diary merasa lega karena akhirnya Diary bisa berpisah dengan teman-teman di kelas duanya yang supermembetekan. Diary berharap, semoga teman-temannya di kelas tiga bisa membuatnya lebih hidup dan berwarna. Paling tidak, ia bisa mendapatkan secercah kebahagiaan di kelas barunya nanti. Semangat baru muncul dari dalam diri Diary. Harapan akan mendapat kehidupan yang menyenangkan pun senantiasa muncul dalam benaknya. Gadis itu berharap penuh pada Sang Pencipta, semoga di kelas barunya nanti ia akan mendapatkan beberapa teman yang bisa berbaur dengan dirinya. Hari ini adalah hari pertamanya menjalani aktifitas ke sekolah lagi. Setelah dua minggu dia berlibur, sekarang adalah awal Diary menjalani bangku kelas tiganya. Diary baru saja keluar dari kamar dengan seragam baru dan tas serta sepatu baru yang ia kenakan pagi ini. Senyuman tipis terpatri di bibir pink alaminya. Satu persatu anak tangga Diary turuni, lalu tak jauh dari sana ia pun melihat para pembantunya sudah berdiri menjejer di bawah tangga bersiap untuk menyambut nonanya di pagi hari yang cerah ini. "Good morning, Non Diary...." sambut Jenny, salah satu pembantu gaul di rumah Diary. Meski sudah usia lanjut, tapi ia masih sangat enerjik dalam melakukan rutinitas kesehariannya sebagai asisten rumah tangga paling senior di rumah itu. "Selamat menjalani hari baru di sekolahnya ya, Non...." sambung Minah si pembantu lain. Dia satu profesi dengan Jenny walau usia kerjanya belum lama seperti Jenny. "Saya siap mengantar Non Diary ke sekolah pagi ini. Semangat, Non! " kata Rahman sembari memberi support. Dia adalah sopir andalan keluarga Diary yang sudah terpercaya. Itulah sambutan dari ketiga pembantu yang mengabdi pada keluarga Diary sejak dulu. Merekalah orang-orang yang setiap pagi selalu menyambut hangat Diary saat keluar dari kamar. Mereka jugalah yang selama ini tak pernah bosan untuk menemani Diary di rumah tatkala kedua orangtuanya pergi bertugas ke luar kota bahkan ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. "Mbok Jenny, Bik Minah sama Pak Rahman pada lebay, deh. Tapi, makasih ya ... karena sambutan dari kalian bisa membuat mood Diary jadi lebih baik seperti biasanya," tukas Diary tersenyum lebar. Tak dapat dipungkiri, ia selalu bersyukur atas kehadiran ketiga asisten rumah tangganya yang selalu setia menemani dan menghibur di kala dirinya mengalami kesedihan. Diary sudah menuruni semua anak tangga dan Jenny pun telah siap sedia menyediakan menu sarapan pagi di atas meja makan untuk nonanya sarapan pagi ini. Terdapat beberapa hidangan yang sudah tersaji. Mata Diary sampai berbinar kala mendapati salah satu menu favoritnya yang juga ikut tersaji di atas meja sana. "No problem, Non ... this is new day-nya Non Diary kan. So, Simbok pengen make your happy in this morning...." tukas Jenny nyengir sekilas. Tak lupa, ia pun selalu melontarkan khas bahasa inggris campurannya setiap kali berinteraksi dengan nonanya. Diary tersenyum lagi, diam-diam ia pun kembali bersyukur atas karunia yang sudah Tuhan berikan padanya hingga hari ini. Ternyata, dirinya masih diberikan rasa bahagia meski hanya dari pembantunya. Diary diiring ke meja makan oleh mereka bertiga. Minah bertugas untuk menyiapkan piring di atas meja dan menuangkan s**u hangat ke dalam gelas. Sementara Rahman sudah berlalu meninggalkan meja makan guna menunggu nonanya selesai sarapan. Diary tersenyum semringah saat mengetahui seloyal apa para pembantunya di rumah. Berkat mereka, Diary pun masih bisa merasakan limpahan kasih sayang dan segenap perhatian yang ditujukan langsung oleh ketiga orang paruh baya tersebut. Meskipun rasa sayang dan perhatian itu tidak muncul dari kedua orangtua juga teman-teman di sekolahnya, tapi Diary masih merasa beruntung dengan apa yang sudah Tuhan berikan kepadanya hingga hari ini. Selepas sarapan, Diary mengelap mulut dengan tisu. Lalu, ia menyampirkan tas bergambar karakter winnie the poohnya di bahu sebelah kanan. Diary lantas beranjak dari duduknya dan siap melangkah, "Diary berangkat sekolah dulu ya, Mbok Jen ... Bik Minah," pamit Diary layaknya pada orangtuanya sendiri. Rahman segera berlari ke arah mobil yang sudah siap dipakai. Selagi Diary berjalan menuju teras, Rahman sudah siaga berdiri di samping pintu belakang mobil dan bersiapmembukakan pintu untuk nonanya. Lagi-lagi Diary tersenyum ketika mendekat ke arah sang sopir, kemudian ia pun langsung masuk ke dalam mobil. Setelah pintu ditutup dan Diary duduk santai di jok belakang. Rahman pun berlari kecil membuka pintu mobil depan lalu masuk dan duduk di belakang kemudi. Kemudian, dilajukanlah mobil tersebut hingga keluar halaman rumah Diary.                                                                                       *** Kelas 3 IPA A adalah kelas baru untuk Diary, tentunya bersama teman-teman baru juga. Mungkin ada beberapa siswa 2 IPA A dulu yang akan satu kelas lagi bersama Diary di kelas 3, namun untungnya tidak semua. Diary memantapkan langkah menyusuri kelas barunya. Diary bukanlah siswi terkenal apalagi populer di mata siswa dan siswi lainnya. Dia hanyalah seorang murid pintar yang tertutup. Meski dirinya adalah anak orang kaya, namun dia selalu terlihat sederhana. Kini Diary sudah berdiri di depan kelas barunya. Sesaat, ia memejamkan mata dan menarik napas secara perlahan. Sejumlah do'a ia rapalkan dalam hati. Lalu diembuskannya dalam satu desahan panjang seraya melangkah masuk ke dalam kelas. Beberapa siswa sudah berada di masing-masing bangkunya. Seperti dugaan Diary, ada beberapa siswa yang pernah satu kelas dengannya di kelas dua yang juga menjadi teman satu kelasnya lagi di kelas tiga. Namun tak mengapa, Diary tidak ingin terlalu mempersoalkan hal itu karena hanya beberapa orang yang satu kelas lagi dengannya. Itupun bukan orang-orang yang berperan penting dalam mendahulukan penampilan seperti duo menyebalkan yang namanya sudah sangat populer di SMA PELITA. Diary mencari bangku yang sekiranya akan nyaman untuk ditempatinya. Lalu ketika dia melihat ke arah bangku kosong barisan kedua dari depan, Diary pun sudah memutuskan untuk duduk di sana. Tapi tiba-tiba saja, niatnya untuk duduk di bangku tersebut gagal tatkala bangku itu diserobot duluan oleh dua orang siswi yang saat Diary melihatnya spontan membelalakkan kedua matanya lebar.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Bridesmaid on Duty

read
162.1K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K
bc

Om Tampan Mencari Cinta

read
399.9K
bc

When The Bastard CEO Falls in Love

read
370.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook