Chava menganggap cinta beda usia bukanlah sebuah penghalang. Seperti terkena sihir ia mengejar-ngejar Nicho—pria yang 11 tahun lebih tua darinya. Hal itu membuat Nicho merasa ketenangan di hidupnya semakin terkisis. Pasalnya gadis itu gemar sekali membuat tensi darahnya meninggi dikarenakan kelakuan randomnya. "Berhenti mendekati saya, karena itu hanya akan membuang-buang waktu kamu," ucap Nicho. "Engga kok. Justru Chava mau mendedikasikan waktu Chava sebaik mungkin buat Om Nicho," kilah Chava. "Saya ngga suka kamu. Sedikit pun." "Oh ya? Tapi Chava yakin bisa buat Om Nicho jatuh cinta sama Chava." Nicho tertawa sinis. "Tidak akan." "Bisa!" seru Chava dengan yakin. "Mengapa kamu seyakin itu?" "Cantik gini, ya kali Om Nicho ngga mau."

Ditengah hubungan asmara Bayu dan Cherry yang selalu menjadi sorotan. Tiba-tiba terjadi kasus pembunuhan yang menggemparkan seisi sekolah. Beberapa siswi harus kehilangan nyawa dengan berbagai cara yang begitu sadis. Tanpa meninggalkan jejak kriminalnya, pembunuh misterius itu terus berkeliaran di sekolah. Padahal hanya orang-orang yang memiliki kartu akses lah yang bisa memasuki gedung tersebut. Di antara mereka, siapakah pelakunya?

Bagaimana jadinya jika kamu mengandung anak dari sahabatmu sendiri? meminta pertanggung jawaban atau membiarkannya bahagia dengan kekasihnya? Hal tersebutlah yang menimpa Caramel. Mahkotanya sebagai seorang perempuan dirampas paksa oleh sahabatnya sendiri yang sedang berada dibawah pengaruh alkohol. Nevan namanya. Akankah pernikahan dapat menjadi jalan keluar?

Kisah tentang sepasang anak laki-laki dan perempuan yang sudah terkena virus BUCIN sejak dini. "Princess embul, nanti kalo udah gede nikahnya sama aku ya," ucap anak laki-laki berusia 7 tahun bernama Natha. "Nikah itu apa?" Tanya Arina polos yang saat itu baru berusia 5 tahun. "Kata bundaku, nikah itu biar kita bisa sama-sama terus kayak bunda sama papaku." Natha tampak mengingat-ingat ucapan bundanya. "Ayu!" Balas Arina bersemangat. "Tapi kata bunda kalo mau nikah harus jadi gede dulu," Natha menjeda ucapannya, "Ya udah kita makan yuk biar cepet gede terus nikah." Natha menggandeng tangan mungil Arina, membawa gadis kecil rumahnya.